JARINGAN
KOMPUTER DASAR
IPv4 DAN
IPv6
NOVA INDAH LESTARI’E
1329040033
PTIK 01
FAKULTAS
TEKNIK
UNIVERSITAS
NEGERI MAKASSAR
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan
Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada
waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai IP address 4 dan 6.
Dalam
penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak serta merujuk pada literatur
internet, tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu, kami mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari
Tuhan Yang Maha Esa.
Kami
menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh
karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang
dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan
untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir
kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.
Makassar, 26 Maret 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR
ISI .................................................................................................. iii
DAFTAR
GAMBAR ...................................................................................... iv
DAFTAR
TABEL ........................................................................................... v
BAB I
PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan .................................................................................. 1
D. Sumber Data ........................................................................................ 2
BAB II
PEMBAHASAN................................................................................
3
A. Konsep IP Address ............................................................................. 4
B. Sejarah IP Address .............................................................................. 7
C. Alamat IP Versi 4 ................................................................................ 11
D. Alamat IP Versi 6................................................................................. 24
BAB IV
PENUTUP ........................................................................................ 45
A. Kesimpulan .......................................................................................... 45
B. Saran .................................................................................................... 45
DAFTAR
PUSTAKA .................................................................................... 46
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pengembangan Teknologi Informasi kini kian
pesat menjadikan kebutuhan akan Komputer dan perangkat teknologi lainnya yang
berkaitan dengan Teknologi Informasi semakin menjadi kebutuhan tersendiri.
Perangkat-perangkat teknologi yang berkembang saat ini tidak terlepas dari
kebutuhan akan IP address, hal ini pun didukung pula dengan data hasil survey
yang dilakukan di tengah masyarakat yang menunjukkan intensitas penggunaan
Teknologi Informasi yang tinggi dari tahun ke tahun.
Namun pemahaman akan IP address hanya sebatas
dipahami oleh masyarakat yang berkutat di bidang IT saja, bagi masyarakat awam
secara luas pemahaman akan IP address dan penjelasan-penjelasan lainnya yang
terkait sangat sedikit sekali. Oleh karena itu, pembahasan-pembahasan tentang
Teknologi Informasi dan perkembangannya sangat penting dilakukan guna untuk
mencerdaskan masyarkat secara luas.
B.
Rumusan Masalah
Dalam makalah ini, saya membuat beberapa rumusan masalah yang akan
terdeskripsikan dalam makalah ini, yakni:
1.
Apa pengertian dari IP
Address.
2.
Bagaimana konsep dari IP
Address.
3.
Bagaimana sejarah terciptanya
IP Address.
4.
Apa itu IP Address Versi 4
dan 6.
C.
Tujuan Penulisan
Berdasarkan dari rumusan masalah di atas, maka
tujuan dari penulisan makalah ini, berikut adalah:
1.
Menjelaskan pengertian dari
IP Address.
2.
Menjelaskan konsep dari IP
Address
3.
Menelusuri perjalanan hingga
terciptanya IP Address.
4.
Menjelaskan lebih lanjut
mengenai keduanya yakni IP Address versi 4 dan 6.
D.
Sumber Data
Dalam makalah ini sumber data yang kami dapat dalam menyusun adalah
:
1.
Dari referensi buku.
2.
Mencari materi di Internet.
BAB II
PEMBAHASAN
Internet Protocol (IP) address adalah alamat numerik yang
ditetapkan untuk sebuah komputer yang berpartisipasi dalam jaringan komputer
yang memanfaatkan Internet Protocol untuk komunikasi antara node-nya. Walaupun
alamat IP disimpan sebagai angka biner, mereka biasanya ditampilkan agar
memudahkan manusia menggunakan notasi, seperti 208.77.188.166 (untuk IPv4), dan
2001: db8: 0:1234:0:567:1:1 (untuk IPv6). Peran alamat IP adalah sebagai
berikut: "Sebuah nama menunjukkan apa yang kita mencari. Sebuah alamat
menunjukkan di mana ia berada. Sebuah route menunjukkan bagaimana menuju ke
sana."
Perancang awal dari TCP/IP menetapkan sebuah alamat IP sebagai
nomor 32-bit, dan sistem ini, yang kini bernama Internet Protocol Version 4
(IPv4), masih digunakan hari ini. Namun, karena pertumbuhan yang besar dari
Internet dan penipisan yang terjadi pada alamat IP, dikembangkan sistem baru
(IPv6), menggunakan 128 bit untuk alamat, dikembangkan pada tahun 1995 dan
terakhir oleh standar RFC 2460 pada tahun 1998.
Internet Protocol juga memiliki tugas routing paket data antara
jaringan, alamat IP dan menentukan lokasi dari node sumber dan node tujuan
dalam topologi dari sistem routing. Untuk tujuan ini, beberapa bit pada alamat
IP yang digunakan untuk menunjuk sebuah subnetwork. Jumlah bit ini ditunjukkan
dalam notasi CIDR, yang ditambahkan ke alamat IP, misalnya, 208.77.188.166/24.
Dengan pengembangan jaringan pribadi / private network, alamat IPv4
menjadi kekurangan, sekelompok alamat IP private dikhususkan oleh RFC 1918.
Alamat IP private ini dapat digunakan oleh siapa saja di jaringan pribadi /
private network. Mereka sering digunakan dengan Network Address Translation
(NAT) untuk menyambung ke Internet umum global.
Internet Assigned Numbers Authority (IANA) yang mengelola alokasi
alamat IP global. IANA bekerja bekerja sama dengan lima Regional Internet
Registry (RIR) mengalokasikan blok alamat IP lokal ke Internet Registries
(penyedia layanan Internet) dan lembaga lainnya.
A. Konsep IP Address
IP Address dapat ditampilkan dalam bentuk
format biner dan desimal. Karena orang akan cenderung menghabiskan waktu banyak
dan mengalami kesuliatan dengan menggunakan bentuk biner, maka IP Address
dibuat dalam bentuk format desimal.
IP Address yang ditulis
dalam bentuk format desimal dibagi menjadi empat kelompok yang disebut oktet
(pada IPv4). Masing-masing dipisahkan oleh sebuah titik. Cara menampilkan IP
Address disebut “notasi titik-desimal”.
Gambar 2.1 Susunan IP Address
Ketika ditulis dalam
format desimal, kita tidak dapat segera melihat alasan mengapa angka tiga digit
disebut dengan oktet (delapan digit), tetapi ketika masing-masing angka ini
dirubah menjadi bentuk biner, maka akan tampak jelas alasan penyebutan
tersebut.
Komputer, tidak seperti
manusia, melihat dalam bentuk biner. Untuk sebuah komputer, semuanya berupa
“hidup atau mati”, “benar atau salah”, “nol atau satu”. Hal ini merupakan cara
pandang sederhana yang merupakan fungsi dari arsitektur komputer, sesuai dengan
komputasi biner.
Komputer melihat IP
Address sebagai angka 32-bit (atau empat byte yang masing-masing delapan bit).
Setiap oktet dalam format desimal berada dalam range 0 sampai 255 dan bisa
dipresentasikan dalam delapan bit di format biner, yang dinamakan “oktet”.
Sebagai contoh, angka
dalam tabel sebelah kiri menunjukkan versi biner dari IP Address dan angka di
sebelah kanan merupakan angka desimalnya
Gambar 2.2 IP Addrees yang ditulis dalam bentuk biner dan desimal
Anda dapat segera
melihat alasan mengapa IP Address memakao format desimal.
IP Address dibagi
menjadi empat oktet yang masing-masing merupakan 9 bit. Dalam format biner, masing-masigng
bit memiliki angka biner 0 atau 1. Angka 1 dan 0 ini berhubungan dengan format
desimal sesuai dengan persamaan 2n-1, dimana n adalah posisi digit biner dari sisi
kanan oktet.
Jumlah angka desimal
dari sebuah oktet tidak boleh melebihi 255. Pada baris terakhir, Anda dapat
melihat bahwa jika semua bit dalam oktet menjadi 1, nilai total desimal tetap
tidak melebihi 255. Anda mungkin akan mengatakan bahwa ada rangkaian nilai
desimal yang mempunyai jarak yang lebar. Jarak ini dapat ditulis dengan
mengkombinasikan bit yang diset menjadi 0 atau 1 seperti sembilan contoh di
bawah ini. Sebagai contoh, untuk menghasilkan nilai desimal 197, anda
memerlukan angka biner 11000101. Tabel di bawah ini menunjukkan contoh tambahan
dari nilai biner dan equivalennya dalam desimal.
Oktet Biner
|
Nilai Bit Oktet
|
Nilai Desimal Oktet
|
00000000
|
0
|
0
|
10000000
|
128
|
128
|
11000000
|
128+64
|
192
|
11100000
|
128+64+32
|
224
|
11110000
|
128+64+32+16
|
240
|
11111000
|
128+64+32+16+8
|
248
|
11111100
|
128+64+32+16+8+4
|
252
|
11111110
|
128+64+32+16+8+4+2
|
254
|
11111111
|
128+64+32+16+8+4+2+1
|
255
|
11000101
|
128+64+0+0+0+4+0+1
|
197
|
11000110
|
128+64+0+0+0+4+2+0
|
198
|
11000111
|
128+64+0+0+0+4+2+1
|
199
|
11001000
|
128+64+0+0+8+0+0+0
|
200
|
Tabel 2.1 Oktet Biner dikonveris ke Bit dan Desimal
Setiap IP Address di
internet atau intranet harus unik. Hal ini akan terasa apabila jaringan
mempunyai 1.000 atau 1.000.000 host. Jika perusahaan Anfa mengkonfigurasi
menggunkan TCP/IP yang tidak terkoneksi ke internet, maka alokasi dan duplikasi
IP address bukan merupakan masalah yang besar. Anda dapat menentukan IP address
yang ada, tergantung pada besar jaringan pada peusahaan. Seorang dapat membuat
IP address yang unik untuk setiap subjaringan perusahaan terebut. Berbeda jika
perusahaan Anda memerlukan koneksi ke internet tentu lebih sulit untuk
memastikan agar IP address tidak digunakan oleh orang lain.
InterNIC (Internet
Network Infromation Center) bertanggung jawab untuk mengalokasikan dan
menentukan IP address kepada seseorang yang ingin mengkoneksikan jaringannya ke
internet. Karena hanya satu grup yang menentukan seluruh IP address untuk
internet di seluruh dunia, maka akan lebih mudah untuk memastikan
pendistribusian yang depat dan menghindari duplikat alamat.
InterNIC tidak menyimpan
track dari setiap IP address yang
telah didistribusikan untuk digunakan. InterNIC menggunakan kelas untuk
menentukan pengoperasian IP jaringan yang berhubungan dengan nomor ID host yang
cocok.
B. Sejarah IP Address
Pada tahun 1969, lembaga penelitina Departemen
Pertahanan Amerika Serikat, DARPA (Defence Advance Research Projrct Agency)
mendanai sebuah penelitian untuk mengembangkan jaringan komunikasi data antar
computer. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan aturan komunikasi data
antar computer yang bekerja secara transparan, melalui bermacam-macam jaringan
komunikasi data yang terhubung satu dengan yang lainnya dan tahan terhapa
berbagai macam gangguan (bencana alam, serangan nuklir,dll).
Pengembangan jaringan ini ternyata sukses dan
melahirkan ARPANET. Tahun 1982, ARPANET didemonstrasikan di depan peserta The
First International Conference on Computer Communication dengan menghubungkan
40 node. Pada tahun 1979 berdirilah USENET yang pada awalnya menghubungkan
Universitas Duke dan UNC. Grup yang pertama kali dibentuk dalam USENET adalah
Grup Net.
Ukuran ARPANET sendiri semakin lama semakin
membesar. Protocol komunikasi data yang digunakan pada waktu itu, yaitu NCP
(Network Communication Protocol), tidak sanggup menampung node computer yang
besar ini, DARPA kemudian mendanai pembuatan protocol komunikasi yang lebih
umum. Protocol ini dinamakan TCP/IP , DARPA menyatakan TCP/IP menjadi standar
untuk jaringannya pada 1982. Protocol ini kemudian diadopsi menjadi standar
ARPANET pada tahun 1983. Perusahaan Bolt Neranek Newman (BBN) membuat protocol
TCP/IPberjalan di atas computer dengan system operasi UNIX.
Pada tahun 1984, jumlah host di internet
melebihi 1000 buah. Pada tahun itu pula diperkenalkan Domain Name System (DNS)
yang mengganti fungsi table host. Tahun 1986, lembaga ilmu pengetahuan nasional
Amerika Serikat U.S. National Science Foundation (NSF) mendanai pembuatan
jaringan TCP/IP yang dinamai NSFNET. Jaringan ini digunakan untuk menghubungkan
lima pusat computer super dan memungkinkan terhubungnya universitas-universitas
di Amerika Serikat dengan kecepatan jaringan tulang punggung sebesar 56 kbps.
Jaringan inilah yang kemudian menjadi embrio berkembangnya internet.
Pada tahun 1987 berdiri UUNET yang saat ini
merupakan salah satu provider utama internet. Tercatat pula pada tahun tersebut
jumlah host melewati angka 10.000. setahun kemudian jaringan tulang punggung
NSFNET ditingkatkan menjadi T1(1,544 Mbps). Perkembangan internet menjadi
semakin luas dan sampai menjangkau Australia dan Selandia Baru pada tahun 1989.
Dua tahun kemudian aplikasi di internet bertambah dengan diciptakannya Wide
Area Information Servers (WAIS), gopher, dan World Wide Web (WWW). Pada tahun
tersebut kecepatan jaringan tulang punggung NSFNET ditingkatkan menjadi T3 (45
Mbps).
1.
IMP (Interface Message
Processor) Tahun 1969 – 1989
IMP tersebut merupakan Interface Message Processor (IMP) pertama,
sebuah ruggerized Honeywell DDP-516 Komputer mini. Interface Message Processor
“original” dari router. Router adalah sejenis gerbang yang diletakan sebelum
data memasuki komputer. Tugas alat ini adalah mengubah bahasa komputer (apapun
bahasa itu) ke dalam format IMP. Setelah itu, data dikirimkan ke router
komputer lain.
Gambar 2.3 Interface Message Protocol
Dua mesin IMP mulai terhubung pada 29 Oktober 1969. Salah satunya
di laboratorium Dr. Kleinrock yang mendirikan teori matematika paket jaringan,
yang membuat internet mungkin di University of California – Los Angeles. Yang
lain di laboratorium Douglas Engelbart di Stanford Research Institute. Engelbart,
yang kemudian menjadi terkenal sebagai pencipta mouse,dan sedang bekerja pada
kolaborasi online dan antarmuka manusia untuk DARPA (Defense of Advanced
Research Project Agency) selama waktu itu.
Pada tahun 1969 empat buah IMP (Interface Message Processor)
dikirimkan ke empat perguruan tinggi yaitu, UCLA, SRI (Standart Research
Institute), UCSB (University of California Santa Barbara) dan University of
Utah. Jaringan ini kemudian disebut ARPANET (Advanced Research Projects Agency
Networking)yang kemudian berkembang menjadi cikal bakal internet.
Pada awalnya Internet merupakan koneksi dari DARPA (Defense of
Advanced Research Project Agency) Pentagon, pada tahun 1969 ,yang dimulai dari
proyek ARPANET, dan telah berhasil menghubungkan 4 buah jaringan IMP (Interface
Message Processor).
Di tahun berikutnya jumlah node bertambah menjadi 15 dan hingga
pada tahun 1972bertambah lagi menjadi 37 node. Gagasan IMP dicetuskan oleh seseorang yang bernama Wes Clark kemudian diusulkan kepada
Larry Roberts yang dari ARPANET. IMP ini dibuat oleh BBN(Bolt Beranek Newman)
yang anggotanya terdiri dari:
a.
Team Leader: Frank Heart
b.
Software: Willy Crowther,
Dave Walden, Bernie Cosell
c.
Hardware:Severo Ornstein, Ben
Barker
d.
Theory and collaboration with
the above on the overall system design: Bob Kahn
e.
Other: Hawley Rising
f.
Added to IMP team later:
Marty Thrope (hardware), Jim Geisman, Truett Thach (installation), Bill Bertell
(Honeywell)
2.
IPv1, IPv2 dan IPv3 Tahun
1977-1979
Dalam RFC 791 IP didefinisikan versi pertama yang digunakan sebagai
Internet Protocol. RFC adalah sebuah memorandum yang diterbitkan oleh Internet
Engineering Task Force (IETF) menjelaskan tentang metode, perilaku, penelitian,
atau inovasi berlaku untuk kerja dari Internet dan system yang terhubung di
Internet. Dan ternyata bukan versi 1 tapi versi 4!!, ini tentu saja mengartikan
bahwa pada dasarnya protocol ini ada versi sebelumnya. Terlepas dari
benar-benar ada atau tidaknya, IP dibuat saat fungsi-fungsinya terbagi dari TCP
versi sebelumnya yang dikombinasikan antara fungsi TCP dan Fungsi IP. TCP
berkembang melalui tiga versi sebelumnya dan terbagi dari TCP dan IP untuk
versi keempat. Versi nomor 4 itu diaplikasikan untuk TCP maupun IP untuk
konsistensinya. Meskipun dari namanya mengisyaratkan versi sebelumnya, namun IP
versi 4 adalah yang pertama digunakan secara meluas pada TCP/IP yang modern.
3.
IPv4 Tahun 1981 – Sekarang
Sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan dalam protocol
jaringan TCP/IP untuk komunikasi antar node-nya, format alamat dalam Internet
dinyatakan dalam nomor 32-bit (RFC1166) dan dibagi atas 4 kelompok dan setiap
kelompoknya terdiri dari 8-bit atau octet, yang sekarang dinamakan Internet
Protocol versi 4 yang masih digunakan sampai hari ini.
4.
IPv5
Apa yang terjadi dengan IPv5? Jawabannya adalah tidak ada. sengaja
dilewati untuk menghindari kebingungan. Masalah dengan versi 5 berhubungan
dengan protokol TCP / IP eksperimental yang disebut Internet Protocol
Streaming, yang awalnya didefinisikan dalam RFC 1190, Protokol ini bukanlah
versi kelanjutan dari IPv4 melainkan dibuat sebagai pelengkap IP untuk membawa
traffic percakapan suara dan konferensi dengan garansi delay dan bandwidth.
Saya tidak mendapatkan informasi yang pasti untuk tahun awal dikembangkan,
namun kalau mengacu dari RFC1190 itu adalah tahun 1990.
5.
IPv6 Tahun 1995 – Sekarang
dan di masa mendatang
Seiring dengan pertumbuhan Internet yang sangat pesat diseluruh dunia
yang menyebabkan IPv4 dengan format 32-bit tidak bisa lagi menampung kebutuhan
pengalamatan internet setelah jangka 20 tahun kedepan. Dari hasil riset dan perhitungan pakar IETF menyebutkan dengan
hanya 32-bit format address hanya bisa menampung kurang lebih 4 milliar host di
dunia ini. Pada tahun 1992 IETF selaku komunitas terbuka Internet membuka
diskusi untuk mengatasi masalah ini dengan mencari format IP generasi
selanjutnya setelah IPv4, setelah
pembahasan yang panjang, baru pada tahun 1995 ditetapkan melalui RFC2460
IPv6 sebagai IP generasi berikutnya (Next generation yang biasa disebut IPng)
yang dapat menampung sekitar 340 milliar trilliun bahkan lebih host address,
bisa diibaratkan bila semua manusia di dunia ini membutuhkan IP maka IPv6 itu
juga belum akan habis (lebay sedikit J).
Pengembangan IPv6 ini sudah dilakukan banyak pihak diseluruh dunia
seperti Internet Service Provider, Internet Exchange Point, militer, dan
Universitas. Di Indonesia sendiri sudah dialokasikan 17 prefix IPv6 untuk
berbagai organisasi, mobile operator, IXP, dan ISP. Berdasarkan statistic dari
badan pengembangan dan penyedia tunnel broker SixXS (www.sixxs.net) hingga saat
ini yang aktif hanya 7 prefix dari 7 ISP (indo.net, Indosatnet serta CBN,
pesatNET, dll).
C. Alamat IP Versi 4
Alamat IP versi 4 (sering disebut dengan Alamat
IPv4) adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam
protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol IP versi 4. Panjang totalnya
adalah 32-bit, dan secara teoritis dapat mengalamati hingga 4 miliar host
komputer atau lebih tepatnya 4.294.967.296 host di seluruh dunia, jumlah host
tersebut didapatkan dari 256 (didapatkan dari 8 bit) dipangkat 4(karena
terdapat 4 oktet) sehingga nilai maksimal dari alamt IP versi 4 tersebut adalah
255.255.255.255 dimana nilai dihitung dari nol sehingga nilai nilai host yang
dapat ditampung adalah 256x256x256x256=4.294.967.296 host.
Dalam pengalamatan IP juga dikenal dengan
alamat unicast, broadcast, dan multicast. Alamat-alamat tersebut dibedakan
berdasarkan kemampuan atau fungsinya dalam mentransmisikan data.
1.
Representasi Alamat
Alamat IP versi 4 umumnya diekspresikan dalam notasi desimal
bertitik (dotted-decimal notation), yang dibagi ke dalam empat buah oktet
berukuran 8-bit. Dalam beberapa buku referensi, format bentuknya adalah
w.x.y.z. Karena setiap oktet berukuran 8-bit, maka nilainya berkisar antara 0
hingga 255 (meskipun begitu, terdapat beberapa pengecualian nilai).
Alamat IP yang dimiliki oleh sebuah host dapat dibagi dengan
menggunakan subnet mask jaringan ke dalam dua buah bagian, yakni:
a.
Network Identifier/NetID atau
Network Address (alamat jaringan) yang digunakan khusus untuk
mengidentifikasikan alamat jaringan di mana host berada. Template:BrSemua
sistem di dalam sebuah jaringan fisik yang sama harus memiliki alamat network
identifier yang sama. Network identifier juga harus bersifat unik dalam sebuah
internetwork. Alamat network identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255.
b.
Host Identifier/HostID atau
Host address (alamat host) yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan
alamat host di dalam jaringan. Nilai host identifier tidak boleh bernilai 0
atau 255 dan harus bersifat unik di dalam network identifier di mana ia berada.
2.
Jenis Alamat IPv4
Alamat IPv4 terbagi menjadi beberapa jenis, yakni sebagai berikut:
a.
Alamat Unicast
Alamat unicast merupakan alamat IP yang
digunakan oleh host-host yang terhubung dalam suatu jaringan. Karakteristik
alamat ini adalah untuk berkomunikasi satu titik dengan satu titik
(one-to-one), setiap komunikasi atau transmisi data yang menuju ke suatu titik
atau alamat unicast yang lainnya akan memakai satu jalur data, sehingga jika
berkomunikasi dengan beberapa titik sekaligus akan menambah jalur data yang
dipakai.
Alamat IP publik dan IP privat merupakan alamat
unicast. Dan jika dihubungkan dengan kelas IP, maka alamat unicast meliputi
alamat IP kelas A, B, dan C.
Dalam RFC 791 alamat Unicast IP versi 4 dibagi
ke dalam beberapa kelas, dilihat dari oktet pertamanya, seperti terlihat pada
tabel. Sebenarnya yang menjadi pembeda kelas IP versi 4 adalah pola biner yang
terdapat dalam oktet pertama (utamanya adalah bit-bit awal/high-order bit),
tapi untuk lebih mudah mengingatnya, akan lebih cepat diingat dengan
menggunakan representasi desimal.
Kelas Alamat IP
|
Oktet pertama dalam Desimal
|
Oktet pertama dalam Biner
|
Digunakan oleh
|
Kelas A
|
1–126
|
0xxx xxxx
|
Alamat unicast untuk jaringan skala
besar
|
Kelas B
|
128–191
|
1xxx xxxx
|
Alamat unicast untuk jaringan skala
menengah hingga skala besar
|
Kelas C
|
192–223
|
110x xxxx
|
Alamat unicast untuk jaringan skala
kecil
|
Kelas D
|
224–239
|
1110 xxxx
|
Alamat multicast (bukan alamat
unicast)
|
Kelas E
|
240–255
|
1111 xxxx
|
Direservasikan;umumnya digunakan
sebagai alamat percobaan (eksperimen); (bukan alamat unicast)
|
Tabel 2.2 Pembagian Kelas IP Address
versi 4
Catatan: Penggunaan kelas alamat IP sekarang
tidak relevan lagi, mengingat sekarang alamat IP sudah tidak menggunakan kelas
alamat lagi. Pengemban otoritas Internet telah melihat dengan jelas bahwa
alamat yang dibagi ke dalam kelas-kelas seperti di atas sudah tidak mencukupi
kebutuhan yang ada saat ini, di saat penggunaan Internet yang semakin meluas.
Alamat IPv6 yang baru sekarang tidak menggunakan kelas-kelas seperti alamat
IPv4. Alamat yang dibuat tanpa mempedulikan kelas disebut juga dengan classless
address.
1)
Kelas A
Alamat-alamat unicast kelas A diberikan untuk
jaringan skala besar. Nomor urut bit tertinggi di dalam alamat IP kelas A
selalu diset dengan nilai 0 (nol). Tujuh bit berikutnya—untuk melengkapi oktet
pertama—akan membuat sebuah network identifier. 24 bit sisanya (atau tiga oktet
terakhir) merepresentasikan host identifier. Ini mengizinkan kelas A memiliki
hingga 126 jaringan, dan 16,777,214 host tiap jaringannya. Alamat dengan oktet
awal 127 tidak diizinkan, karena digunakan untuk mekanisme Interprocess
Communication (IPC) di dalam mesin yang bersangkutan.
2)
Kelas B
Alamat-alamat unicast kelas B dikhususkan untuk
jaringan skala menengah hingga skala besar. Dua bit pertama di dalam oktet
pertama alamat IP kelas B selalu diset ke bilangan biner 10. 14 bit berikutnya
(untuk melengkapi dua oktet pertama), akan membuat sebuah network identifier.
16 bit sisanya (dua oktet terakhir) merepresentasikan host identifier. Kelas B
dapat memiliki 16,384 network, dan 65,534 host untuk setiap network-nya.
3)
Kelas C
Alamat IP unicast kelas C digunakan untuk
jaringan berskala kecil. Tiga bit pertama di dalam oktet pertama alamat kelas C
selalu diset ke nilai biner 110. 21 bit selanjutnya (untuk melengkapi tiga
oktet pertama) akan membentuk sebuah network identifier. 8 bit sisanya (sebagai
oktet terakhir) akan merepresentasikan host identifier. Ini memungkinkan
pembuatan total 2,097,152 buah network, dan 254 host untuk setiap network-nya.
4)
Kelas D
Alamat IP kelas D disediakan hanya untuk
alamat-alamat IP multicast, sehingga berbeda dengan tiga kelas di atas. Empat
bit pertama di dalam IP kelas D selalu diset ke bilangan biner 1110. 28 bit
sisanya digunakan sebagai alamat yang dapat digunakan untuk mengenali host.
5)
Kelas E
Alamat IP kelas E disediakan sebagai alamat
yang bersifat “eksperimental” atau percobaan dan dicadangkan untuk digunakan
pada masa depan. Empat bit pertama selalu diset kepada bilangan biner 1111. 28
bit sisanya digunakan sebagai alamat yang dapat digunakan untuk mengenali host.
b.
Alamat Broadcast
Alamat broadcast merupakan alamat IP yang
digunakan untuk mengirim atau bisa disebut meneruskan paket data (karena hanya
dapat menjadi tujuan, bukan sumber paket data) ke semua host dalam jaringan
yang satu NetID dengan alamat broadcast tersebut (one-to-everyone).
Karakteristik alamat broadcast yaitu
direpresentasikan dengan memberikan nilai satu (biner) atau 255 (dalam dotted
decimal notation) pada semua bit bagian HostID. Dan hanya ada pada IPv4, karena
pada IPv6 peran alamat broadcast digantikan oleh alamat multicast.
Alamat broadcast IP versi 4 digunakan untuk menyampaikan
paket-paket data "satu-untuk-semua". Jika sebuah host pengirim yang
hendak mengirimkan paket data dengan tujuan alamat broadcast, maka semua node
yang terdapat di dalam segmen jaringan tersebut akan menerima paket tersebut
dan memprosesnya. Berbeda dengan alamat IP unicast atau alamat IP multicast,
alamat IP broadcast hanya dapat digunakan sebagai alamat tujuan saja, sehingga
tidak dapat digunakan sebagai alamat sumber.
Ada empat buah jenis alamat IP broadcast, yakni
network broadcast, subnet broadcast, all-subnets-directed broadcast, dan
Limited Broadcast. Untuk setiap jenis alamat broadcast tersebut, paket IP
broadcast akan dialamatkan kepada lapisan antarmuka jaringan dengan menggunakan
alamat broadcast yang dimiliki oleh teknologi antarmuka jaringan yang
digunakan. Sebagai contoh, untuk jaringan Ethernet danToken Ring, semua paket
broadcast IP akan dikirimkan ke alamat broadcast Ethernet dan Token Ring, yakni
0xFF-FF-FF-FF-FF-FF.
1)
Network Broadcast
Alamat network broadcast IPv4 adalah alamat yang
dibentuk dengan cara mengeset semua bit host menjadi 1 dalam sebuah alamat yang
menggunakan kelas (classful). Contohnya adalah, dalam NetID 131.107.0.0/16,
alamat broadcast-nya adalah 131.107.255.255. Alamat network broadcast digunakan
untuk mengirimkan sebuah paket untuk semua host yang terdapat di dalam sebuah
jaringan yang berbasis kelas. Router tidak dapat meneruskan paket-paket yang
ditujukan dengan alamat network broadcast.
2)
Subnet broadcast
Alamat subnet broadcast adalah alamat yang
dibentuk dengan cara mengeset semua bit host menjadi 1 dalam sebuah alamat yang
tidak menggunakan kelas (classless). Sebagai contoh, dalam NetID
131.107.26.0/24, alamat broadcast-nya adalah 131.107.26.255. Alamat subnet
broadcast digunakan untuk mengirimkan paket ke semua host dalam sebuah jaringan
yang telah dibagi dengan cara subnetting, atausupernetting. Router tidak dapat
meneruskan paket-paket yang ditujukan dengan alamat subnet broadcast.
Alamat subnet broadcast tidak terdapat di dalam
sebuah jaringan yang menggunakan kelas alamat IP, sementara itu, alamat network
broadcast tidak terdapat di dalam sebuah jaringan yang tidak menggunakan kelas
alamat IP.
3)
All-subnets-directed
broadcast
Alamat IP ini adalah alamat broadcast yang
dibentuk dengan mengeset semua bit-bit network identifier yang asli yang
berbasis kelas menjadi 1 untuk sebuah jaringan dengan alamat tak berkelas
(classless). Sebuah paket jaringan yang dialamatkan ke alamat ini akan
disampaikan ke semua host dalam semua subnet yang dibentuk dari network identifer
yang berbasis kelas yang asli. Contoh untuk alamat ini adalah untuk sebuah
network identifier 131.107.26.0/24, alamat all-subnets-directed broadcast
untuknya adalah 131.107.255.255. Dengan kata lain, alamat ini adalah alamat
jaringan broadcast dari network identifier alamat berbasis kelas yang asli.
Dalam contoh di atas, alamat 131.107.26.0/24 yang merupakan alamat kelas B,
yang secara default memiliki network identifer 16, maka alamatnya adalah
131.107.255.255.
Semua host dari sebuah jaringan dengan alamat
tidak berkelas akan menengarkan dan memproses paket-paket yang dialamatkan ke
alamat ini. RFC 922 mengharuskan router IP untuk meneruskan paket yang
di-broadcast ke alamat ini ke semua subnet dalam jaringan berkelas yang asli.
Meskipun demikian, hal ini belum banyak diimplementasikan.
Dengan banyaknya alamat network identifier yang
tidak berkelas, maka alamat ini pun tidak relevan lagi dengan perkembangan
jaringan. Menurut RFC 1812, penggunaan alamat jenis ini telah ditinggalkan.
4)
Limited broadcast
Alamat ini adalah alamat yang dibentuk dengan
mengeset semua 32 bit alamat IP versi 4 menjadi 1
(11111111111111111111111111111111 atau 255.255.255.255). Alamat ini digunakan
ketika sebuah node IP harus melakukan penyampaian data secara one-to-everyone
di dalam sebuah jaringan lokal tetapi ia belum mengetahui network
identifier-nya. Contoh penggunaanya adalah ketika proses konfigurasi alamat
secara otomatis dengan menggunakan Boot Protocol (BOOTP) atau Dynamic Host
Configuration Protocol (DHCP). Sebagai contoh, dengan DHCP, sebuah klien DHCP
harus menggunakan alamat ini untuk semua lalu lintas yang dikirimkan hingga
server DHCP memberikan sewaan alamat IP kepadanya.
Semua host, yang berbasis kelas atau tanpa
kelas akan mendengarkan dan memproses paket jaringan yang dialamatkan ke alamat
ini. Meskipun kelihatannya dengan menggunakan alamat ini, paket jaringan akan
dikirimkan ke semua node di dalam semua jaringan, ternyata hal ini hanya
terjadi di dalam jaringan lokal saja, dan tidak akan pernah diteruskan oleh router
IP, mengingat paket data dibatasi saja hanya dalam segmen jaringan lokal saja.
Karenanya, alamat ini disebut sebagai limited broadcast.
c.
Alamat Multicast
Alamat IP Multicast (multicast IP address)
adalah alamat yang digunakan untuk menyampaikan satu paket kepada banyak
penerima. Dalam sebuah intranet yang memiliki alamat multicast IPv4, sebuah
paket yang ditujukan ke sebuah alamat multicast akan diteruskan oleh router ke
subjaringan di mana terdapat host-host yang sedang berada dalam kondisi "listening"
terhadap lalu lintas jaringan yang dikirimkan ke alamat multicast tersebut.
Dengan cara ini, alamat multicast pun menjadi cara yang efisien untuk
mengirimkan paket data dari satu sumber ke beberapa tujuan untuk beberapa jenis
komunikasi. Alamat multicast didefinisikan dalam RFC 1112.
Karakteristik alamat multicast yaitu mampu atau
berfungsi untuk mengirim paket data ke banyak penerima dengan satu transmisi
dan hanya menggunakan satu jalur data, sehingga dapat menghemat penggunaan
bandwidht. Pada IPv4, alamat multicast dialokasikan pada alamat IP kelas D
yakni 224.0.0.0/4 dan untuk blok IP 224.0.0.0/24 sudah dicadangkan atau dipesan
untuk penggunaan dalam jaringan lokal. Kemudian pada IPv6 alamat multicast
menggunakan blok alamat dengan prefiks ff00 : :/8.
Alamat multicast biasa digunakan untuk
streaming kontent multimedia seperti siaran TV, dan juga telah dikembangkan
agar bisa many-to-many, yang implementasinya yaitu pada video conference antar
pengguna dari berbagai tempat.
Alamat-alamat multicast IPv4 didefinisikan
dalam ruang alamat kelas D, yakni 224.0.0.0/4, yang berkisar dari 224.0.0.0
hingga 239.255.255.255. Prefiks alamat 224.0.0.0/24 (dari alamat 224.0.0.0
hingga 224.0.0.255) tidak dapat digunakan karena dicadangkan untuk digunakan
oleh lalu lintas multicast dalam subnet lokal.
d.
Alamat Lainnya
Jika ada sebuah intranet tidak yang terkoneksi
ke internet, semua alamat IP dapat digunakan. Jika koneksi dilakukan secara
langsung (dengan menggunakan teknik routing) atau secara tidak langsung (dengan
menggunakan proxy server), maka ada dua jenis alamat yang dapat digunakan di
dalam internet, yaitu public address (alamat publik) dan private address
(alamat pribadi).
1)
Alamat Publik
Alamat publik adalah alamat-alamat yang telah
ditetapkan oleh InterNIC dan berisi beberapa buah network identifier yang telah
dijamin unik (artinya, tidak ada dua host yang menggunakan alamat yang sama)
jika intranet tersebut telah terhubung ke Internet.
Ketika beberapa alamat publik telah ditetapkan,
maka beberapa rute dapat diprogram ke dalam sebuah router sehingga lalu lintas
data yang menuju alamat publik tersebut dapat mencapai lokasinya. Di internet,
lalu lintas ke sebuah alamat publik tujuan dapat dicapai, selama masih
terkoneksi dengan internet.
2)
Alamat Ilegal
Intranet-intranet pribadi yang tidak memiliki
kemauan untuk mengoneksikan intranetnya ke internet dapat memilih alamat apapun
yang mereka mau, meskipun menggunakan alamat publik yang telah ditetapkan oleh
InterNIC. Jika sebuah organisasi selanjutnya memutuskan untuk menghubungkan
intranetnya ke internet, skema alamat yang digunakannya mungkin dapat
mengandung alamat-alamat yang mungkin telah ditetapkan oleh InterNIC atau
organisasi lainnya. Alamat-alamat tersebut dapat menjadi konflik antara satu
dan lainnya, sehingga disebut juga dengan illegal address, yang tidak dapat
dihubungi oleh host lainnya.
3)
Alamat Privat
Setiap node IP membutuhkan sebuah alamat IP
yang secara global unik terhadap internetwork IP. Pada kasus internet, setiap
node di dalam sebuah jaringan yang terhubung ke internet akan membutuhkan
sebuah alamat yang unik secara global terhadap internet. Karena perkembangan
internet yang sangat amat pesat, organisasi-organisasi yang menghubungkan
intranet miliknya ke internet membutuhkan sebuah alamat publik untuk setiap
node di dalam intranet miliknya tersebut. Tentu saja, hal ini akan membutuhkan
sebuah alamat publik yang unik secara global.
Ketika menganalisis kebutuhan pengalamatan yang
dibutuhkan oleh sebuah organisasi, para desainer internet memiliki pemikiran
yaitu bagi kebanyakan organisasi, kebanyakan host di dalam intranet organisasi
tersebut tidak harus terhubung secara langsung ke internet. Host-host yang
membutuhkan sekumpulan layanan internet, seperti halnya akses terhadap web atau
e-mail, biasanya mengakses layanan internet tersebut melalui gateway yang
berjalan di atas lapisan aplikasi seperti proxy server atau e-mail server.
Hasilnya, kebanyakan organisasi hanya membutuhkan alamat publik dalam jumlah
sedikit saja yang nantinya digunakan oleh node-node tersebut (hanya untuk
proxy, router, firewall, atau translator) yang terhubung secara langsung ke
internet.
Untuk host-host di dalam sebuah organisasi yang
tidak membutuhkan akses langsung ke internet, alamat-alamat IP yang bukan
duplikat dari alamat publik yang telah ditetapkan mutlak dibutuhkan. Untuk
mengatasi masalah pengalamatan ini, para desainer internet mereservasikan
sebagian ruangan alamat IP dan menyebut bagian tersebut sebagai ruangan alamat
pribadi. Sebuah alamat IP yang berada di dalam ruangan alamat pribadi tidak
akan digunakan sebagai sebuah alamat publik. Alamat IP yang berada di dalam
ruangan alamat pribadi dikenal juga dengan alamat pribadi. Karena di antara
ruangan alamat publik dan ruangan alamat pribadi tidak saling melakukan overlapping,
maka alamat pribadi tidak akan menduplikasi alamat publik, dan tidak pula
sebaliknya.
Ruangan alamat pribadi yang ditentukan di dalam
RFC 1918 didefinisikan di dalam tiga blok alamat berikut:
a)
10.0.0.0/8
Jaringan pribadi (private network) 10.0.0.0/8
merupakan sebuah network identifier kelas A yang mengizinkan alamat IP yang
valid dari 10.0.0.1hingga 10.255.255.254. Private network 10.0.0.0/8 memiliki
24 bit host yang dapat digunakan untuk skema subnetting di dalam sebuah
organisasi privat.
b)
172.16.0.0/12
Jaringan pribadi 172.16.0.0/12 dapat
diinterpretasikan sebagai sebuah block dari 16 network identifier kelas B atau
sebagai sebuah ruangan alamat yang memiliki 20 bit yang dapat ditetapkan
sebagai host identifier, yang dapat digunakan dengan menggunakan skema
subnetting di dalam sebuah organisasi privat. Alamat jaringan privat
17.16.0.0/12 mengizinkan alamat-alamat IP yang valid dari 172.16.0.1
hingga172.31.255.254.
c)
192.168.0.0/16
Jaringan pribadi 192.168.0.0/16 dapat
diinterpretasikan sebagai sebuah block dari 256 network identifier kelas C atau
sebagai sebuah ruangan alamat yang memiliki 16 bit yang dapat ditetapkan
sebagai host identifier yang dapat digunakan dengan menggunakan skema
subnettingapapun di dalam sebuah organisasi privat. Alamat private network
192.168.0.0/16 dapat mendukung alamat-alamat IP yang valid dari192.168.0.1
hingga 192.168.255.254.
d)
169.254.0.0/16
Alamat jaringan ini dapat digunakan sebagai
alamat privat karena memang IANA mengalokasikan untuk tidak menggunakannya.
Alamat IP yang mungkin dalam ruang alamat ini adalah 169.254.0.1 hingga
169.254.255.254, dengan alamat subnet mask 255.255.0.0. Alamat ini digunakan
sebagai alamat IP privat otomatis (dalam Windows, disebut dengan Automatic
Private Internet Protocol Addressing (APIPA)).
Hasil dari penggunaan alamat-alamat privat ini
oleh banyak organisasi adalah menghindari kehabisan dari alamat publik,
mengingat pertumbuhan internet yang sangat pesat.
Karena alamat-alamat IP di dalam ruangan alamat
pribadi tidak akan ditetapkan oleh Internet Network Information Center
(InterNIC) (atau badan lainnya yang memiliki otoritas) sebagai alamat publik,
maka tidak akan pernah ada rute yang menuju ke alamat-alamat pribadi tersebut
di dalam router internet. Kompensasinya, alamat pribadi tidak dapat dijangkau
dari internet. Oleh karena itu, semua lalu lintas dari sebuah host yang
menggunakan sebuah alamat pribadi harus mengirim request tersebut ke sebuah
gateway (seperti halnya proxy server), yang memiliki sebuah alamat publik yang
valid, atau memiliki alamat pribadi yang telah ditranslasikan ke dalam sebuah
alamat IP publik yang valid dengan menggunakan Network Address Translator (NAT)
sebelum dikirimkan ke internet.
D. Alamat IP Versi 6
Internet Versi Protokol 6 disingkat ke IPV6.
Versi yang sebelumnya Internet Protokol adalah versi 4 (dikenal sebagai IPV4). IPV6
adalah suatu versi IP baru yang
mana dirancang untuk;menjadi suatu
langkah evolusiner dari IPV4. Ini merupakan suatu kenaikan alami ke IPV4. Ini
dapat diinstall sebagai perangkat lunak yang dapat diupgrade normal di
peralatan internet dan interoperable dengan IPV4 yang sekarang . Strategi
Penyebaran nya dirancang untuk tidak mempunyai flagdays atau ketergantungan
lainnya. IPV6 dirancang untuk menjalankan dengan baik pada jaringan capaian tinggi (e.g. Gigabit
Ethernet, OC-12, ATM, dll.) dan pada waktu yang sama tetap efisien untuk jaringan bandwitch rendah (e.g.
tanpa kawat). Sebagai tambahan, itu menyediakan suatu platform untuk internet
kemampuan baru yang akan diperlukan di
masa dekat mendatang.
IPV6 meliputi suatu mekanisme transisi yang mana
dirancang untuk mengijinkan para pemakai untuk mengadopsi dan menyebar
IPV6 di dalam menghamburkan pertunjukan
yang tinggi dan untuk menyediakan interoperabilas langsung antara IPV4 dan IPV6
hosts. Transisi suatu versi baru
Internet Protokol harus incremental, dengan sedikit atau tidak ada kritis
interdependencies, jika itu adalah untuk berhasil. IPV6 transisi mengijinkan
para pemakai [itu] untuk mengupgrade hosts mereka ke IPV6, dan operator jaringan
untuk menyebar IPV6 di penerus, dengan
sangat kecil koordinasi antara keduanya.
1.
IP Generasi Selanjutnya
Motivasi yang membawa ke arah pengadopsian sebuah versi baru IP
adalah adanya keterbatasan yang ada pada bidang alamat 32-bit pada IPv4. Dengan
bidang alamat 32-bit sangatlah tidak mungkin secara prinsip menerapkan 223
alamat yang berlaina, dengan kemungkinan lebih dari 4 miliar alamat, orang
mungkin akan berpikir bahwa jumlah alamat ini lebih dari cukup untuk memenuhi
kebutuhan pengalamatan pada internet. Namun, pada akhir 1980-an, dipercaya
bahwa kemungkinan akan muncul masalah berkaitan dengan hal ini dan ternyata
telah terjadi pada awal tahun 1990-an. Beberapa alasan mengenai ketidakcukupan
alamat 32-bit adalah sebagai berikut.
a.
Struktur dua level alamat IP
(nomor jaringan, nomor host) sudah tepat, namun memboroskan ruang alamat.
Sekali suatu nomor jaringan ditetapkan untuk jaringan, semua nomor alamat-host
nomor jaringan tersebut. Ruang alamat untuk jaringan tersebut jarang bisa
digunakan, namun sejauh ruang alamat IP efektif diperhatikan, bila suatu nomor
jaringan digunakan maka semua alamat di dalam jaringan juga digunakan.
b.
Model pengalamatan IP
biasanya memerlukan nomor jaringan khusus yang ditetapkan untuk setiap jaringan
IP, meskipun sebenarnya dikoneksikan ke internet atau pun tidak.
c.
Jaringan berkembang dengan
cepat. Sebagian besar organisasi mengandalkan LAN multiple, dan bukan hanya
sistem LAN tunggal saja. Jaringan nirkabel juga dengan cepat memainkan peranan
yang sangat penting. Sedangkan internet itu sendiri sudah berkembang sejak
bertahun-tahun.
d.
Perkembangan penggunaan
TCP/IP menjadi bidang-bidang baru menyebabkan semakin meningkatnya permintaan
akan alamat-alamat IP khusus (misalnya, dengan menggunakan TCP/IP untuk
menginterkoneksikan terminal minat beli barang elektronik serta untuk receiver
televisi kabel).
e.
Biasanya, sebuah alamat IP
tunggal ditetapkan untuk setiap host. Aransemen yang lebih fleksibel
dimaksudkan untuk memungkinkan pengunaan alamat-alamat IP multiple per host.
Hal ini tentunya meningkatkan permintaan akan alamat-alamat IP.
Begitu kebutuhan akan ruang alamat meningkat barulah dirasakan
kebutuhan akan IP versi baru. Selain itu, IP merupakan protokol yang sudah
sangat tua, dan persyaratan persayaratan baru dalam hal konfigurasi alamat,
fleksibilitas penjaluran dan dukungan lalu lintas juga sudah ditetapkan.
Sebagai repons untuk menjawab kebutuhan ini, Intenet Engineering
Task Force (IETF) menerbitkan sebuah proposal pengajuan IP generasi berikut
(IPng = IP Next generation) pada bulan Juli 1992. Sejumlah proposal telah
diterima dan menjelang tahun 1994 rancangan akhir untuk IPng telah diterbitkan.
Peristiwa terpenting yang dicapat dengan publikasi RFC 1752, “The
Recommendation for the IP Next Generation Protocol,” diterbitkan pada bulan
Januari 1995. RFC 1752 menggarisbawahi persyaratan-persyaratan untuk IPng,
menentukan format-format PDU, dan menyoroti dokumen Internet telah menetapkan
detail-detail protokol, yang secara resmi disebut IPv6, yang mencakup seluruh
spesifikasi IPv6 (RFC 2460), RFC yang berkaitan dengan struktur pengalamatan
IPv6 (RFC 2373) dan lain-lain.
IPv6 juga mencakup perbaikan-perbaikan IPv4 seperti berikut.
a.
Ruang alamat yang diperluas:
IPv6 menggunakan alamat-alamat 128 bit termasuk alamat-alamatIPv4 32-bit. Ini
merupakan peningkatan ruang alamat melalui faktor 296. Juga ditegaskan [HIND95]
bahwa ini memungkinkan untuk mencapai 6 x 1023 alamat-alamat khusus per meter
kuadrat permukaan bumi. Bahkan bila alamat-alamat dialokasikan dengan tidak
efisien sekalipun, alamat-alamat ini tetap tampak aman,
b.
Mekanisme pilihan yang
ditingkatkan: pilihan IPv6 ditempatkan dalam header pilihan yang tersipah uang
dialokasikan di antara header IPv6 dan header pada lapisan transport. Sebagian
besar header-header pilihan ini tidak diperiksa atau diproses melalui royter
pada jalur paket. Ini menyederhanakan dan mempercepat pengolahan paket-paket
IPv6 router bila dibandingkan dengan datagram IPv4. Selain itu juga membuatnya
lebih mudah bila ingin menambahkan pilihan-pilihan tambahan.
c.
Aotokonfigruasi alamat:
kapabilitas ini menampilkan penempatan alamat-alamat IPv6 secara dinamik.
d.
Fleksibilitas pengalamatan
ditingkatkan: IPv6 mencakup konsep alamat anycast, yaitu sebuah paket dikirim
hanya ke salah satu susunan simpul-simpul. Derajat multicast penjaluran
ditingkatkan dengan menambahkan suatu bidang ke alamat-alamat multicast.
2.
Format Alamat
Dalam IPv6, alamat 128-bit akan dibagi ke dalam 8 blok berukuran
16-bit, yang dapat dikonversikan ke dalam bilangan heksadesimal berukuran
4-digit. Setiap blok bilangan heksadesimal tersebut akan dipisahkan dengan
tanda titik dua (:). Karenanya, format notasi yang digunakan oleh IPv6 juga
sering disebut dengan colon-hexadecimal format, berbeda dengan IPv4 yang
menggunakan dotted-decimal format.
Berikut ini adalah contoh alamat IPv6 dalam bentuk bilangan biner:
00100001110110100000000011010011000000000000000000101111001110110000001010101010000000001111111111111110001010001001110001011010
|
Untuk menerjemahkannya ke dalam bentuk notasi colon-hexadecimal
format, angka-angka biner di atas harus dibagi ke dalam 8 buah blok berukuran
16-bit:
0010000111011010 0000000011010011
0000000000000000 0010111100111011 0000001010101010 0000000011111111
1111111000101000 1001110001011010
|
Lalu, setiap blok berukuran 16-bit tersebut harus dikonversikan ke
dalam bilangan heksadesimal dan setiap bilangan heksadesimal tersebut
dipisahkan dengan menggunakan tanda titik dua. Hasil konversinya adalah sebagai
berikut:
21DA:00D3:0000:2F3B:02AA:00FF:FE28:9C5A
|
3.
Penyederhanaan bentuk alamat
Alamat di atas juga dapat disederhanakan lagi dengan membuang angka
0 pada awal setiap blok yang berukuran 16-bit di atas, dengan menyisakan satu
digit terakhir. Dengan membuang angka 0, alamat di atas disederhanakan menjadi:
21DA:D3:0:2F3B:2AA:FF:FE28:9C5A
Konvensi pengalamatan IPv6 juga mengizinkan penyederhanaan alamat
lebih jauh lagi, yakni dengan membuang banyak karakter 0, pada sebuah alamat
yang banyak angka 0-nya. Jika sebuah alamat IPv6 yang direpresentasikan dalam
notasi colon-hexadecimal format mengandung beberapa blok 16-bit dengan angka 0,
maka alamat tersebut dapat disederhanakan dengan menggunakan tanda dua buah
titik dua (::). Untuk menghindari kebingungan, penyederhanaan alamat IPv6
dengan cara ini sebaiknya hanya digunakan sekali saja di dalam satu alamat, karena
kemungkinan nantinya pengguna tidak dapat menentukan berapa banyak bit 0 yang
direpresentasikan oleh setiap tanda dua titik dua (::) yang terdapat dalam
alamat tersebut. Tabel berikut mengilustrasikan cara penggunaan hal ini.
Alamat asli
|
Alamat asli yang disederhanakan
|
Alamat setelah dikompres
|
FE80:0000:0000:0000:02AA:00FF:FE9A:4CA2
|
FE80:0:0:0:2AA:FF:FE9A:4CA2
|
FE80::2AA:FF:FE9A:4CA2
|
FF02:0000:0000:0000:0000:0000:0000:0002
|
FF02:0:0:0:0:0:0:2
|
FF02::2
|
Tabel 2.3 Penyederhanaan Bentuk Alamat IPv6
Untuk menentukan berapa banyak bit bernilai 0 yang dibuang (dan
digantikan dengan tanda dua titik dua) dalam sebuah alamat IPv6, dapat
dilakukan dengan menghitung berapa banyak blok yang tersedia dalam alamat
tersebut, yang kemudian dikurangkan dengan angka 8, dan angka tersebut
dikalikan dengan 16. Sebagai contoh, alamat FF02::2 hanya mengandung dua blok
alamat (blok FF02 dan blok 2). Maka, jumlah bit yang dibuang adalah (8-2) x 16
= 96 buah bit.
4.
Pengembangan IPV6
a.
Memperluas Kemampuan
Pengalamatan
IPV6 meningkatkan alamat IP dari 32 bit - 128
bit, untuk mendukung lebih banyak
tingkatan dari pengalamatan hirarki, suatu jumlah yang lebih besar untuk
pengalamatan nodes, dan auto-configuration yang lebih sederhana dari pengalamatan.
Scalabilas multicast routing ditingkatkan dengan menambahkan sebuah " lingkup"
bidang ke alamat multicast .Dan suatu jenis baru dari alamat disebut suatu
"alamat anycast" digambarkan, digunakan untuk mengirimkansuatu paket
kepada beberapa orang suatu kelompok.
b.
Penyederhanaan Format Header
Beberapa bidang header IPV4 telah dijatuhkan
atau dibuat opsional, untuk mengurangi ongkos pemrosesan common case dari
packet handling dan untuk membatasi ongkos bandwitch dari header IPV6.
c.
Meningkatkan support untuk
perluasan dan pilihan
Merubah cara pilihan header IP disandikan
mempertimbangkan penyampaian yang lebih efisien, lebih sedikit keras membatasi
pada panjangnya pilihan, dan fleksibilitas lebih besar untuk memperkenalkan
pilihan baru di masa datang.
d.
Mengalirkan Kemampuan
Labeling
Suatu kemampuan baru ditambahkan untuk dapat
melabelkan paket kepunyaan lalu lintas tertentu " arus" di mana
pengirim meminta penanganan khusus,
seperti kualitas yang tidak pasti dari servis atau ‘ real time’ service
e.
Pengesahan Dan Kemampuan
Privasi.
Perluasan untuk mendukung pengesahan,
integritas data, dan (opsional) kerahasiaan data ditetapkan untuk IPV6.
5.
Format Prefix
Dalam IPv4, sebuah alamat dalam notasi dotted-decimal format dapat
direpresentasikan dengan menggunakan angka prefiks yang merujuk kepada subnet
mask. IPv6 juga memiliki angka prefiks, tapi tidak didugnakan untuk merujuk
kepada subnet mask, karena memang IPv6 tidak mendukung subnet mask.
Prefiks adalah sebuah bagian dari alamat IP, di mana bit-bit
memiliki nilai-nilai yang tetap atau bit-bit tersebut merupakan bagian dari
sebuah rute atau subnet identifier. Prefiks dalam IPv6 direpesentasikan dengan
cara yang sama seperti halnya prefiks alamat IPv4, yaitu [alamat]/[angka
panjang prefiks]. Panjang prefiks mementukan jumlah bit terbesar paling kiri
yang membuat prefiks subnet. Sebagai contoh, prefiks sebuah alamat IPv6 dapat
direpresentasikan sebagai berikut:
3FFE:2900:D005:F28B::/64
Pada contoh di atas, 64 bit pertama dari alamat tersebut dianggap
sebagai prefiks alamat, sementara 64 bit sisanya dianggap sebagai interface ID.
6.
Jenis-jenis Alamat IPv6
a.
Unicast Address
Menyediakan komunikasi secara point-to-point,
secara langsung antara dua host dalam sebuah jaringan. Alamat unicast IPv6
dapat diimplementasikan dalam berbagai jenis alamat, yakni:
1)
Unicast global addresses
Alamat unicast global IPv6 mirip dengan alamat
publik dalam alamat IPv4. Dikenal juga sebagai Aggregatable Global Unicast
Address. Seperti halnya alamat publik IPv4 yang dapat secara global dirujuk
oleh host-host di Internet dengan menggunakan proses routing, alamat ini juga
mengimplementasikan hal serupa. Struktur alamat IPv6 unicast global terbagi
menjadi topologi tiga level (Public, Site, dan Node).
Field
|
Panjang
|
Keterangan
|
001
|
3 bit
|
Berfungsi sebagai tanda pengenal alamat, bahwa
alamat ini adalah sebuah alamat IPv6 Unicast Global.
|
Top Level Aggregation Identifier (TLA ID)
|
13 bit
|
Berfungsi sebagai level tertinggi dalam hierarki
routing. TLA ID diatur oleh Internet Assigned Name Authority (IANA), yang
mengalokasikannya ke dalam daftar Internet
registry, yang kemudian mengolasikan sebuah TLA ID ke sebuah ISP global.
|
Res
|
8 bit
|
Direservasikan untuk penggunaan pada masa yang
akan datang (mungkin untuk memperluas TLA ID atau NLA ID).
|
Next Level Aggregation Identifier (NLA ID)
|
24 bit
|
Berfungsi sebagai tanda pengenal milik situs (site) kustomer tertentu.
|
Site Level Aggregation Identifier (SLA ID)
|
16 bit
|
Mengizinkan hingga 65536 (216) subnet
dalam sebuah situs individu. SLA ID ditetapkan di dalam sebuah site. ISP tidak dapat mengubah bagian alamat ini.
|
Interface ID
|
64 bit
|
Berfungsi sebagai alamat dari sebuah node dalam
subnet yang spesifik (yang ditentukan oleh SLA ID).
|
Tabel 2.4 Field Unicast Global Address
2)
Unicast site-local addresses
Alamat unicast link-local adalah alamat yang
digunakan oleh host-host dalam subnet yang sama. Alamat ini mirip dengan
konfigurasi APIPA (Automatic Private Internet Protocol Addressing) dalam sistem
operasi Microsoft Windows XP ke atas. host-host yang berada di dalam subnet
yang sama akan menggunakan alamat-alamat ini secara otomatis agar dapat
berkomunikasi. Alamat ini juga memiliki fungsi resolusi alamat, yang disebut
dengan Neighbor Discovery. Prefiks alamat yang digunakan oleh jenis alamat ini
adalah FE80::/64.
Field
|
Panjang
|
Keterangan
|
1111111010000000000000000000000000000000000000000000000000000000
|
64 bit
|
Berfungsi sebagai tanda pengenal alamat unicast link-local.
|
Interface ID
|
64 bit
|
Berfungsi sebagai alamat dari sebuah node dalam subnet yang spesifik.
|
Tabel 2.5 Field Unicast link-local address
3)
Unicast unspecified address
Alamat Unicast yang belum ditentukan adalah
alamat yang belum ditentukan oleh seorang administrator atau tidak menemukan
sebuah DHCP Server untuk meminta alamat. Alamat ini sama dengan alamat IPv4
yang belum ditentukan, yakni 0.0.0.0. Nilai alamat ini dalam IPv6 adalah
0:0:0:0:0:0:0:0 atau dapat disingkat menjadi dua titik dua (::).
4)
Unicast Loopback Address
Alamat unicast loopback adalah sebuah alamat
yang digunakan untuk mekanisme interprocess communication (IPC) dalam sebuah
host. Dalam IPv4, alamat yang ditetapkan adalah 127.0.0.1, sementara dalam IPv6
adalah 0:0:0:0:0:0:0:1, atau ::1.
5)
Unicast 6to4 Address
Alamat unicast 6to4 adalah alamat yang
digunakan oleh dua host IPv4 dan IPv6 dalam Internet IPv4 agar dapat saling
berkomunikasi. Alamat ini sering digunakan sebagai pengganti alamat publik
IPv4. Alamat ini aslinya menggunakan prefiks alamat 2002::/16, dengan tambahan
32 bit dari alamat publik IPv4 untuk membuat sebuah prefiks dengan panjang
48-bit, dengan format 2002:WWXX:YYZZ::/48, di mana WWXX dan YYZZ adalah
representasi dalam notasi colon-decimal format dari notasi dotted-decimal
format w.x.y.z dari alamat publik IPv4. Sebagai contoh alamat 157.60.91.123
diterjemahkan menjadi 2002:9D3C:5B7B::/48.
Meskipun demikian, alamat ini sering ditulis
dalam format IPv6 Unicast global address, 2002:WWXX:YYZZ:SLA ID:Interface ID.
6)
Unicast ISATAP Address
Alamat Unicast ISATAP adalah sebuah alamat yang
digunakan oleh dua host IPv4 dan IPv6 dalam sebuah Intranet IPv4 agar dapat
saling berkomunikasi. Alamat ini menggabungkan prefiks alamat unicast
link-local, alamat unicast site-local atau alamat unicast global (yang dapat
berupa prefiks alamat 6to4) yang berukuran 64-bit dengan 32-bit ISATAP
Identifier (0000:5EFE), lalu diikuti dengan 32-bit alamat IPv4 yang dimiliki
oleh interface atau sebuah host. Prefiks yang digunakan dalam alamat ini
dinamakan dengan subnet prefix. Meski alamat 6to4 hanya dapat menangani alamat
IPv4 publik saja, alamat ISATAP dapat menangani alamat pribadi IPv4 dan alamat
publik IPv4.
b.
Multicast Address
Alamat multicast IPv6 sama seperti halnya
alamat multicast pada IPv4. Paket-paket yang ditujukan ke sebuah alamat
multicast akan disampaikan terhadap semua interface yang dikenali oleh alamat
tersebut. Prefiks alamat yang digunakan oleh alamat multicast IPv6 adalah
FF00::/8.
Field
|
Panjang
|
Keterangan
|
1111 1111
|
8 bit
|
Tanda pengenal bahwa alamat ini adalah alamat multicast.
|
Flags
|
4 bit
|
Berfungsi sebagai tanda pengenal apakah alamat ini adalah alamat
transient atau bukan. Jika nilainya 0, maka alamat ini bukan alamat
transient, dan alamat ini merujuk kepada alamat multicast yang ditetapkan
secara permanen. Jika nilainya 1, maka alamat ini adalah alamat transient.
|
Scope
|
4 bit
|
Berfungsi untuk mengindikasikan cakupan lalu lintas multicast,
seperti halnya interface-local, link-local, site-local,organization-local atau global.
|
Group ID
|
112 bit
|
Berfungsi sebagai tanda pengenal group multicast
|
Tabel 2.6 Field Multicast Address
c.
Anycast Address
Alamat Anycast dalam IPv6 mirip dengan alamat
anycast dalam IPv4, tapi diimplementasikan dengan cara yang lebih efisien
dibandingkan dengan IPv4. Umumnya, alamat anycast digunakan oleh Internet
Service Provider (ISP) yang memiliki banyak klien. Meskipun alamat anycast
menggunakan ruang alamat unicast, tapi fungsinya berbeda daripada alamat
unicast.
IPv6 menggunakan alamat anycast untuk
mengidentifikasikan beberapa interface yang berbeda. IPv6 akan menyampaikan
paket-paket yang dialamatkan ke sebuah alamat anycast ke interface terdekat
yang dikenali oleh alamat tersebut. Hal ini sangat berbeda dengan alamat
multicast, yang menyampaikan paket ke banyak penerima, karena alamat anycast
akan menyampaikan paket kepada salah satu dari banyak penerima.
Jika dilihat dari cakupan alamatnya, alamat
unicast dan anycast terbagi menjadi alamat-alamat berikut:
1)
Link-Local, merupakan sebuah
jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer agar dapat berkomunikasi dengan
komputer lainnya dalam satu subnet.
2)
Site-Local, merupakan sebuah
jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer agar dapat berkomunikasi dengan
komputer lainnya dalam sebuah intranet.
3)
Global Address, merupakan
sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer agar dapat berkomunikasi
dengan komputer lainnya dalam Internet IPv6.
Sementara itu, cakupan alamat multicast
dimasukkan ke dalam struktur alamat.
7.
Perbandingan Antara IPv4 dan
IPv6
Perbedaan antara IPv4 dan IPv6 terjadi karena adanya perbaikan yang
dilakukan. Banyak sekali perbedaan antara IPv4 ke IPv6, yaitu:
a.
Penambahan header AH
(Authentication Header) dan ESP (Encrypte Security Payload) yang menggunakan
konsep keamanan SA (Security Association). Dengan sistem ini, maka duplikasi
data, penyadatapan dan hal-hal merugikan lain akan terhindarkan.
b.
IPv6 melakukan pengamanan
pada level networking sehingga dapat mencakup level yang lebih rendah lainnya.
Tetapi, IPv6 juga harus bekerja sama dengan pengamanan lain pada level aplikasi
karena IPv6 hanya mengamankan channel sedangkan keamanan host berada pada
masing-masing aplikasi.
c.
IPv6 menggunakan algoritma
DES yang merupakan algoritma yang sukar untuk dipecahkan.
8.
Struktur IPv6
Sebuah protokol data unit IPv6 (disebut paket) memiliki bentuk umum
seperti berikut.
Gambar 2.4 Struktur IPv6
Hanya header yang diperlukan yang ditunjuk sebagai header IPv6. Ini
merupakan ukuran pasti dengan panjang sebesar 40 oktet, bandingkan dengan 20
octet untuk bagian header IPv4 yang diperintahkan gambar di atas. Berikut ini
header ekstensi yang ditetapkan.
a.
Header pilihan lompatan demi
lompatan: menentukan pilihan khusus yang memerlukan pengolahan lompatan demi
lompatan.
b.
Header penjaluran:
menampilkan perluasan penjaluran, hampir sama dengan penjaluran sumber IPv4.
c.
Header fragmentasi: memuat
informasi fragmentasi dan perakitan kembali.
d.
Header autentikas:
menampilkan integritas dan keotentikan paket.
e.
Header keamanan pembungkusan
payload: menampilkan privasi.
f.
Header pilihan tujuan: memuat
informasi pilihan untuk ditetapkan melalui simpul tujuan.
Gambar 2.5 Format Alamat IPv4
Standar IPv6 merekomendasikan bahwa, bila header ekstensi multipel
digunakan, maka header IPv6 akan muncul sesuai perintah seperti berikut.
a.
Header IPv6: bagian perintah,
harus selalu muncul pertama kali.
b.
Header pilihan lompatan demi
lompatan.
c.
Header pilihan tujuan:
sebagai piliham untuk diproses melalui tujuan pertama yang muncul dalam bidang
alamat tujuan IPv6 ditambah dengan tujuan-tujuan yang berurutan yang terdaftar
dalam header penjaluran.
d.
Header penjaluran.
e.
Header frgamentasi.
f.
Header autentikasi.
g.
Header keamanan pembungkus
payload.
h.
Header pilihan tujuan:
sebagai pilihan untuk diproses hanya melalui tujuan final paket.
Gambar di bawah menunjukkan contoh sebuah paket IPv6 yang mencakup
pengaruh masing-masing header, kecuali yang berhubungan dengan keamana. Perlu
dicata bahwa header IPv6 dan setiap header ekstensi mencakup sebuah bidang
header selanjutnya. Bila header selanjutnya merupakan header ekstensi, maka
bidang ini memuat header
Gambar 2.6 Packet
IPv6 dengan Header-header Ekstensi (Berisikan Sebuah Segmen TCP)
pengenal tipe tersebut. Dengan kata lain, bidang ini memuat
pengenal protokol pada lapisan teratas menggunaan IPv6 (biasanya protokol level
transport), dengan menggunakan nilai yang sama sperti bidang protokol IPv4.
Dalam gambar di bawah, protokol pada lapisan teratas adalah TCP, sehingga data
pada lapisan teratas yang dibawa oleh IPv6 terdiri dari sebuah header TCP
diikuti oleh blok aplikasi data.
Pertama kita melihat pada header utama IPv6 dan kemudan beralih ke
masing-masing ekstensinya.
9.
Header IPv6
Header IPv6 memiliki panjang tetap sebesar 40 octet, terdiri dari
bidang-bidang seperti gambar di bawah ini.
a. Versi (4 bit): nomor versi Internet Protocol; nilainya adalah 6.
b. Kelas lalu-lintas: tersedia untuk digunakna oleh simpul-simpul asal
dan atau router berikutnya untuk menentukan dan membedakan kelas-kelas atau
prioritas yang berlainan dari paket-paket IPv6. Penggunaan bidang ini masih
dipelajari.
c. Label aliran (20 bit): bisa digunakan oleh host untuk memberi label
pada paket-paket yang meminta penanganan khusus melalui router di dalam
jaringan; dibahas secara bergiliran.
d. Panjang payload (16 bit): panjang bagian akhir pake IPv6 yang
mengikuti header, dalam octet. Dengan kata lain, merupakan panjang total
seluruh header ekstensi ditambahkan dengan PDU level transpor.
e. Header berikut 1(8 bit): menentukan tipe header yang segera
mengikuti header IPv6, bisa berupa header ekstensi IPv6 ataupun header pada
lapisan yang lebih tinggi, seperti TCP atau UDP.
f. Batas lompatan (8 bit): jumlah yang tersisa dari lompatan yang
diperbolehkan untuk paket ini. Batas lompatan diset sampai nilai maksimum yang
diinginkan oleh sumber dan dikurangi sampai 1 oleh setiap simpul yang memajukan
paket. Paket dibuang bila batas lompatan dikurangi sampai ke nol. Ini merupakan
simplifikasi terhadap penanganan yang diperlukan untuk umur hidup IPv4.
Konsensusnya adalah adanya upaya ekstra dalam menghitung interval-internal
waktu dalam IPv4 yang tidak menambahkan nilai yang signifikan terhadap
protokol.
g. Alamat Sumber (128 bit): alamat-alamat pengirim paket.
h. Alamat tujuan (128 bit): alamat penerima paket yang dituju.
Kenyataannya bisa saja tidak ditujukan ke tujuan terakhir bila header
penjaluran muncul, seperti yang akan dijelaskan nanti.
Meskipun header IPv6 tidak lebih panjang dibanging bagian perintah
dari header IPv4 (40 ictet versus 20 octet), namun memuat bidang dengan jumlah
yang lebih sedikit (8 versus 12). Jadi, router melakukan lebih sedikit
penanganan per header, yang bisa mempercepat penjaluran.
Gambar 2.7 Header IPv6
a.
Kelas Lalu Lintas
Bidang kelas lalu lintas 8 bit memungkinkan
sumber menentukan karakteristik penanganan lalu lintas yang diinginkan dari
setiap paket relatif terhadap paket-paket lainnya pada sumber yang sama. Isinya
adalah untuk mendukung berbagai bentuk diferensiasi layananan. Pada saat buku
ini ditulis, penggunaan bidang ini belum ditetapkan. RFC 2460 menawarkan
petunjuk seperti berikut.
1)
Interface layanan untuk IPv6
harus memungkinkan bagi protokol lapisan teratas memberikan nilai bidang kelas
lalu lintas.
2)
Simpul-simpul yang mendukung
penggunaan tertentu bidang kelas lalu lintas yang diijinkan mengubah nilai
bit-bit tersebut di dalam paket yang mereka awali, dimajukan atau diterima
seperti yang diperlukan untuk penggunaan khusus tersebut.
3)
Protokol pada lapisan teratas
harus tidak berasumsi bahwa nilai bit-bit kelas lalu lintas yang diterima dalam
paket-paket sama seperti nilai yang dikirim oleh sumber paket.
b.
Label Aliran
Standar IPv6 menentukan aliran sebagai urutan
paket yang dikirim dari sumber tertentu ke tujuan tertentu (unicast atau
multicast) ketika sumber menginginkan penanganan khusus melalui router yang
menghalangi. Aliran secara khusus ditetapkan melalui kombinasi alamat sumber,
alamat tujugan dan Label aliran nonzero 20 bit. Jadi, semua paket yang menjadi
bagian dari aliran yang sama ditetapkan dengan label aliran yang sama oleh
sumber.
Dari sudut pandang sumber, aliran biasanya akan
menjadi urutan paket-paket yang dihasilkan dari suatu aplikasi tunggal yang
berpengaruh pada sumber dan yang memiliki persyaratan layanan transfer yang
sama. Aliran bisa berupa suatu koneksi TCP tunggal atau bahkan koneksi TCP
multiple, contoh yang disebut terakhir adalah aplikasi transfer file, yang
memiliki satu koneksi kontrol dan koneksi data multiple. Contohnya adalah
pertemuan multimedia, yang bisa memiliki satu aliran untuk audio dan satunya
lagi untuk window graf, masing-masing dengan persyaratan transfer yang berlainan
dalam hal rate data, penundaan dan variasi penundaan.
Dari sudut pandang router, aliran adalah urutan
paket-paket yang membagi atribut-atribut yang mempengaruhi pengendalian
paket-paket ini oleh router. Mencakup jalur, pengalokasian sumber daya, ketentuan
pembuangan, penghitungan dan atribut-atribut keamanan. Router bisa juga
memperlakukan paket dari aliran yang berbeda dengan cara yang berbeda pula,
mencakup pengalokasian ukuran penyangga yang berbeda, pemberian hak tinggi yang
berbeda dalam hal pengajuan dan permintaan mutu layanan yang berbeda dari
jaringan.
Tidak ada hal-hal signifikan tertentu untuk
label aliran tertentu. Termasuk penanganan khususu yang disediakan untuk setiap
aliran paket yang dijelaskan dengan cara-cara lain. Sebagai contoh, sumber bisa
melakukan negosiasi atau meminta penanganan khusus terhadap waktu dari router
melalui protokol kontrol atau pada waktu pentrasmisian melalui infromasi dalam
satu header ekstensi di dalam paket, seperti header pilihan lompatan demi
lompatan. Contoh penanganan khusus yang bisa diminta meliputi beberapa antrian
dari mutu layanan default dan beberapa bentuk layanan real time.
Pada prinsipnya, semua kebutuhan pemakai untuk
aliran tertentu bisa ditetapkan dalam header ekstensi dan tercakup dalam
masing-masing paket. Bila kita ingin meninggalkan konsep aliran terbuka untuk
memasukkan berbagai macam ketentuan yang ada, pendekatan rancangan ini bisa
terjadi dalam header-header paket dalam jumlah yang sangat besar. Alternatif
lain, yang diadopsi untuk IPv6, adalah label aliran, dan ketentuan-ketentuan
aliran ditetapkan terhadap aliran. Dalam hal ini, router harus menyimpan
informasi ketentuan aliran tentang masing-masing aliran.
Berikut ini aturan-aturan yang diterpkan
terhadap label aliran.
1)
Host atau router yang tidak
mendukung bidang label aliran harus mengisi bidang ini dengan nol bila
mengawali sebuah paket, melintasi bidang yang tidak berubah bila memajukan
sebuah paket, dan mengabaikan bidang bila menerima sebuah paket.
2)
Semua paket yang berawal dari
sumber tertentu dengan label aliran nonzero yang sama harus memiliki muatan
header alamat tujuan, alamat sumber, pilihan lompatan demi lompatan yang sama
(bila header ini ada) serta muatan header penjaluran (bila header ini ada).
Isinya adalah bahwa router bisa memutuskan bagaimana cara melakukan penjaluran
dan memproses paket dengan cara melihat tabel aliran di dalam tabel dan tanpa
memeriksa sisa header.
3)
Sumber menetapkan label
aliran untuk aliran. Label aliran baru harus dipilih secara acak dan seragam
dalam rentang 1 sampai 220 - 1, mengingat adanya pembatasan bahwa sumber tidak
boleh menggunakan kembali label aliran untuk aliran yang baru di dalam umur
hidup aliran yang sudah ada. Label aliran nol disediakan untuk menunjukkan
bahwa tidak ada label aliran yang sedang digunakan.
Hal terakhir ini memerlukan beberapa perluasan.
Router harus mempertahankan informasi mengenani karakteristik masing-masing
aliran aktif yang melintasinya, berdasarkan urutan dalam tabel. Agar bisa
memajukan paket-paket dengan efisien dan cepat, isi tabel juga harus efisien.
Satu alternatifnya adalah dengan memiliki sebuah tabel dengan 220 (kira-kira
satu juta) entri, satu untuk setiap label aliran yang memungkinkan, ini
menentukna batas memori yang tidak perlu pada rotuer. Alternatif lain adalah
dengan memiliki satu entri dalam tabel per aliran aktif, mencakup label aliran
dengan setiap setiap entri, dan memerlukan router agar mencari seluruh tabel
setap saat paket dihadapi. Ini meningkatkan batas penanganan yang tidak perlu.
Karenanya, sebagian besar rancangan router tampak menggunakan beberapa cara
pendekatan tabel hash. Dengan pendekatan ini, digunakna tabel berukruan sedang,
dan pada masing-masing entri dipetakan kedalam tabel dengan menggunakan fungsi
hashing pada label aliran. Fungsi hashing bisa berupa beberapa bit tingkat
rendah (katankanlah 8 atau 10) dari label aliran atau beberapa kalkulasi
sederhana pada 20 bit label aliran. Pada kasus-kasus tertentu, efisiensi
pendekatan hash biasanya tergantung pada label aliran yang sedang didistribusikan
secara seragam pada rentang yang memungkinkan (ketentuan nomor 3 dalam daftar).
10. Implementasi IPV6
Implementasi IPV6 dikembangkan untuk banyak penerus dan sistem
operasi host berbeda. Banyak yang sekarang mengirimkan produk. Ini meliputi implementasi
host : Apple, BSDI, Bull, Digital, Epilogue, FreeBSD, FTP Software, Hitachi,
HP, IBM, INRIA, Interpeak, Linux, Mentat, Microsoft, NetBSD, Nokia, Novell,
NRL, NTHU, OpenBSD, Pacific Softworks, Process Software, SICS, SCO, Siemens
Nixdorf, Silicon Graphics, Sun, UNH, and WIDE, and router implementations by
3Com, 6WIND, Bay Networks, cisco Systems, Digital, Hitachi, IBM, Merit (routing
protocols), Nokia, NTHU, Sumitomo Electric, and Telebit Communications.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini
adalah:
1.
IP address sangat dibutuhkan
oleh komputer yang tergabung dalam suatu Jaringan
2.
Jenis alamat IP address
pertama yang diluncurkan adalah versi 4 yang kini sudah mencapai kuota
limitnya. IPv4 adalah protokol yang sudah sangat tua yang tidak mampu mendukung
kebutuhan akan komunikasi yang aman, routing yang fleksibel maupun pengaturan
lalu lintas data. Alasan-alasan inilah yang mendorong munculnya IPv6 (Internet
protocol generasi berikut).
3.
Pengembangan berkelanjutan menghasilkan
IP address versi 6 guna untuk menyokong kuota kebutuhan IP address dunia. IPv6
yang memiliki kapasitas address luar biasa banyaknya, mendukung penyusunan
address secara terstruktur, yang memungkinkan Internet terus berkembang dan
menyediakan kemampuan routing baru yang tidak terdapat pada IPv4.
B. Saran
IP address merupakan alamat yang dimiliki
komputer dalam suatu jaringan. Pemahaman konsep dan pengetahuan akan
beranekaragam jenis alamat dan pembagian kelas IP perlu diketahui bagi
mahasiswa apalagi ketika mempelajari jaringan komputer. Ini sangat penting agar
kita dapat mengkonfigurasi komputer agar dapat terkoneksi ke internet ataupun
secara lokal saja.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. (2005). Seri Pinter Menjadi Administrator Jaringan
Komputer. Yogyakarta: Penerbit Andi
Anonymous., 2011., DNS, IPv4 dan IPv6.
http://jarkom-030.blogspot.com/2011/12/dnsipv4-dan-ipv6.html. Diakses tanggal 9
April 2014
Anonymous., 2013., Sejarah IP adan Perkembangannya.
http://duniabola74.blogspot.com/2013/07/sejarah-ip-dan-perkembangannya.html
Diakses tanggal 9 April 2014.
Stallings, William. Komunikasi Data dan Koumputer Edisi 6. 2002.
Terjemahan Thamir Abdul Hafedh Al-Hamdany, B.Sc, M.sc. Jakarta: Penerbit
Salemba Teknika.
Sutomo, Fajar., 2012. Mengenal Alamat Unicast, Broadcast dan
Multicast (Mengenal IP Address - Lanjutan).
http://onestop-networking.blogspot.com/2012/12/mengenal-alamat-unicast-broadcast-dan.html.
Diakses tanggal 9 April 2014
Umakura., 2010., Internet Message Protocol.
http://blog.ub.ac.id/umakura/2010/12/16/imp/. Diakses tanggal 9 April 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar