Minggu, 29 November 2015

IPv4 DAN IPv6

JARINGAN KOMPUTER DASAR
IPv4 DAN IPv6





NOVA INDAH LESTARI’E
1329040033
PTIK 01


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2014


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai IP address 4 dan 6.
            Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak serta merujuk pada literatur internet, tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
            Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
            Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.
                                                                                           Makassar, 26 Maret 2014


                                                                                                Penyusun



DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................  ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................  iii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................  iv
DAFTAR TABEL ...........................................................................................  v
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................  1
A.    Latar Belakang ....................................................................................  1
B.     Rumusan Masalah ................................................................................  1
C.     Tujuan Penulisan ..................................................................................  1
D.    Sumber Data ........................................................................................  2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................ 3
A.    Konsep IP Address .............................................................................  4
B.     Sejarah IP Address ..............................................................................  7
C.     Alamat IP Versi 4 ................................................................................  11
D.    Alamat IP Versi 6................................................................................. 24
BAB IV PENUTUP ........................................................................................  45
A.    Kesimpulan ..........................................................................................  45
B.     Saran ....................................................................................................  45
DAFTAR PUSTAKA  ....................................................................................  46




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pengembangan Teknologi Informasi kini kian pesat menjadikan kebutuhan akan Komputer dan perangkat teknologi lainnya yang berkaitan dengan Teknologi Informasi semakin menjadi kebutuhan tersendiri. Perangkat-perangkat teknologi yang berkembang saat ini tidak terlepas dari kebutuhan akan IP address, hal ini pun didukung pula dengan data hasil survey yang dilakukan di tengah masyarakat yang menunjukkan intensitas penggunaan Teknologi Informasi yang tinggi dari tahun ke tahun.
Namun pemahaman akan IP address hanya sebatas dipahami oleh masyarakat yang berkutat di bidang IT saja, bagi masyarakat awam secara luas pemahaman akan IP address dan penjelasan-penjelasan lainnya yang terkait sangat sedikit sekali. Oleh karena itu, pembahasan-pembahasan tentang Teknologi Informasi dan perkembangannya sangat penting dilakukan guna untuk mencerdaskan masyarkat secara luas.
B.     Rumusan Masalah
Dalam makalah ini, saya membuat beberapa rumusan masalah yang akan terdeskripsikan dalam makalah ini, yakni:
1.      Apa pengertian dari IP Address.
2.      Bagaimana konsep dari IP Address.
3.      Bagaimana sejarah terciptanya IP Address.
4.      Apa itu IP Address Versi 4 dan 6.
C.     Tujuan Penulisan
Berdasarkan dari rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan makalah ini, berikut adalah:
1.      Menjelaskan pengertian dari IP Address.
2.      Menjelaskan konsep dari IP Address
3.      Menelusuri perjalanan hingga terciptanya IP Address.
4.      Menjelaskan lebih lanjut mengenai keduanya yakni IP Address versi 4 dan 6.
D.    Sumber Data
Dalam makalah ini sumber data yang kami dapat dalam menyusun adalah :
1.      Dari referensi buku.
2.      Mencari materi di Internet.



BAB II
PEMBAHASAN
Internet Protocol (IP) address adalah alamat numerik yang ditetapkan untuk sebuah komputer yang berpartisipasi dalam jaringan komputer yang memanfaatkan Internet Protocol untuk komunikasi antara node-nya. Walaupun alamat IP disimpan sebagai angka biner, mereka biasanya ditampilkan agar memudahkan manusia menggunakan notasi, seperti 208.77.188.166 (untuk IPv4), dan 2001: db8: 0:1234:0:567:1:1 (untuk IPv6). Peran alamat IP adalah sebagai berikut: "Sebuah nama menunjukkan apa yang kita mencari. Sebuah alamat menunjukkan di mana ia berada. Sebuah route menunjukkan bagaimana menuju ke sana."
Perancang awal dari TCP/IP menetapkan sebuah alamat IP sebagai nomor 32-bit, dan sistem ini, yang kini bernama Internet Protocol Version 4 (IPv4), masih digunakan hari ini. Namun, karena pertumbuhan yang besar dari Internet dan penipisan yang terjadi pada alamat IP, dikembangkan sistem baru (IPv6), menggunakan 128 bit untuk alamat, dikembangkan pada tahun 1995 dan terakhir oleh standar RFC 2460 pada tahun 1998.
Internet Protocol juga memiliki tugas routing paket data antara jaringan, alamat IP dan menentukan lokasi dari node sumber dan node tujuan dalam topologi dari sistem routing. Untuk tujuan ini, beberapa bit pada alamat IP yang digunakan untuk menunjuk sebuah subnetwork. Jumlah bit ini ditunjukkan dalam notasi CIDR, yang ditambahkan ke alamat IP, misalnya, 208.77.188.166/24.
Dengan pengembangan jaringan pribadi / private network, alamat IPv4 menjadi kekurangan, sekelompok alamat IP private dikhususkan oleh RFC 1918. Alamat IP private ini dapat digunakan oleh siapa saja di jaringan pribadi / private network. Mereka sering digunakan dengan Network Address Translation (NAT) untuk menyambung ke Internet umum global.
Internet Assigned Numbers Authority (IANA) yang mengelola alokasi alamat IP global. IANA bekerja bekerja sama dengan lima Regional Internet Registry (RIR) mengalokasikan blok alamat IP lokal ke Internet Registries (penyedia layanan Internet) dan lembaga lainnya.
A.    Konsep IP Address
IP Address dapat ditampilkan dalam bentuk format biner dan desimal. Karena orang akan cenderung menghabiskan waktu banyak dan mengalami kesuliatan dengan menggunakan bentuk biner, maka IP Address dibuat dalam bentuk format desimal.
      IP Address yang ditulis dalam bentuk format desimal dibagi menjadi empat kelompok yang disebut oktet (pada IPv4). Masing-masing dipisahkan oleh sebuah titik. Cara menampilkan IP Address disebut “notasi titik-desimal”.
Gambar 2.1 Susunan IP Address
      Ketika ditulis dalam format desimal, kita tidak dapat segera melihat alasan mengapa angka tiga digit disebut dengan oktet (delapan digit), tetapi ketika masing-masing angka ini dirubah menjadi bentuk biner, maka akan tampak jelas alasan penyebutan tersebut.
      Komputer, tidak seperti manusia, melihat dalam bentuk biner. Untuk sebuah komputer, semuanya berupa “hidup atau mati”, “benar atau salah”, “nol atau satu”. Hal ini merupakan cara pandang sederhana yang merupakan fungsi dari arsitektur komputer, sesuai dengan komputasi biner.
      Komputer melihat IP Address sebagai angka 32-bit (atau empat byte yang masing-masing delapan bit). Setiap oktet dalam format desimal berada dalam range 0 sampai 255 dan bisa dipresentasikan dalam delapan bit di format biner, yang dinamakan “oktet”.
      Sebagai contoh, angka dalam tabel sebelah kiri menunjukkan versi biner dari IP Address dan angka di sebelah kanan merupakan angka desimalnya
Gambar 2.2 IP Addrees yang ditulis dalam bentuk biner dan desimal
      Anda dapat segera melihat alasan mengapa IP Address memakao format desimal.
      IP Address dibagi menjadi empat oktet yang masing-masing merupakan 9 bit. Dalam format biner, masing-masigng bit memiliki angka biner 0 atau 1. Angka 1 dan 0 ini berhubungan dengan format desimal sesuai dengan persamaan 2n-1,  dimana n adalah posisi digit biner dari sisi kanan oktet.
      Jumlah angka desimal dari sebuah oktet tidak boleh melebihi 255. Pada baris terakhir, Anda dapat melihat bahwa jika semua bit dalam oktet menjadi 1, nilai total desimal tetap tidak melebihi 255. Anda mungkin akan mengatakan bahwa ada rangkaian nilai desimal yang mempunyai jarak yang lebar. Jarak ini dapat ditulis dengan mengkombinasikan bit yang diset menjadi 0 atau 1 seperti sembilan contoh di bawah ini. Sebagai contoh, untuk menghasilkan nilai desimal 197, anda memerlukan angka biner 11000101. Tabel di bawah ini menunjukkan contoh tambahan dari nilai biner dan equivalennya dalam desimal.
Oktet Biner
Nilai Bit Oktet
Nilai Desimal Oktet
00000000
0
0
10000000
128
128
11000000
128+64
192
11100000
128+64+32
224
11110000
128+64+32+16
240
11111000
128+64+32+16+8
248
11111100
128+64+32+16+8+4
252
11111110
128+64+32+16+8+4+2
254
11111111
128+64+32+16+8+4+2+1
255
11000101
128+64+0+0+0+4+0+1
197
11000110
128+64+0+0+0+4+2+0
198
11000111
128+64+0+0+0+4+2+1
199
11001000
128+64+0+0+8+0+0+0
200

Tabel 2.1 Oktet Biner dikonveris ke Bit dan Desimal
      Setiap IP Address di internet atau intranet harus unik. Hal ini akan terasa apabila jaringan mempunyai 1.000 atau 1.000.000 host. Jika perusahaan Anfa mengkonfigurasi menggunkan TCP/IP yang tidak terkoneksi ke internet, maka alokasi dan duplikasi IP address bukan merupakan masalah yang besar. Anda dapat menentukan IP address yang ada, tergantung pada besar jaringan pada peusahaan. Seorang dapat membuat IP address yang unik untuk setiap subjaringan perusahaan terebut. Berbeda jika perusahaan Anda memerlukan koneksi ke internet tentu lebih sulit untuk memastikan agar IP address tidak digunakan oleh orang lain.
      InterNIC (Internet Network Infromation Center) bertanggung jawab untuk mengalokasikan dan menentukan IP address kepada seseorang yang ingin mengkoneksikan jaringannya ke internet. Karena hanya satu grup yang menentukan seluruh IP address untuk internet di seluruh dunia, maka akan lebih mudah untuk memastikan pendistribusian yang depat dan menghindari duplikat alamat.
      InterNIC tidak menyimpan track dari setiap IP address yang telah didistribusikan untuk digunakan. InterNIC menggunakan kelas untuk menentukan pengoperasian IP jaringan yang berhubungan dengan nomor ID host yang cocok.
B.     Sejarah IP Address
Pada tahun 1969, lembaga penelitina Departemen Pertahanan Amerika Serikat, DARPA (Defence Advance Research Projrct Agency) mendanai sebuah penelitian untuk mengembangkan jaringan komunikasi data antar computer. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan aturan komunikasi data antar computer yang bekerja secara transparan, melalui bermacam-macam jaringan komunikasi data yang terhubung satu dengan yang lainnya dan tahan terhapa berbagai macam gangguan (bencana alam, serangan nuklir,dll).
Pengembangan jaringan ini ternyata sukses dan melahirkan ARPANET. Tahun 1982, ARPANET didemonstrasikan di depan peserta The First International Conference on Computer Communication dengan menghubungkan 40 node. Pada tahun 1979 berdirilah USENET yang pada awalnya menghubungkan Universitas Duke dan UNC. Grup yang pertama kali dibentuk dalam USENET adalah Grup Net.
Ukuran ARPANET sendiri semakin lama semakin membesar. Protocol komunikasi data yang digunakan pada waktu itu, yaitu NCP (Network Communication Protocol), tidak sanggup menampung node computer yang besar ini, DARPA kemudian mendanai pembuatan protocol komunikasi yang lebih umum. Protocol ini dinamakan TCP/IP , DARPA menyatakan TCP/IP menjadi standar untuk jaringannya pada 1982. Protocol ini kemudian diadopsi menjadi standar ARPANET pada tahun 1983. Perusahaan Bolt Neranek Newman (BBN) membuat protocol TCP/IPberjalan di atas computer dengan system operasi UNIX.
Pada tahun 1984, jumlah host di internet melebihi 1000 buah. Pada tahun itu pula diperkenalkan Domain Name System (DNS) yang mengganti fungsi table host. Tahun 1986, lembaga ilmu pengetahuan nasional Amerika Serikat U.S. National Science Foundation (NSF) mendanai pembuatan jaringan TCP/IP yang dinamai NSFNET. Jaringan ini digunakan untuk menghubungkan lima pusat computer super dan memungkinkan terhubungnya universitas-universitas di Amerika Serikat dengan kecepatan jaringan tulang punggung sebesar 56 kbps. Jaringan inilah yang kemudian menjadi embrio berkembangnya internet.
Pada tahun 1987 berdiri UUNET yang saat ini merupakan salah satu provider utama internet. Tercatat pula pada tahun tersebut jumlah host melewati angka 10.000. setahun kemudian jaringan tulang punggung NSFNET ditingkatkan menjadi T1(1,544 Mbps). Perkembangan internet menjadi semakin luas dan sampai menjangkau Australia dan Selandia Baru pada tahun 1989. Dua tahun kemudian aplikasi di internet bertambah dengan diciptakannya Wide Area Information Servers (WAIS), gopher, dan World Wide Web (WWW). Pada tahun tersebut kecepatan jaringan tulang punggung NSFNET ditingkatkan menjadi T3 (45 Mbps).
1.      IMP (Interface Message Processor) Tahun 1969 – 1989
IMP tersebut merupakan Interface Message Processor (IMP) pertama, sebuah ruggerized Honeywell DDP-516 Komputer mini. Interface Message Processor “original” dari router. Router adalah sejenis gerbang yang diletakan sebelum data memasuki komputer. Tugas alat ini adalah mengubah bahasa komputer (apapun bahasa itu) ke dalam format IMP. Setelah itu, data dikirimkan ke router komputer lain.
Gambar 2.3 Interface Message Protocol
Dua mesin IMP mulai terhubung pada 29 Oktober 1969. Salah satunya di laboratorium Dr. Kleinrock yang mendirikan teori matematika paket jaringan, yang membuat internet mungkin di University of California – Los Angeles. Yang lain di laboratorium Douglas Engelbart di Stanford Research Institute. Engelbart, yang kemudian menjadi terkenal sebagai pencipta mouse,dan sedang bekerja pada kolaborasi online dan antarmuka manusia untuk DARPA (Defense of Advanced Research Project Agency) selama waktu itu.
Pada tahun 1969 empat buah IMP (Interface Message Processor) dikirimkan ke empat perguruan tinggi yaitu, UCLA, SRI (Standart Research Institute), UCSB (University of California Santa Barbara) dan University of Utah. Jaringan ini kemudian disebut ARPANET (Advanced Research Projects Agency Networking)yang kemudian berkembang menjadi cikal bakal internet.
Pada awalnya Internet merupakan koneksi dari DARPA (Defense of Advanced Research Project Agency) Pentagon, pada tahun 1969 ,yang dimulai dari proyek ARPANET, dan telah berhasil menghubungkan 4 buah jaringan IMP (Interface Message Processor).
Di tahun berikutnya jumlah node bertambah menjadi 15 dan hingga pada tahun 1972bertambah lagi menjadi 37 node. Gagasan IMP dicetuskan oleh  seseorang yang  bernama Wes Clark kemudian diusulkan kepada Larry Roberts yang dari ARPANET. IMP ini dibuat oleh BBN(Bolt Beranek Newman) yang anggotanya terdiri dari:
a.       Team Leader: Frank Heart
b.      Software: Willy Crowther, Dave Walden, Bernie Cosell
c.       Hardware:Severo Ornstein, Ben Barker
d.      Theory and collaboration with the above on the overall system design: Bob Kahn
e.       Other: Hawley Rising
f.       Added to IMP team later: Marty Thrope (hardware), Jim Geisman, Truett Thach (installation), Bill Bertell (Honeywell)

2.      IPv1, IPv2 dan IPv3 Tahun 1977-1979
Dalam RFC 791 IP didefinisikan versi pertama yang digunakan sebagai Internet Protocol. RFC adalah sebuah memorandum yang diterbitkan oleh Internet Engineering Task Force (IETF) menjelaskan tentang metode, perilaku, penelitian, atau inovasi berlaku untuk kerja dari Internet dan system yang terhubung di Internet. Dan ternyata bukan versi 1 tapi versi 4!!, ini tentu saja mengartikan bahwa pada dasarnya protocol ini ada versi sebelumnya. Terlepas dari benar-benar ada atau tidaknya, IP dibuat saat fungsi-fungsinya terbagi dari TCP versi sebelumnya yang dikombinasikan antara fungsi TCP dan Fungsi IP. TCP berkembang melalui tiga versi sebelumnya dan terbagi dari TCP dan IP untuk versi keempat. Versi nomor 4 itu diaplikasikan untuk TCP maupun IP untuk konsistensinya. Meskipun dari namanya mengisyaratkan versi sebelumnya, namun IP versi 4 adalah yang pertama digunakan secara meluas pada TCP/IP yang modern.
3.      IPv4 Tahun 1981 – Sekarang
Sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan dalam protocol jaringan TCP/IP untuk komunikasi antar node-nya, format alamat dalam Internet dinyatakan dalam nomor 32-bit (RFC1166) dan dibagi atas 4 kelompok dan setiap kelompoknya terdiri dari 8-bit atau octet, yang sekarang dinamakan Internet Protocol versi 4 yang masih digunakan sampai hari ini.
4.      IPv5
Apa yang terjadi dengan IPv5? Jawabannya adalah tidak ada. sengaja dilewati untuk menghindari kebingungan. Masalah dengan versi 5 berhubungan dengan protokol TCP / IP eksperimental yang disebut Internet Protocol Streaming, yang awalnya didefinisikan dalam RFC 1190, Protokol ini bukanlah versi kelanjutan dari IPv4 melainkan dibuat sebagai pelengkap IP untuk membawa traffic percakapan suara dan konferensi dengan garansi delay dan bandwidth. Saya tidak mendapatkan informasi yang pasti untuk tahun awal dikembangkan, namun kalau mengacu dari RFC1190 itu adalah tahun 1990.
5.      IPv6 Tahun 1995 – Sekarang dan di masa mendatang
Seiring dengan pertumbuhan Internet yang sangat pesat diseluruh dunia yang menyebabkan IPv4 dengan format 32-bit tidak bisa lagi menampung kebutuhan pengalamatan internet setelah jangka 20 tahun kedepan. Dari hasil riset  dan perhitungan pakar IETF menyebutkan dengan hanya 32-bit format address hanya bisa menampung kurang lebih 4 milliar host di dunia ini. Pada tahun 1992 IETF selaku komunitas terbuka Internet membuka diskusi untuk mengatasi masalah ini dengan mencari format IP generasi selanjutnya setelah IPv4, setelah  pembahasan yang panjang, baru pada tahun 1995 ditetapkan melalui RFC2460 IPv6 sebagai IP generasi berikutnya (Next generation yang biasa disebut IPng) yang dapat menampung sekitar 340 milliar trilliun bahkan lebih host address, bisa diibaratkan bila semua manusia di dunia ini membutuhkan IP maka IPv6 itu juga belum akan habis (lebay sedikit J).
Pengembangan IPv6 ini sudah dilakukan banyak pihak diseluruh dunia seperti Internet Service Provider, Internet Exchange Point, militer, dan Universitas. Di Indonesia sendiri sudah dialokasikan 17 prefix IPv6 untuk berbagai organisasi, mobile operator, IXP, dan ISP. Berdasarkan statistic dari badan pengembangan dan penyedia tunnel broker SixXS (www.sixxs.net) hingga saat ini yang aktif hanya 7 prefix dari 7 ISP (indo.net, Indosatnet serta CBN, pesatNET, dll).
C.     Alamat IP Versi 4
Alamat IP versi 4 (sering disebut dengan Alamat IPv4) adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol IP versi 4. Panjang totalnya adalah 32-bit, dan secara teoritis dapat mengalamati hingga 4 miliar host komputer atau lebih tepatnya 4.294.967.296 host di seluruh dunia, jumlah host tersebut didapatkan dari 256 (didapatkan dari 8 bit) dipangkat 4(karena terdapat 4 oktet) sehingga nilai maksimal dari alamt IP versi 4 tersebut adalah 255.255.255.255 dimana nilai dihitung dari nol sehingga nilai nilai host yang dapat ditampung adalah 256x256x256x256=4.294.967.296 host.
Dalam pengalamatan IP juga dikenal dengan alamat unicast, broadcast, dan multicast. Alamat-alamat tersebut dibedakan berdasarkan kemampuan atau fungsinya dalam mentransmisikan data.
1.      Representasi Alamat
Alamat IP versi 4 umumnya diekspresikan dalam notasi desimal bertitik (dotted-decimal notation), yang dibagi ke dalam empat buah oktet berukuran 8-bit. Dalam beberapa buku referensi, format bentuknya adalah w.x.y.z. Karena setiap oktet berukuran 8-bit, maka nilainya berkisar antara 0 hingga 255 (meskipun begitu, terdapat beberapa pengecualian nilai).
Alamat IP yang dimiliki oleh sebuah host dapat dibagi dengan menggunakan subnet mask jaringan ke dalam dua buah bagian, yakni:
a.       Network Identifier/NetID atau Network Address (alamat jaringan) yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat jaringan di mana host berada. Template:BrSemua sistem di dalam sebuah jaringan fisik yang sama harus memiliki alamat network identifier yang sama. Network identifier juga harus bersifat unik dalam sebuah internetwork. Alamat network identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255.
b.      Host Identifier/HostID atau Host address (alamat host) yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat host di dalam jaringan. Nilai host identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255 dan harus bersifat unik di dalam network identifier di mana ia berada.
2.      Jenis Alamat IPv4
Alamat IPv4 terbagi menjadi beberapa jenis, yakni sebagai berikut:
a.       Alamat Unicast
Alamat unicast merupakan alamat IP yang digunakan oleh host-host yang terhubung dalam suatu jaringan. Karakteristik alamat ini adalah untuk berkomunikasi satu titik dengan satu titik (one-to-one), setiap komunikasi atau transmisi data yang menuju ke suatu titik atau alamat unicast yang lainnya akan memakai satu jalur data, sehingga jika berkomunikasi dengan beberapa titik sekaligus akan menambah jalur data yang dipakai.
Alamat IP publik dan IP privat merupakan alamat unicast. Dan jika dihubungkan dengan kelas IP, maka alamat unicast meliputi alamat IP kelas A, B, dan C.
Dalam RFC 791 alamat Unicast IP versi 4 dibagi ke dalam beberapa kelas, dilihat dari oktet pertamanya, seperti terlihat pada tabel. Sebenarnya yang menjadi pembeda kelas IP versi 4 adalah pola biner yang terdapat dalam oktet pertama (utamanya adalah bit-bit awal/high-order bit), tapi untuk lebih mudah mengingatnya, akan lebih cepat diingat dengan menggunakan representasi desimal.
Kelas Alamat IP
Oktet pertama dalam Desimal
Oktet pertama dalam Biner
Digunakan oleh
Kelas A
1–126
0xxx xxxx
Alamat unicast untuk jaringan skala besar
Kelas B
128–191
1xxx xxxx
Alamat unicast untuk jaringan skala menengah hingga skala besar
Kelas C
192–223
110x xxxx
Alamat unicast untuk jaringan skala kecil
Kelas D
224–239
1110 xxxx
Alamat multicast (bukan alamat unicast)
Kelas E
240–255
1111 xxxx
Direservasikan;umumnya digunakan sebagai alamat percobaan (eksperimen); (bukan alamat unicast)

Tabel 2.2 Pembagian Kelas IP Address versi 4
Catatan: Penggunaan kelas alamat IP sekarang tidak relevan lagi, mengingat sekarang alamat IP sudah tidak menggunakan kelas alamat lagi. Pengemban otoritas Internet telah melihat dengan jelas bahwa alamat yang dibagi ke dalam kelas-kelas seperti di atas sudah tidak mencukupi kebutuhan yang ada saat ini, di saat penggunaan Internet yang semakin meluas. Alamat IPv6 yang baru sekarang tidak menggunakan kelas-kelas seperti alamat IPv4. Alamat yang dibuat tanpa mempedulikan kelas disebut juga dengan classless address.
1)      Kelas A
Alamat-alamat unicast kelas A diberikan untuk jaringan skala besar. Nomor urut bit tertinggi di dalam alamat IP kelas A selalu diset dengan nilai 0 (nol). Tujuh bit berikutnya—untuk melengkapi oktet pertama—akan membuat sebuah network identifier. 24 bit sisanya (atau tiga oktet terakhir) merepresentasikan host identifier. Ini mengizinkan kelas A memiliki hingga 126 jaringan, dan 16,777,214 host tiap jaringannya. Alamat dengan oktet awal 127 tidak diizinkan, karena digunakan untuk mekanisme Interprocess Communication (IPC) di dalam mesin yang bersangkutan.
2)      Kelas B
Alamat-alamat unicast kelas B dikhususkan untuk jaringan skala menengah hingga skala besar. Dua bit pertama di dalam oktet pertama alamat IP kelas B selalu diset ke bilangan biner 10. 14 bit berikutnya (untuk melengkapi dua oktet pertama), akan membuat sebuah network identifier. 16 bit sisanya (dua oktet terakhir) merepresentasikan host identifier. Kelas B dapat memiliki 16,384 network, dan 65,534 host untuk setiap network-nya.
3)      Kelas C
Alamat IP unicast kelas C digunakan untuk jaringan berskala kecil. Tiga bit pertama di dalam oktet pertama alamat kelas C selalu diset ke nilai biner 110. 21 bit selanjutnya (untuk melengkapi tiga oktet pertama) akan membentuk sebuah network identifier. 8 bit sisanya (sebagai oktet terakhir) akan merepresentasikan host identifier. Ini memungkinkan pembuatan total 2,097,152 buah network, dan 254 host untuk setiap network-nya.
4)      Kelas D
Alamat IP kelas D disediakan hanya untuk alamat-alamat IP multicast, sehingga berbeda dengan tiga kelas di atas. Empat bit pertama di dalam IP kelas D selalu diset ke bilangan biner 1110. 28 bit sisanya digunakan sebagai alamat yang dapat digunakan untuk mengenali host.
5)      Kelas E
Alamat IP kelas E disediakan sebagai alamat yang bersifat “eksperimental” atau percobaan dan dicadangkan untuk digunakan pada masa depan. Empat bit pertama selalu diset kepada bilangan biner 1111. 28 bit sisanya digunakan sebagai alamat yang dapat digunakan untuk mengenali host.


b.      Alamat Broadcast
Alamat broadcast merupakan alamat IP yang digunakan untuk mengirim atau bisa disebut meneruskan paket data (karena hanya dapat menjadi tujuan, bukan sumber paket data) ke semua host dalam jaringan yang satu NetID dengan alamat broadcast tersebut (one-to-everyone).
Karakteristik alamat broadcast yaitu direpresentasikan dengan memberikan nilai satu (biner) atau 255 (dalam dotted decimal notation) pada semua bit bagian HostID. Dan hanya ada pada IPv4, karena pada IPv6 peran alamat broadcast digantikan oleh alamat multicast.
Alamat broadcast IP versi 4 digunakan untuk menyampaikan paket-paket data "satu-untuk-semua". Jika sebuah host pengirim yang hendak mengirimkan paket data dengan tujuan alamat broadcast, maka semua node yang terdapat di dalam segmen jaringan tersebut akan menerima paket tersebut dan memprosesnya. Berbeda dengan alamat IP unicast atau alamat IP multicast, alamat IP broadcast hanya dapat digunakan sebagai alamat tujuan saja, sehingga tidak dapat digunakan sebagai alamat sumber.
Ada empat buah jenis alamat IP broadcast, yakni network broadcast, subnet broadcast, all-subnets-directed broadcast, dan Limited Broadcast. Untuk setiap jenis alamat broadcast tersebut, paket IP broadcast akan dialamatkan kepada lapisan antarmuka jaringan dengan menggunakan alamat broadcast yang dimiliki oleh teknologi antarmuka jaringan yang digunakan. Sebagai contoh, untuk jaringan Ethernet danToken Ring, semua paket broadcast IP akan dikirimkan ke alamat broadcast Ethernet dan Token Ring, yakni 0xFF-FF-FF-FF-FF-FF.

1)      Network Broadcast
Alamat network broadcast IPv4 adalah alamat yang dibentuk dengan cara mengeset semua bit host menjadi 1 dalam sebuah alamat yang menggunakan kelas (classful). Contohnya adalah, dalam NetID 131.107.0.0/16, alamat broadcast-nya adalah 131.107.255.255. Alamat network broadcast digunakan untuk mengirimkan sebuah paket untuk semua host yang terdapat di dalam sebuah jaringan yang berbasis kelas. Router tidak dapat meneruskan paket-paket yang ditujukan dengan alamat network broadcast.
2)      Subnet broadcast
Alamat subnet broadcast adalah alamat yang dibentuk dengan cara mengeset semua bit host menjadi 1 dalam sebuah alamat yang tidak menggunakan kelas (classless). Sebagai contoh, dalam NetID 131.107.26.0/24, alamat broadcast-nya adalah 131.107.26.255. Alamat subnet broadcast digunakan untuk mengirimkan paket ke semua host dalam sebuah jaringan yang telah dibagi dengan cara subnetting, atausupernetting. Router tidak dapat meneruskan paket-paket yang ditujukan dengan alamat subnet broadcast.
Alamat subnet broadcast tidak terdapat di dalam sebuah jaringan yang menggunakan kelas alamat IP, sementara itu, alamat network broadcast tidak terdapat di dalam sebuah jaringan yang tidak menggunakan kelas alamat IP.
3)      All-subnets-directed broadcast
Alamat IP ini adalah alamat broadcast yang dibentuk dengan mengeset semua bit-bit network identifier yang asli yang berbasis kelas menjadi 1 untuk sebuah jaringan dengan alamat tak berkelas (classless). Sebuah paket jaringan yang dialamatkan ke alamat ini akan disampaikan ke semua host dalam semua subnet yang dibentuk dari network identifer yang berbasis kelas yang asli. Contoh untuk alamat ini adalah untuk sebuah network identifier 131.107.26.0/24, alamat all-subnets-directed broadcast untuknya adalah 131.107.255.255. Dengan kata lain, alamat ini adalah alamat jaringan broadcast dari network identifier alamat berbasis kelas yang asli. Dalam contoh di atas, alamat 131.107.26.0/24 yang merupakan alamat kelas B, yang secara default memiliki network identifer 16, maka alamatnya adalah 131.107.255.255.
Semua host dari sebuah jaringan dengan alamat tidak berkelas akan menengarkan dan memproses paket-paket yang dialamatkan ke alamat ini. RFC 922 mengharuskan router IP untuk meneruskan paket yang di-broadcast ke alamat ini ke semua subnet dalam jaringan berkelas yang asli. Meskipun demikian, hal ini belum banyak diimplementasikan.
Dengan banyaknya alamat network identifier yang tidak berkelas, maka alamat ini pun tidak relevan lagi dengan perkembangan jaringan. Menurut RFC 1812, penggunaan alamat jenis ini telah ditinggalkan.
4)      Limited broadcast
Alamat ini adalah alamat yang dibentuk dengan mengeset semua 32 bit alamat IP versi 4 menjadi 1 (11111111111111111111111111111111 atau 255.255.255.255). Alamat ini digunakan ketika sebuah node IP harus melakukan penyampaian data secara one-to-everyone di dalam sebuah jaringan lokal tetapi ia belum mengetahui network identifier-nya. Contoh penggunaanya adalah ketika proses konfigurasi alamat secara otomatis dengan menggunakan Boot Protocol (BOOTP) atau Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP). Sebagai contoh, dengan DHCP, sebuah klien DHCP harus menggunakan alamat ini untuk semua lalu lintas yang dikirimkan hingga server DHCP memberikan sewaan alamat IP kepadanya.
Semua host, yang berbasis kelas atau tanpa kelas akan mendengarkan dan memproses paket jaringan yang dialamatkan ke alamat ini. Meskipun kelihatannya dengan menggunakan alamat ini, paket jaringan akan dikirimkan ke semua node di dalam semua jaringan, ternyata hal ini hanya terjadi di dalam jaringan lokal saja, dan tidak akan pernah diteruskan oleh router IP, mengingat paket data dibatasi saja hanya dalam segmen jaringan lokal saja. Karenanya, alamat ini disebut sebagai limited broadcast.
c.       Alamat Multicast
Alamat IP Multicast (multicast IP address) adalah alamat yang digunakan untuk menyampaikan satu paket kepada banyak penerima. Dalam sebuah intranet yang memiliki alamat multicast IPv4, sebuah paket yang ditujukan ke sebuah alamat multicast akan diteruskan oleh router ke subjaringan di mana terdapat host-host yang sedang berada dalam kondisi "listening" terhadap lalu lintas jaringan yang dikirimkan ke alamat multicast tersebut. Dengan cara ini, alamat multicast pun menjadi cara yang efisien untuk mengirimkan paket data dari satu sumber ke beberapa tujuan untuk beberapa jenis komunikasi. Alamat multicast didefinisikan dalam RFC 1112.
Karakteristik alamat multicast yaitu mampu atau berfungsi untuk mengirim paket data ke banyak penerima dengan satu transmisi dan hanya menggunakan satu jalur data, sehingga dapat menghemat penggunaan bandwidht. Pada IPv4, alamat multicast dialokasikan pada alamat IP kelas D yakni 224.0.0.0/4 dan untuk blok IP 224.0.0.0/24 sudah dicadangkan atau dipesan untuk penggunaan dalam jaringan lokal. Kemudian pada IPv6 alamat multicast menggunakan blok alamat dengan prefiks ff00 : :/8.
Alamat multicast biasa digunakan untuk streaming kontent multimedia seperti siaran TV, dan juga telah dikembangkan agar bisa many-to-many, yang implementasinya yaitu pada video conference antar pengguna dari berbagai tempat.
Alamat-alamat multicast IPv4 didefinisikan dalam ruang alamat kelas D, yakni 224.0.0.0/4, yang berkisar dari 224.0.0.0 hingga 239.255.255.255. Prefiks alamat 224.0.0.0/24 (dari alamat 224.0.0.0 hingga 224.0.0.255) tidak dapat digunakan karena dicadangkan untuk digunakan oleh lalu lintas multicast dalam subnet lokal.
d.      Alamat Lainnya
Jika ada sebuah intranet tidak yang terkoneksi ke internet, semua alamat IP dapat digunakan. Jika koneksi dilakukan secara langsung (dengan menggunakan teknik routing) atau secara tidak langsung (dengan menggunakan proxy server), maka ada dua jenis alamat yang dapat digunakan di dalam internet, yaitu public address (alamat publik) dan private address (alamat pribadi).
1)      Alamat Publik
Alamat publik adalah alamat-alamat yang telah ditetapkan oleh InterNIC dan berisi beberapa buah network identifier yang telah dijamin unik (artinya, tidak ada dua host yang menggunakan alamat yang sama) jika intranet tersebut telah terhubung ke Internet.
Ketika beberapa alamat publik telah ditetapkan, maka beberapa rute dapat diprogram ke dalam sebuah router sehingga lalu lintas data yang menuju alamat publik tersebut dapat mencapai lokasinya. Di internet, lalu lintas ke sebuah alamat publik tujuan dapat dicapai, selama masih terkoneksi dengan internet.

2)      Alamat Ilegal
Intranet-intranet pribadi yang tidak memiliki kemauan untuk mengoneksikan intranetnya ke internet dapat memilih alamat apapun yang mereka mau, meskipun menggunakan alamat publik yang telah ditetapkan oleh InterNIC. Jika sebuah organisasi selanjutnya memutuskan untuk menghubungkan intranetnya ke internet, skema alamat yang digunakannya mungkin dapat mengandung alamat-alamat yang mungkin telah ditetapkan oleh InterNIC atau organisasi lainnya. Alamat-alamat tersebut dapat menjadi konflik antara satu dan lainnya, sehingga disebut juga dengan illegal address, yang tidak dapat dihubungi oleh host lainnya.
3)      Alamat Privat
Setiap node IP membutuhkan sebuah alamat IP yang secara global unik terhadap internetwork IP. Pada kasus internet, setiap node di dalam sebuah jaringan yang terhubung ke internet akan membutuhkan sebuah alamat yang unik secara global terhadap internet. Karena perkembangan internet yang sangat amat pesat, organisasi-organisasi yang menghubungkan intranet miliknya ke internet membutuhkan sebuah alamat publik untuk setiap node di dalam intranet miliknya tersebut. Tentu saja, hal ini akan membutuhkan sebuah alamat publik yang unik secara global.
Ketika menganalisis kebutuhan pengalamatan yang dibutuhkan oleh sebuah organisasi, para desainer internet memiliki pemikiran yaitu bagi kebanyakan organisasi, kebanyakan host di dalam intranet organisasi tersebut tidak harus terhubung secara langsung ke internet. Host-host yang membutuhkan sekumpulan layanan internet, seperti halnya akses terhadap web atau e-mail, biasanya mengakses layanan internet tersebut melalui gateway yang berjalan di atas lapisan aplikasi seperti proxy server atau e-mail server. Hasilnya, kebanyakan organisasi hanya membutuhkan alamat publik dalam jumlah sedikit saja yang nantinya digunakan oleh node-node tersebut (hanya untuk proxy, router, firewall, atau translator) yang terhubung secara langsung ke internet.
Untuk host-host di dalam sebuah organisasi yang tidak membutuhkan akses langsung ke internet, alamat-alamat IP yang bukan duplikat dari alamat publik yang telah ditetapkan mutlak dibutuhkan. Untuk mengatasi masalah pengalamatan ini, para desainer internet mereservasikan sebagian ruangan alamat IP dan menyebut bagian tersebut sebagai ruangan alamat pribadi. Sebuah alamat IP yang berada di dalam ruangan alamat pribadi tidak akan digunakan sebagai sebuah alamat publik. Alamat IP yang berada di dalam ruangan alamat pribadi dikenal juga dengan alamat pribadi. Karena di antara ruangan alamat publik dan ruangan alamat pribadi tidak saling melakukan overlapping, maka alamat pribadi tidak akan menduplikasi alamat publik, dan tidak pula sebaliknya.
Ruangan alamat pribadi yang ditentukan di dalam RFC 1918 didefinisikan di dalam tiga blok alamat berikut:
a)      10.0.0.0/8
Jaringan pribadi (private network) 10.0.0.0/8 merupakan sebuah network identifier kelas A yang mengizinkan alamat IP yang valid dari 10.0.0.1hingga 10.255.255.254. Private network 10.0.0.0/8 memiliki 24 bit host yang dapat digunakan untuk skema subnetting di dalam sebuah organisasi privat.
b)      172.16.0.0/12
Jaringan pribadi 172.16.0.0/12 dapat diinterpretasikan sebagai sebuah block dari 16 network identifier kelas B atau sebagai sebuah ruangan alamat yang memiliki 20 bit yang dapat ditetapkan sebagai host identifier, yang dapat digunakan dengan menggunakan skema subnetting di dalam sebuah organisasi privat. Alamat jaringan privat 17.16.0.0/12 mengizinkan alamat-alamat IP yang valid dari 172.16.0.1 hingga172.31.255.254.
c)      192.168.0.0/16
Jaringan pribadi 192.168.0.0/16 dapat diinterpretasikan sebagai sebuah block dari 256 network identifier kelas C atau sebagai sebuah ruangan alamat yang memiliki 16 bit yang dapat ditetapkan sebagai host identifier yang dapat digunakan dengan menggunakan skema subnettingapapun di dalam sebuah organisasi privat. Alamat private network 192.168.0.0/16 dapat mendukung alamat-alamat IP yang valid dari192.168.0.1 hingga 192.168.255.254.
d)     169.254.0.0/16
Alamat jaringan ini dapat digunakan sebagai alamat privat karena memang IANA mengalokasikan untuk tidak menggunakannya. Alamat IP yang mungkin dalam ruang alamat ini adalah 169.254.0.1 hingga 169.254.255.254, dengan alamat subnet mask 255.255.0.0. Alamat ini digunakan sebagai alamat IP privat otomatis (dalam Windows, disebut dengan Automatic Private Internet Protocol Addressing (APIPA)).
Hasil dari penggunaan alamat-alamat privat ini oleh banyak organisasi adalah menghindari kehabisan dari alamat publik, mengingat pertumbuhan internet yang sangat pesat.
Karena alamat-alamat IP di dalam ruangan alamat pribadi tidak akan ditetapkan oleh Internet Network Information Center (InterNIC) (atau badan lainnya yang memiliki otoritas) sebagai alamat publik, maka tidak akan pernah ada rute yang menuju ke alamat-alamat pribadi tersebut di dalam router internet. Kompensasinya, alamat pribadi tidak dapat dijangkau dari internet. Oleh karena itu, semua lalu lintas dari sebuah host yang menggunakan sebuah alamat pribadi harus mengirim request tersebut ke sebuah gateway (seperti halnya proxy server), yang memiliki sebuah alamat publik yang valid, atau memiliki alamat pribadi yang telah ditranslasikan ke dalam sebuah alamat IP publik yang valid dengan menggunakan Network Address Translator (NAT) sebelum dikirimkan ke internet.
D.    Alamat IP Versi 6
Internet Versi Protokol 6 disingkat ke IPV6. Versi yang sebelumnya Internet Protokol adalah versi 4 (dikenal sebagai IPV4). IPV6 adalah suatu versi IP  baru yang mana  dirancang untuk;menjadi suatu langkah evolusiner dari IPV4. Ini merupakan suatu kenaikan alami ke IPV4. Ini dapat diinstall sebagai perangkat lunak yang dapat diupgrade normal di peralatan internet dan interoperable dengan IPV4 yang sekarang . Strategi Penyebaran nya dirancang untuk tidak mempunyai flagdays atau ketergantungan lainnya. IPV6 dirancang untuk menjalankan dengan baik pada  jaringan capaian tinggi (e.g. Gigabit Ethernet, OC-12, ATM, dll.) dan pada waktu yang sama tetap  efisien untuk jaringan bandwitch rendah (e.g. tanpa kawat). Sebagai tambahan, itu menyediakan suatu platform untuk internet kemampuan  baru yang akan diperlukan di masa dekat mendatang.
IPV6 meliputi suatu mekanisme transisi  yang mana  dirancang untuk mengijinkan para pemakai untuk mengadopsi dan menyebar IPV6 di  dalam menghamburkan pertunjukan yang tinggi dan untuk menyediakan interoperabilas langsung antara IPV4 dan IPV6 hosts. Transisi suatu versi  baru Internet Protokol harus incremental, dengan sedikit atau tidak ada kritis interdependencies, jika itu adalah untuk berhasil. IPV6 transisi mengijinkan para pemakai [itu] untuk mengupgrade hosts mereka ke IPV6, dan operator jaringan untuk menyebar IPV6 di  penerus, dengan sangat kecil koordinasi antara keduanya.
1.      IP Generasi Selanjutnya
Motivasi yang membawa ke arah pengadopsian sebuah versi baru IP adalah adanya keterbatasan yang ada pada bidang alamat 32-bit pada IPv4. Dengan bidang alamat 32-bit sangatlah tidak mungkin secara prinsip menerapkan 223 alamat yang berlaina, dengan kemungkinan lebih dari 4 miliar alamat, orang mungkin akan berpikir bahwa jumlah alamat ini lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan pengalamatan pada internet. Namun, pada akhir 1980-an, dipercaya bahwa kemungkinan akan muncul masalah berkaitan dengan hal ini dan ternyata telah terjadi pada awal tahun 1990-an. Beberapa alasan mengenai ketidakcukupan alamat 32-bit adalah sebagai berikut.
a.       Struktur dua level alamat IP (nomor jaringan, nomor host) sudah tepat, namun memboroskan ruang alamat. Sekali suatu nomor jaringan ditetapkan untuk jaringan, semua nomor alamat-host nomor jaringan tersebut. Ruang alamat untuk jaringan tersebut jarang bisa digunakan, namun sejauh ruang alamat IP efektif diperhatikan, bila suatu nomor jaringan digunakan maka semua alamat di dalam jaringan juga digunakan.
b.      Model pengalamatan IP biasanya memerlukan nomor jaringan khusus yang ditetapkan untuk setiap jaringan IP, meskipun sebenarnya dikoneksikan ke internet atau pun tidak.
c.       Jaringan berkembang dengan cepat. Sebagian besar organisasi mengandalkan LAN multiple, dan bukan hanya sistem LAN tunggal saja. Jaringan nirkabel juga dengan cepat memainkan peranan yang sangat penting. Sedangkan internet itu sendiri sudah berkembang sejak bertahun-tahun.
d.      Perkembangan penggunaan TCP/IP menjadi bidang-bidang baru menyebabkan semakin meningkatnya permintaan akan alamat-alamat IP khusus (misalnya, dengan menggunakan TCP/IP untuk menginterkoneksikan terminal minat beli barang elektronik serta untuk receiver televisi kabel).
e.       Biasanya, sebuah alamat IP tunggal ditetapkan untuk setiap host. Aransemen yang lebih fleksibel dimaksudkan untuk memungkinkan pengunaan alamat-alamat IP multiple per host. Hal ini tentunya meningkatkan permintaan akan alamat-alamat IP.
Begitu kebutuhan akan ruang alamat meningkat barulah dirasakan kebutuhan akan IP versi baru. Selain itu, IP merupakan protokol yang sudah sangat tua, dan persyaratan persayaratan baru dalam hal konfigurasi alamat, fleksibilitas penjaluran dan dukungan lalu lintas juga sudah ditetapkan.
Sebagai repons untuk menjawab kebutuhan ini, Intenet Engineering Task Force (IETF) menerbitkan sebuah proposal pengajuan IP generasi berikut (IPng = IP Next generation) pada bulan Juli 1992. Sejumlah proposal telah diterima dan menjelang tahun 1994 rancangan akhir untuk IPng telah diterbitkan. Peristiwa terpenting yang dicapat dengan publikasi RFC 1752, “The Recommendation for the IP Next Generation Protocol,” diterbitkan pada bulan Januari 1995. RFC 1752 menggarisbawahi persyaratan-persyaratan untuk IPng, menentukan format-format PDU, dan menyoroti dokumen Internet telah menetapkan detail-detail protokol, yang secara resmi disebut IPv6, yang mencakup seluruh spesifikasi IPv6 (RFC 2460), RFC yang berkaitan dengan struktur pengalamatan IPv6 (RFC 2373) dan lain-lain.
IPv6 juga mencakup perbaikan-perbaikan IPv4 seperti berikut.
a.       Ruang alamat yang diperluas: IPv6 menggunakan alamat-alamat 128 bit termasuk alamat-alamatIPv4 32-bit. Ini merupakan peningkatan ruang alamat melalui faktor 296. Juga ditegaskan [HIND95] bahwa ini memungkinkan untuk mencapai 6 x 1023 alamat-alamat khusus per meter kuadrat permukaan bumi. Bahkan bila alamat-alamat dialokasikan dengan tidak efisien sekalipun, alamat-alamat ini tetap tampak aman,
b.      Mekanisme pilihan yang ditingkatkan: pilihan IPv6 ditempatkan dalam header pilihan yang tersipah uang dialokasikan di antara header IPv6 dan header pada lapisan transport. Sebagian besar header-header pilihan ini tidak diperiksa atau diproses melalui royter pada jalur paket. Ini menyederhanakan dan mempercepat pengolahan paket-paket IPv6 router bila dibandingkan dengan datagram IPv4. Selain itu juga membuatnya lebih mudah bila ingin menambahkan pilihan-pilihan tambahan.
c.       Aotokonfigruasi alamat: kapabilitas ini menampilkan penempatan alamat-alamat IPv6 secara dinamik.
d.      Fleksibilitas pengalamatan ditingkatkan: IPv6 mencakup konsep alamat anycast, yaitu sebuah paket dikirim hanya ke salah satu susunan simpul-simpul. Derajat multicast penjaluran ditingkatkan dengan menambahkan suatu bidang ke alamat-alamat multicast.
2.      Format Alamat
Dalam IPv6, alamat 128-bit akan dibagi ke dalam 8 blok berukuran 16-bit, yang dapat dikonversikan ke dalam bilangan heksadesimal berukuran 4-digit. Setiap blok bilangan heksadesimal tersebut akan dipisahkan dengan tanda titik dua (:). Karenanya, format notasi yang digunakan oleh IPv6 juga sering disebut dengan colon-hexadecimal format, berbeda dengan IPv4 yang menggunakan dotted-decimal format.
Berikut ini adalah contoh alamat IPv6 dalam bentuk bilangan biner:
00100001110110100000000011010011000000000000000000101111001110110000001010101010000000001111111111111110001010001001110001011010
Untuk menerjemahkannya ke dalam bentuk notasi colon-hexadecimal format, angka-angka biner di atas harus dibagi ke dalam 8 buah blok berukuran 16-bit:
0010000111011010 0000000011010011 0000000000000000 0010111100111011 0000001010101010 0000000011111111 1111111000101000 1001110001011010
Lalu, setiap blok berukuran 16-bit tersebut harus dikonversikan ke dalam bilangan heksadesimal dan setiap bilangan heksadesimal tersebut dipisahkan dengan menggunakan tanda titik dua. Hasil konversinya adalah sebagai berikut:
21DA:00D3:0000:2F3B:02AA:00FF:FE28:9C5A
3.      Penyederhanaan bentuk alamat
Alamat di atas juga dapat disederhanakan lagi dengan membuang angka 0 pada awal setiap blok yang berukuran 16-bit di atas, dengan menyisakan satu digit terakhir. Dengan membuang angka 0, alamat di atas disederhanakan menjadi:
21DA:D3:0:2F3B:2AA:FF:FE28:9C5A
Konvensi pengalamatan IPv6 juga mengizinkan penyederhanaan alamat lebih jauh lagi, yakni dengan membuang banyak karakter 0, pada sebuah alamat yang banyak angka 0-nya. Jika sebuah alamat IPv6 yang direpresentasikan dalam notasi colon-hexadecimal format mengandung beberapa blok 16-bit dengan angka 0, maka alamat tersebut dapat disederhanakan dengan menggunakan tanda dua buah titik dua (::). Untuk menghindari kebingungan, penyederhanaan alamat IPv6 dengan cara ini sebaiknya hanya digunakan sekali saja di dalam satu alamat, karena kemungkinan nantinya pengguna tidak dapat menentukan berapa banyak bit 0 yang direpresentasikan oleh setiap tanda dua titik dua (::) yang terdapat dalam alamat tersebut. Tabel berikut mengilustrasikan cara penggunaan hal ini.
Alamat asli
Alamat asli yang disederhanakan
Alamat setelah dikompres
FE80:0000:0000:0000:02AA:00FF:FE9A:4CA2
FE80:0:0:0:2AA:FF:FE9A:4CA2
FE80::2AA:FF:FE9A:4CA2
FF02:0000:0000:0000:0000:0000:0000:0002
FF02:0:0:0:0:0:0:2
FF02::2

Tabel 2.3 Penyederhanaan Bentuk Alamat IPv6
Untuk menentukan berapa banyak bit bernilai 0 yang dibuang (dan digantikan dengan tanda dua titik dua) dalam sebuah alamat IPv6, dapat dilakukan dengan menghitung berapa banyak blok yang tersedia dalam alamat tersebut, yang kemudian dikurangkan dengan angka 8, dan angka tersebut dikalikan dengan 16. Sebagai contoh, alamat FF02::2 hanya mengandung dua blok alamat (blok FF02 dan blok 2). Maka, jumlah bit yang dibuang adalah (8-2) x 16 = 96 buah bit.
4.      Pengembangan IPV6
a.       Memperluas Kemampuan Pengalamatan
IPV6 meningkatkan alamat IP dari 32 bit - 128 bit, untuk mendukung  lebih banyak tingkatan dari pengalamatan hirarki, suatu jumlah yang lebih besar untuk pengalamatan nodes, dan auto-configuration yang lebih sederhana dari pengalamatan. Scalabilas multicast routing ditingkatkan dengan  menambahkan sebuah " lingkup" bidang ke alamat multicast .Dan suatu jenis baru dari alamat disebut suatu "alamat anycast" digambarkan, digunakan untuk mengirimkansuatu paket kepada beberapa orang suatu kelompok.


b.      Penyederhanaan Format Header
Beberapa bidang header IPV4 telah dijatuhkan atau dibuat opsional, untuk mengurangi ongkos pemrosesan common case dari packet handling dan untuk membatasi ongkos bandwitch dari header IPV6.
c.       Meningkatkan support untuk perluasan dan pilihan
Merubah cara pilihan header IP disandikan mempertimbangkan penyampaian yang lebih efisien, lebih sedikit keras membatasi pada panjangnya pilihan, dan fleksibilitas lebih besar untuk memperkenalkan pilihan baru di masa datang.
d.      Mengalirkan Kemampuan Labeling
Suatu kemampuan baru ditambahkan untuk dapat melabelkan paket kepunyaan lalu lintas tertentu " arus" di mana pengirim  meminta penanganan khusus, seperti kualitas yang tidak pasti dari servis atau ‘ real time’ service
e.       Pengesahan Dan Kemampuan Privasi.
Perluasan untuk mendukung pengesahan, integritas data, dan (opsional) kerahasiaan data ditetapkan untuk IPV6.
5.      Format Prefix
Dalam IPv4, sebuah alamat dalam notasi dotted-decimal format dapat direpresentasikan dengan menggunakan angka prefiks yang merujuk kepada subnet mask. IPv6 juga memiliki angka prefiks, tapi tidak didugnakan untuk merujuk kepada subnet mask, karena memang IPv6 tidak mendukung subnet mask.
Prefiks adalah sebuah bagian dari alamat IP, di mana bit-bit memiliki nilai-nilai yang tetap atau bit-bit tersebut merupakan bagian dari sebuah rute atau subnet identifier. Prefiks dalam IPv6 direpesentasikan dengan cara yang sama seperti halnya prefiks alamat IPv4, yaitu [alamat]/[angka panjang prefiks]. Panjang prefiks mementukan jumlah bit terbesar paling kiri yang membuat prefiks subnet. Sebagai contoh, prefiks sebuah alamat IPv6 dapat direpresentasikan sebagai berikut:
3FFE:2900:D005:F28B::/64
Pada contoh di atas, 64 bit pertama dari alamat tersebut dianggap sebagai prefiks alamat, sementara 64 bit sisanya dianggap sebagai interface ID.
6.      Jenis-jenis Alamat IPv6
a.       Unicast Address
Menyediakan komunikasi secara point-to-point, secara langsung antara dua host dalam sebuah jaringan. Alamat unicast IPv6 dapat diimplementasikan dalam berbagai jenis alamat, yakni:
1)      Unicast global addresses
Alamat unicast global IPv6 mirip dengan alamat publik dalam alamat IPv4. Dikenal juga sebagai Aggregatable Global Unicast Address. Seperti halnya alamat publik IPv4 yang dapat secara global dirujuk oleh host-host di Internet dengan menggunakan proses routing, alamat ini juga mengimplementasikan hal serupa. Struktur alamat IPv6 unicast global terbagi menjadi topologi tiga level (Public, Site, dan Node).
Field
Panjang
Keterangan
001
3 bit
Berfungsi sebagai tanda pengenal alamat, bahwa alamat ini adalah sebuah alamat IPv6 Unicast Global.
Top Level Aggregation Identifier (TLA ID)
13 bit
Berfungsi sebagai level tertinggi dalam hierarki routing. TLA ID diatur oleh Internet Assigned Name Authority (IANA), yang mengalokasikannya ke dalam daftar Internet registry, yang kemudian mengolasikan sebuah TLA ID ke sebuah ISP global.
Res
8 bit
Direservasikan untuk penggunaan pada masa yang akan datang (mungkin untuk memperluas TLA ID atau NLA ID).
Next Level Aggregation Identifier (NLA ID)
24 bit
Berfungsi sebagai tanda pengenal milik situs (site) kustomer tertentu.
Site Level Aggregation Identifier (SLA ID)
16 bit
Mengizinkan hingga 65536 (216) subnet dalam sebuah situs individu. SLA ID ditetapkan di dalam sebuah site. ISP tidak dapat mengubah bagian alamat ini.
Interface ID
64 bit
Berfungsi sebagai alamat dari sebuah node dalam subnet yang spesifik (yang ditentukan oleh SLA ID).

Tabel 2.4 Field Unicast Global Address
2)      Unicast site-local addresses
Alamat unicast link-local adalah alamat yang digunakan oleh host-host dalam subnet yang sama. Alamat ini mirip dengan konfigurasi APIPA (Automatic Private Internet Protocol Addressing) dalam sistem operasi Microsoft Windows XP ke atas. host-host yang berada di dalam subnet yang sama akan menggunakan alamat-alamat ini secara otomatis agar dapat berkomunikasi. Alamat ini juga memiliki fungsi resolusi alamat, yang disebut dengan Neighbor Discovery. Prefiks alamat yang digunakan oleh jenis alamat ini adalah FE80::/64.
Field
Panjang
Keterangan
1111111010000000000000000000000000000000000000000000000000000000
64 bit
Berfungsi sebagai tanda pengenal alamat unicast link-local.
Interface ID
64 bit
Berfungsi sebagai alamat dari sebuah node dalam subnet yang spesifik.

Tabel 2.5 Field Unicast link-local address
3)      Unicast unspecified address
Alamat Unicast yang belum ditentukan adalah alamat yang belum ditentukan oleh seorang administrator atau tidak menemukan sebuah DHCP Server untuk meminta alamat. Alamat ini sama dengan alamat IPv4 yang belum ditentukan, yakni 0.0.0.0. Nilai alamat ini dalam IPv6 adalah 0:0:0:0:0:0:0:0 atau dapat disingkat menjadi dua titik dua (::).
4)      Unicast Loopback Address
Alamat unicast loopback adalah sebuah alamat yang digunakan untuk mekanisme interprocess communication (IPC) dalam sebuah host. Dalam IPv4, alamat yang ditetapkan adalah 127.0.0.1, sementara dalam IPv6 adalah 0:0:0:0:0:0:0:1, atau ::1.
5)      Unicast 6to4 Address
Alamat unicast 6to4 adalah alamat yang digunakan oleh dua host IPv4 dan IPv6 dalam Internet IPv4 agar dapat saling berkomunikasi. Alamat ini sering digunakan sebagai pengganti alamat publik IPv4. Alamat ini aslinya menggunakan prefiks alamat 2002::/16, dengan tambahan 32 bit dari alamat publik IPv4 untuk membuat sebuah prefiks dengan panjang 48-bit, dengan format 2002:WWXX:YYZZ::/48, di mana WWXX dan YYZZ adalah representasi dalam notasi colon-decimal format dari notasi dotted-decimal format w.x.y.z dari alamat publik IPv4. Sebagai contoh alamat 157.60.91.123 diterjemahkan menjadi 2002:9D3C:5B7B::/48.
Meskipun demikian, alamat ini sering ditulis dalam format IPv6 Unicast global address, 2002:WWXX:YYZZ:SLA ID:Interface ID.
6)      Unicast ISATAP Address
Alamat Unicast ISATAP adalah sebuah alamat yang digunakan oleh dua host IPv4 dan IPv6 dalam sebuah Intranet IPv4 agar dapat saling berkomunikasi. Alamat ini menggabungkan prefiks alamat unicast link-local, alamat unicast site-local atau alamat unicast global (yang dapat berupa prefiks alamat 6to4) yang berukuran 64-bit dengan 32-bit ISATAP Identifier (0000:5EFE), lalu diikuti dengan 32-bit alamat IPv4 yang dimiliki oleh interface atau sebuah host. Prefiks yang digunakan dalam alamat ini dinamakan dengan subnet prefix. Meski alamat 6to4 hanya dapat menangani alamat IPv4 publik saja, alamat ISATAP dapat menangani alamat pribadi IPv4 dan alamat publik IPv4.
b.      Multicast Address
Alamat multicast IPv6 sama seperti halnya alamat multicast pada IPv4. Paket-paket yang ditujukan ke sebuah alamat multicast akan disampaikan terhadap semua interface yang dikenali oleh alamat tersebut. Prefiks alamat yang digunakan oleh alamat multicast IPv6 adalah FF00::/8.
Field
Panjang
Keterangan
1111 1111
8 bit
Tanda pengenal bahwa alamat ini adalah alamat multicast.
Flags
4 bit
Berfungsi sebagai tanda pengenal apakah alamat ini adalah alamat transient atau bukan. Jika nilainya 0, maka alamat ini bukan alamat transient, dan alamat ini merujuk kepada alamat multicast yang ditetapkan secara permanen. Jika nilainya 1, maka alamat ini adalah alamat transient.
Scope
4 bit
Berfungsi untuk mengindikasikan cakupan lalu lintas multicast, seperti halnya interface-locallink-localsite-local,organization-local atau global.
Group ID
112 bit
Berfungsi sebagai tanda pengenal group multicast

Tabel 2.6 Field Multicast Address
c.       Anycast Address
Alamat Anycast dalam IPv6 mirip dengan alamat anycast dalam IPv4, tapi diimplementasikan dengan cara yang lebih efisien dibandingkan dengan IPv4. Umumnya, alamat anycast digunakan oleh Internet Service Provider (ISP) yang memiliki banyak klien. Meskipun alamat anycast menggunakan ruang alamat unicast, tapi fungsinya berbeda daripada alamat unicast.
IPv6 menggunakan alamat anycast untuk mengidentifikasikan beberapa interface yang berbeda. IPv6 akan menyampaikan paket-paket yang dialamatkan ke sebuah alamat anycast ke interface terdekat yang dikenali oleh alamat tersebut. Hal ini sangat berbeda dengan alamat multicast, yang menyampaikan paket ke banyak penerima, karena alamat anycast akan menyampaikan paket kepada salah satu dari banyak penerima.
Jika dilihat dari cakupan alamatnya, alamat unicast dan anycast terbagi menjadi alamat-alamat berikut:
1)      Link-Local, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer agar dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam satu subnet.
2)      Site-Local, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer agar dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam sebuah intranet.
3)      Global Address, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer agar dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam Internet IPv6.
Sementara itu, cakupan alamat multicast dimasukkan ke dalam struktur alamat.
7.      Perbandingan Antara IPv4 dan IPv6
Perbedaan antara IPv4 dan IPv6 terjadi karena adanya perbaikan yang dilakukan. Banyak sekali perbedaan antara IPv4 ke IPv6, yaitu:
a.       Penambahan header AH (Authentication Header) dan ESP (Encrypte Security Payload) yang menggunakan konsep keamanan SA (Security Association). Dengan sistem ini, maka duplikasi data, penyadatapan dan hal-hal merugikan lain akan terhindarkan.
b.      IPv6 melakukan pengamanan pada level networking sehingga dapat mencakup level yang lebih rendah lainnya. Tetapi, IPv6 juga harus bekerja sama dengan pengamanan lain pada level aplikasi karena IPv6 hanya mengamankan channel sedangkan keamanan host berada pada masing-masing aplikasi.
c.       IPv6 menggunakan algoritma DES yang merupakan algoritma yang sukar untuk dipecahkan.
8.      Struktur IPv6
Sebuah protokol data unit IPv6 (disebut paket) memiliki bentuk umum seperti berikut.
Gambar 2.4 Struktur IPv6
Hanya header yang diperlukan yang ditunjuk sebagai header IPv6. Ini merupakan ukuran pasti dengan panjang sebesar 40 oktet, bandingkan dengan 20 octet untuk bagian header IPv4 yang diperintahkan gambar di atas. Berikut ini header ekstensi yang ditetapkan.
a.       Header pilihan lompatan demi lompatan: menentukan pilihan khusus yang memerlukan pengolahan lompatan demi lompatan.
b.      Header penjaluran: menampilkan perluasan penjaluran, hampir sama dengan penjaluran sumber IPv4.
c.       Header fragmentasi: memuat informasi fragmentasi dan perakitan kembali.
d.      Header autentikas: menampilkan integritas dan keotentikan paket.
e.       Header keamanan pembungkusan payload: menampilkan privasi.
f.       Header pilihan tujuan: memuat informasi pilihan untuk ditetapkan melalui simpul tujuan.

Gambar 2.5 Format Alamat IPv4
Standar IPv6 merekomendasikan bahwa, bila header ekstensi multipel digunakan, maka header IPv6 akan muncul sesuai perintah seperti berikut.
a.       Header IPv6: bagian perintah, harus selalu muncul pertama kali.
b.      Header pilihan lompatan demi lompatan.
c.       Header pilihan tujuan: sebagai piliham untuk diproses melalui tujuan pertama yang muncul dalam bidang alamat tujuan IPv6 ditambah dengan tujuan-tujuan yang berurutan yang terdaftar dalam header penjaluran.
d.      Header penjaluran.
e.       Header frgamentasi.
f.       Header autentikasi.
g.      Header keamanan pembungkus payload.
h.      Header pilihan tujuan: sebagai pilihan untuk diproses hanya melalui tujuan final paket.
Gambar di bawah menunjukkan contoh sebuah paket IPv6 yang mencakup pengaruh masing-masing header, kecuali yang berhubungan dengan keamana. Perlu dicata bahwa header IPv6 dan setiap header ekstensi mencakup sebuah bidang header selanjutnya. Bila header selanjutnya merupakan header ekstensi, maka bidang ini memuat header
            Gambar 2.6 Packet IPv6 dengan Header-header Ekstensi (Berisikan Sebuah Segmen TCP)
pengenal tipe tersebut. Dengan kata lain, bidang ini memuat pengenal protokol pada lapisan teratas menggunaan IPv6 (biasanya protokol level transport), dengan menggunakan nilai yang sama sperti bidang protokol IPv4. Dalam gambar di bawah, protokol pada lapisan teratas adalah TCP, sehingga data pada lapisan teratas yang dibawa oleh IPv6 terdiri dari sebuah header TCP diikuti oleh blok aplikasi data.
Pertama kita melihat pada header utama IPv6 dan kemudan beralih ke masing-masing ekstensinya.
9.      Header IPv6
Header IPv6 memiliki panjang tetap sebesar 40 octet, terdiri dari bidang-bidang seperti gambar di bawah ini.
a.       Versi (4 bit): nomor versi Internet Protocol; nilainya adalah 6.
b.      Kelas lalu-lintas: tersedia untuk digunakna oleh simpul-simpul asal dan atau router berikutnya untuk menentukan dan membedakan kelas-kelas atau prioritas yang berlainan dari paket-paket IPv6. Penggunaan bidang ini masih dipelajari.
c.       Label aliran (20 bit): bisa digunakan oleh host untuk memberi label pada paket-paket yang meminta penanganan khusus melalui router di dalam jaringan; dibahas secara bergiliran.
d.      Panjang payload (16 bit): panjang bagian akhir pake IPv6 yang mengikuti header, dalam octet. Dengan kata lain, merupakan panjang total seluruh header ekstensi ditambahkan dengan PDU level transpor.
e.       Header berikut 1(8 bit): menentukan tipe header yang segera mengikuti header IPv6, bisa berupa header ekstensi IPv6 ataupun header pada lapisan yang lebih tinggi, seperti TCP atau UDP.
f.       Batas lompatan (8 bit): jumlah yang tersisa dari lompatan yang diperbolehkan untuk paket ini. Batas lompatan diset sampai nilai maksimum yang diinginkan oleh sumber dan dikurangi sampai 1 oleh setiap simpul yang memajukan paket. Paket dibuang bila batas lompatan dikurangi sampai ke nol. Ini merupakan simplifikasi terhadap penanganan yang diperlukan untuk umur hidup IPv4. Konsensusnya adalah adanya upaya ekstra dalam menghitung interval-internal waktu dalam IPv4 yang tidak menambahkan nilai yang signifikan terhadap protokol.
g.      Alamat Sumber (128 bit): alamat-alamat pengirim paket.
h.      Alamat tujuan (128 bit): alamat penerima paket yang dituju. Kenyataannya bisa saja tidak ditujukan ke tujuan terakhir bila header penjaluran muncul, seperti yang akan dijelaskan nanti.
Meskipun header IPv6 tidak lebih panjang dibanging bagian perintah dari header IPv4 (40 ictet versus 20 octet), namun memuat bidang dengan jumlah yang lebih sedikit (8 versus 12). Jadi, router melakukan lebih sedikit penanganan per header, yang bisa mempercepat penjaluran.
Gambar 2.7 Header IPv6


a.       Kelas Lalu Lintas
Bidang kelas lalu lintas 8 bit memungkinkan sumber menentukan karakteristik penanganan lalu lintas yang diinginkan dari setiap paket relatif terhadap paket-paket lainnya pada sumber yang sama. Isinya adalah untuk mendukung berbagai bentuk diferensiasi layananan. Pada saat buku ini ditulis, penggunaan bidang ini belum ditetapkan. RFC 2460 menawarkan petunjuk seperti berikut.
1)      Interface layanan untuk IPv6 harus memungkinkan bagi protokol lapisan teratas memberikan nilai bidang kelas lalu lintas.
2)      Simpul-simpul yang mendukung penggunaan tertentu bidang kelas lalu lintas yang diijinkan mengubah nilai bit-bit tersebut di dalam paket yang mereka awali, dimajukan atau diterima seperti yang diperlukan untuk penggunaan khusus tersebut.
3)      Protokol pada lapisan teratas harus tidak berasumsi bahwa nilai bit-bit kelas lalu lintas yang diterima dalam paket-paket sama seperti nilai yang dikirim oleh sumber paket.
b.      Label Aliran
Standar IPv6 menentukan aliran sebagai urutan paket yang dikirim dari sumber tertentu ke tujuan tertentu (unicast atau multicast) ketika sumber menginginkan penanganan khusus melalui router yang menghalangi. Aliran secara khusus ditetapkan melalui kombinasi alamat sumber, alamat tujugan dan Label aliran nonzero 20 bit. Jadi, semua paket yang menjadi bagian dari aliran yang sama ditetapkan dengan label aliran yang sama oleh sumber.
Dari sudut pandang sumber, aliran biasanya akan menjadi urutan paket-paket yang dihasilkan dari suatu aplikasi tunggal yang berpengaruh pada sumber dan yang memiliki persyaratan layanan transfer yang sama. Aliran bisa berupa suatu koneksi TCP tunggal atau bahkan koneksi TCP multiple, contoh yang disebut terakhir adalah aplikasi transfer file, yang memiliki satu koneksi kontrol dan koneksi data multiple. Contohnya adalah pertemuan multimedia, yang bisa memiliki satu aliran untuk audio dan satunya lagi untuk window graf, masing-masing dengan persyaratan transfer yang berlainan dalam hal rate data, penundaan dan variasi penundaan.
Dari sudut pandang router, aliran adalah urutan paket-paket yang membagi atribut-atribut yang mempengaruhi pengendalian paket-paket ini oleh router. Mencakup jalur, pengalokasian sumber daya, ketentuan pembuangan, penghitungan dan atribut-atribut keamanan. Router bisa juga memperlakukan paket dari aliran yang berbeda dengan cara yang berbeda pula, mencakup pengalokasian ukuran penyangga yang berbeda, pemberian hak tinggi yang berbeda dalam hal pengajuan dan permintaan mutu layanan yang berbeda dari jaringan.
Tidak ada hal-hal signifikan tertentu untuk label aliran tertentu. Termasuk penanganan khususu yang disediakan untuk setiap aliran paket yang dijelaskan dengan cara-cara lain. Sebagai contoh, sumber bisa melakukan negosiasi atau meminta penanganan khusus terhadap waktu dari router melalui protokol kontrol atau pada waktu pentrasmisian melalui infromasi dalam satu header ekstensi di dalam paket, seperti header pilihan lompatan demi lompatan. Contoh penanganan khusus yang bisa diminta meliputi beberapa antrian dari mutu layanan default dan beberapa bentuk layanan real time.
Pada prinsipnya, semua kebutuhan pemakai untuk aliran tertentu bisa ditetapkan dalam header ekstensi dan tercakup dalam masing-masing paket. Bila kita ingin meninggalkan konsep aliran terbuka untuk memasukkan berbagai macam ketentuan yang ada, pendekatan rancangan ini bisa terjadi dalam header-header paket dalam jumlah yang sangat besar. Alternatif lain, yang diadopsi untuk IPv6, adalah label aliran, dan ketentuan-ketentuan aliran ditetapkan terhadap aliran. Dalam hal ini, router harus menyimpan informasi ketentuan aliran tentang masing-masing aliran.
Berikut ini aturan-aturan yang diterpkan terhadap label aliran.
1)      Host atau router yang tidak mendukung bidang label aliran harus mengisi bidang ini dengan nol bila mengawali sebuah paket, melintasi bidang yang tidak berubah bila memajukan sebuah paket, dan mengabaikan bidang bila menerima sebuah paket.
2)      Semua paket yang berawal dari sumber tertentu dengan label aliran nonzero yang sama harus memiliki muatan header alamat tujuan, alamat sumber, pilihan lompatan demi lompatan yang sama (bila header ini ada) serta muatan header penjaluran (bila header ini ada). Isinya adalah bahwa router bisa memutuskan bagaimana cara melakukan penjaluran dan memproses paket dengan cara melihat tabel aliran di dalam tabel dan tanpa memeriksa sisa header.
3)      Sumber menetapkan label aliran untuk aliran. Label aliran baru harus dipilih secara acak dan seragam dalam rentang 1 sampai 220 - 1, mengingat adanya pembatasan bahwa sumber tidak boleh menggunakan kembali label aliran untuk aliran yang baru di dalam umur hidup aliran yang sudah ada. Label aliran nol disediakan untuk menunjukkan bahwa tidak ada label aliran yang sedang digunakan.
Hal terakhir ini memerlukan beberapa perluasan. Router harus mempertahankan informasi mengenani karakteristik masing-masing aliran aktif yang melintasinya, berdasarkan urutan dalam tabel. Agar bisa memajukan paket-paket dengan efisien dan cepat, isi tabel juga harus efisien. Satu alternatifnya adalah dengan memiliki sebuah tabel dengan 220 (kira-kira satu juta) entri, satu untuk setiap label aliran yang memungkinkan, ini menentukna batas memori yang tidak perlu pada rotuer. Alternatif lain adalah dengan memiliki satu entri dalam tabel per aliran aktif, mencakup label aliran dengan setiap setiap entri, dan memerlukan router agar mencari seluruh tabel setap saat paket dihadapi. Ini meningkatkan batas penanganan yang tidak perlu. Karenanya, sebagian besar rancangan router tampak menggunakan beberapa cara pendekatan tabel hash. Dengan pendekatan ini, digunakna tabel berukruan sedang, dan pada masing-masing entri dipetakan kedalam tabel dengan menggunakan fungsi hashing pada label aliran. Fungsi hashing bisa berupa beberapa bit tingkat rendah (katankanlah 8 atau 10) dari label aliran atau beberapa kalkulasi sederhana pada 20 bit label aliran. Pada kasus-kasus tertentu, efisiensi pendekatan hash biasanya tergantung pada label aliran yang sedang didistribusikan secara seragam pada rentang yang memungkinkan (ketentuan nomor 3 dalam daftar).
10.  Implementasi IPV6
Implementasi IPV6 dikembangkan untuk banyak penerus dan sistem operasi host berbeda. Banyak yang sekarang mengirimkan produk. Ini meliputi implementasi host : Apple, BSDI, Bull, Digital, Epilogue, FreeBSD, FTP Software, Hitachi, HP, IBM, INRIA, Interpeak, Linux, Mentat, Microsoft, NetBSD, Nokia, Novell, NRL, NTHU, OpenBSD, Pacific Softworks, Process Software, SICS, SCO, Siemens Nixdorf, Silicon Graphics, Sun, UNH, and WIDE, and router implementations by 3Com, 6WIND, Bay Networks, cisco Systems, Digital, Hitachi, IBM, Merit (routing protocols), Nokia, NTHU, Sumitomo Electric, and Telebit Communications.



BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah:
1.      IP address sangat dibutuhkan oleh komputer yang tergabung dalam suatu Jaringan
2.      Jenis alamat IP address pertama yang diluncurkan adalah versi 4 yang kini sudah mencapai kuota limitnya. IPv4 adalah protokol yang sudah sangat tua yang tidak mampu mendukung kebutuhan akan komunikasi yang aman, routing yang fleksibel maupun pengaturan lalu lintas data. Alasan-alasan inilah yang mendorong munculnya IPv6 (Internet protocol generasi berikut).
3.      Pengembangan berkelanjutan menghasilkan IP address versi 6 guna untuk menyokong kuota kebutuhan IP address dunia. IPv6 yang memiliki kapasitas address luar biasa banyaknya, mendukung penyusunan address secara terstruktur, yang memungkinkan Internet terus berkembang dan menyediakan kemampuan routing baru yang tidak terdapat pada IPv4.
B.     Saran
IP address merupakan alamat yang dimiliki komputer dalam suatu jaringan. Pemahaman konsep dan pengetahuan akan beranekaragam jenis alamat dan pembagian kelas IP perlu diketahui bagi mahasiswa apalagi ketika mempelajari jaringan komputer. Ini sangat penting agar kita dapat mengkonfigurasi komputer agar dapat terkoneksi ke internet ataupun secara lokal saja.



DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. (2005). Seri Pinter Menjadi Administrator Jaringan Komputer. Yogyakarta: Penerbit Andi
Anonymous., 2011., DNS, IPv4 dan IPv6. http://jarkom-030.blogspot.com/2011/12/dnsipv4-dan-ipv6.html. Diakses tanggal 9 April 2014
Anonymous., 2013., Sejarah IP adan Perkembangannya. http://duniabola74.blogspot.com/2013/07/sejarah-ip-dan-perkembangannya.html Diakses tanggal 9 April 2014.
Stallings, William. Komunikasi Data dan Koumputer Edisi 6. 2002. Terjemahan Thamir Abdul Hafedh Al-Hamdany, B.Sc, M.sc. Jakarta: Penerbit Salemba Teknika.
Sutomo, Fajar., 2012. Mengenal Alamat Unicast, Broadcast dan Multicast (Mengenal IP Address - Lanjutan). http://onestop-networking.blogspot.com/2012/12/mengenal-alamat-unicast-broadcast-dan.html. Diakses tanggal 9 April 2014

Umakura., 2010., Internet Message Protocol. http://blog.ub.ac.id/umakura/2010/12/16/imp/. Diakses tanggal 9 April 2014.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar