Minggu, 29 November 2015

Routing

MAKALAH
JARINGAN INTERNET
ROUTING”



NOVA INDAH LESTARI’E
1329040033
PTIK 01


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2015




KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai Routing.
            Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak serta merujuk pada literatur internet, tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
            Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
            Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.
                                                                                           Makassar, 9  April 2015


                                                                                    NOVA INDAH LESTARI’E


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A.    Latar Belakang .................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah ................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................ 2
A.    Pengertian Router ................................................................................ 2
B.     Fungsi Router ...................................................................................... 3
C.     Keuntungan dan Kerugian Router ...................................................... 4
D.    Routing ................................................................................................ 5
E.     Kategori Routing ................................................................................. 6
F.      Tabel Routing ......................................................................................  10
G.    Algoritma Routing ...............................................................................  12
H.    Routing Protocol .................................................................................  24
I.       Macam-Macam Routing Protocol ........................................................  24
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 60
A.    Kesimpulan ..........................................................................................  60
B.     Saran  ...................................................................................................  60
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................  61




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Routing adalah suatu protokol yang digunakan untuk mendapatkan rute dari satu jaringan ke jaringan yang lain.  Rute ini disebut dengan route dan informasi route secara dinamis dapat diberikan ke router yang lain ataupun dapat diberikan secara statis ke router lain.
Konsep dasar dari routing adalah bahwa router meneruskan paket-paket IP berdasarkan pada IP address tujuan yang ada dalam header IP paket. Dia mencocokkan IP address tujuan dengan routing table dengan harapan menemukan kecocokan entri; suatu entri yang menyatakan kepada router ke mana paket selanjutnya harus diteruskan. Jika tidak ada kecocokan entri yang ada dalam routing table, dan tidak ada default route, maka router tersebut akan membuang paket tersebut. Untuk itu adalah sangat penting untuk mempunyai isian routing table yang tepat dan benar.
Agar isian pada tabel routing tepat dan benar, maka perlu bantuan dari adminstrator untuk mengisikannya, oleh karena itu routing static adalah pilihan tepat untuk membangun sebuah jaringan, terutama untuk jaringan berskala kecil. Untuk penerapan routing pada jaringan berskala besar dapat menggunakan routing dinamis.
B.     Rumusan Masalah
Dalam makalah ini, saya membuat beberapa rumusan masalah yang akan terdeskripsikan dalam makalah ini, yakni:
1.      Apa pengertian router dan routing.
2.      Apa saja fungsi serta kelebihan dan kekurangan router.
3.      Bagaimana tabel routing.
4.      Apa saja algoritma yang dipakai dalam proses routing.
5.      Apa saja macam-macam protokol routing.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Router
Router adalah sebuah alat yang mengirimkan paket data melalui sebuah jaringan atau Internet menuju tujuannya, melalui sebuah proses yang dikenal sebagai routing. Proses routing terjadi pada lapisan 3 (Lapisan jaringan seperti Internet Protocol) dari stack protokol tujuh-lapis OSI.Router berfungsi sebagai penghubung antar dua atau lebih jaringan untuk meneruskan data dari satu jaringan ke jaringan lainnya. Router berbeda dengan switch. Switch merupakan penghubung beberapa alat untuk membentuk suatu Local Area Network (LAN).
Sebagai ilustrasi perbedaan fungsi dari router dan switch merupakan suatu jalanan, dan router merupakan penghubung antar jalan. Masing-masing rumah berada pada jalan yang memiliki alamat dalam suatu urutan tertentu. Dengan cara yang sama, switch menghubungkan berbagai macam alat, dimana masing-masing alat memiliki alamat IP sendiri pada sebuah LAN.
Router dapat digunakan untuk menghubungkan banyak jaringan kecil ke sebuah jaringan yang lebih besar, yang disebut dengan internetwork, atau untuk membagi sebuah jaringan besar ke dalam beberapa subnetwork  untuk meningkatkan kinerja dan juga mempermudah manajemennya. Router juga kadang digunakan untuk mengoneksikan dua buah jaringan yang menggunakan media yang berbeda (seperti halnya router wireless yang pada umumnya selain ia dapat menghubungkan komputer dengan menggunakan radio, ia juga mendukung penghubungan komputer dengan kabel UTP), atau berbeda arsitektur jaringan, seperti halnya dari Ethernet ke Token Ring.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVUnc159T84NighmNeIJNeyM4B9v08641uNgOUA2ecUZO_Wx8VHkepPDmRaNp1bjHO_NcRCJFEsA36xh_wiILaikUfynUvOC2Zf8mrt3GYyj48p4flduT-WAh3DehSKgdT8C5UORxnOCU/s1600/2.jpg
Gambar 3.1 Simbol Router
B.     Fungsi Router
1.      Router berfungsi utama sebagai penghubung antar dua atau lebih jaringan untuk meneruskan data dari satu jaringan ke jaringan lainnya. Perbedaannya dengan Switch adalah kalau switch merupakan penghubung beberapa alat untuk membentuk suatu Local Area Network (LAN). Sedangkan router dapat menghubungkan berbagai LAN dengan masing-masing kelas berbeda.
2.      Router menstranmisikan informasi dari satu jaringan ke jaringan lain yang sistem kerjanya mirip dengan BRIDGE. Bridge bekerja pada layer dua, multiport bridge disebut Switch router bekerja pada layer ketiga. Pada layer 2 data hanya diforward begitu saja, terjadi error detection tapi belum bisa mengorksi error. Sedangkan pada layer 3 data selain diforward juga terjadi proses routig untuk menentukan jalur tercepat, dah bisa melakukan koreksi data yang rusak
3.      Digunakan juga untuk menghubungkan LAN ke sebuah layanan telekomunikasi seperti halnya telekomunikasi leased line atau Digital Subscriber Line (DSL). Router digunakan untuk menghubungkan LAN ke sebuah koneksi leased line seperti T1, atau T3, sering disebut sebagai access server.
4.      Digunakan untuk menghubungkan jaringan lokal ke sebuah koneksi DSL disebut juga dengan DSL router. Router-router jenis tersebut umumnya memiliki fungsi firewall untuk melakukan penapisan paket berdasarkan alamat sumber dan alamat tujuan paket tersebut, meski beberapa router tidak memilikinya. Router yang memiliki fitur penapisan paket disebut juga dengan packet-filtering router. Fungsi router umumnya memblokir lalu lintas data yang dipancarkan secara broadcast sehingga dapat mencegah adanya broadcast storm yang mampu memperlambat kinerja jaringan.
C.     Keuntungan dan Kerugian Router
1.      Keuntungan menggunakan router pada jaringan adalah :
a.       Isolasi trafik broadcast. Kemampuan ini memperkecil beban jaringan karena trafik jenis ini dapat diisolasikan pada sebuah LAN saja.
b.      Fleksibilitas. Router dapat digunakan pada topologi jaringan apapun dan tidak peka terhadap masalah kelambatan waktu.
c.       Pengaturan prioritas. Router dapat mengimplementasikan mekanisme pengaturan prioritas antar protokol.
d.      Pengaturan konfigurasi. Router umumnya dapat lebih dikonfigurasi daripada bridge.
e.       Isolasi masalah. Router membentuk penghalang antar LAN dan memungkinkan masalah yang terjadi diisolasi pada LAN tersebut.
f.       Pemilihan jalur. Router umumnya lebih cerdas daripada bridge dan dapat menentukan jalur optimal antar dua sistem.
2.      Kerugian Menggunakan Router :
a.       Tergantung pada protokol. Router yang beroperasi pada lapisan network OSI hanya mampu meneruskan trafik yang sesuai dengan protokol yang diimplementasikan.
b.      Biaya. Router umumnya lebih kompleks daripada bridge dan lebih mahal. Overhead pemrosesan pada router lebih besar sehingga throughput yang dihasilkan dapat lebih rendah daripada bridge.
c.       Pengalokasian alamat. Dalam internetwork yang menggunakan router, memindahkan sebuah mesin dari LAN yang satu ke LAN yang lain berarti mengubah alamat jaringan pada sistem itu.
d.      Sistem tak terjangkau. Penggunaan routing table statik menyebabkan beberapa sistem dapat terjangkau oleh sistem lain.
D.    Routing
Routing adalah proses menentukan rute dari host asal ke host tujuan (Lin dkk., 2011). Routing merupakan proses memindahkan data dari satu network ke network lain dengan cara mem-forward paket data via gateway. Routing menentukan kemana datagram akan dikirim agar mencapai tujuan yang diinginkan (Sofana, 2008). Informasi yang dibutuhkan router dalam melakukan routing yaitu:
1.      Alamat tujuan/ destination address
2.      Mengenal sumber informasi
3.      Menemukan rute
4.      Pemilihan rute
5.      Menjaga informasi routing
Sebuah router mempelajari informasi routing dari mana sumber dan tujuannya yang kemudian ditempatkan pada tabel routing. Router akan berpatokan pada tabel ini, untuk memberitahu port yang akan digunakan untuk meneruskan paket ke alamat tujuan. Ada dua cara untuk memberitahu router bagaimana cara meneruskan paket ke jaringan yang tidak terhubung langsung (not directly connected) di badan router.
Routing merupakan proses dimana sesuatu dibawa dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Contoh riil sesuau yang membutuhkan routing adalah surat, panggilan telepon, perjalanan kereta api, dan lain sebagainya. Pada suatu jaringan router adalah perangkat yang digunakan untuk membuat jalur trafik jaringan.Untuk dapat melakukan pembuatan jalur, suatu router, atau entitas apapun yan membangun routing, melakukan beberapa langkah berikut:
1.      Mengetahui alamat tujuan
2.      Mengenali sumber-sumber informasi
3.      Menentukan rute-rute
4.      Memilih jalur atau rute
5.      Memelihara dan memverifikasi informasi routing
Pada suatu sistem jaringan komputer, router mempelajari informasi routing dari sumber-sumber routing-nya yang terletak di dalam tabel routing (routing table). Router akan berpedoman pada tabel ini untuk menyatakan port mana yang digunakan mem-forward paket-paket yang ditujukan kepadanya.
E.     Kategori Routing
Routing terdiri dari dua kategori, yaitu static routing dan dynamic routing. Perbedaan keduanya adalah pada proses yang dilakukannya dalam mengelola table forwarding.
1.      Static Routing
Static route adalah rute-rute ke host atau jaringan tujuan yang dimasukkan secara manual oleh administrator jaringan ke routing table suatu router. Static route mendefinisikan alamat IP hop router berikutnya dan antarmuka lokal yang digunakan untuk mem-forward paket tujuan tertentu (hop router berikutnya).Static route memiliki keunggulan untuk menghemat bandwith jaringan karena static route tidak membangkitkan trafik route update untuk memberikan informasi perubahan rute yang berlaku ke router-router lain. Tetapi, penggunaan static route cenderung memberikan informasi perubahan rute yang berlaku ke router-router lain. Tetapi, penggunaan static route cenderung membutuhkan waktu ekstra dalam manajemen jaringan. Hal ini disebabkan karena administrator harus secara manual melakukan update route table ketika terjadi perubahan konfigurasi jaringan.
http://blog.stikom.edu/dewa/files/2010/09/static032.jpg
Gambar 3.2 Static Routing
a.       Pentingnya Rute Statik
Rute Statik menjadi sangat penting jika software IOC Cisco tidak bisa membentuk sebuah rute ke tujuan tertentu. Rute Statik juga sangat berguna untuk membuat “gateway” untuk semua paket yang tidak bisa di”routing” (default route).
b.      Keuntungan Static Route
1)      Static route lebih aman dibanding dynamic route,
2)      Static route kebal dari segala usaha hacker melakukan configure router untuk tujuan membajak traffic,
3)      Processor lebih ringan, dan
4)      Menghemat bandwith yang dipakai karena tidak ada pertukaran data table antar router.
c.       Kelemahan Rute Statik
1)      Administrasinya cukup rumit dibanding dynamic routing jika terdiri dari banyak router yang perlu dikonfigur secara manual,
2)      Rentan terhadap kesalahan saat entry data static route dengan cara manual,
3)      Jika jaringan besar maka mekanisme ini akan sangat tidak efisien karena harus dilakukan pada setiap router,
4)      Apabila ada perubahan atau penambahan sumber daya di dalam jaringan maka table routing juga harus segera diubah secara manual, dan
5)      Informasi dari tiap router harus diketahui oleh administrator.
Routing static ini memiliki kelemahan, yaitu jika salah satu jalur routing-nya terputus maka router tidak bisa mencari alternatif jalan baru untuk meneruskan paket data yang dikirim untuk mengatasi hal ini, maka digunakan Dynamic Routing.



2.      Dynamic Routing
Dynamic routing adalah proses pengisian data routing padarouting table secaraotomatis. Apabilajaringanmemilikilebihdarisatukemungkinanruteuntuktujuan yang samamakaperludigunakan dynamic routing. Protokolrouting mengaturrouter-router sehinggadapatberkomunikasisatudengan yang laindanmemberikaninformasirouting yang dapatmengubahisi forwarding table, tergantungkeadaanjaringannya. Sehinggarouter-router dapatmengetahuikeadaanjaringan yang terakhirdanmampumeneruskan datagram.
Untukmempresentasikanarah Dynamic routing mengunakannilai metric yang didalamnyaterdapat parameter-parameter untukmenghasilkannilai metric tersebut. Parameter yang dapatdigunakanuntukmenghasilkansebuhnilai metric adalah:
a.    Hop count, berdasarkanbanyaknyarouter yang dilewati
b.    Ticks, berdasarkanwaktu yang diperlukan
c.    Cost, berdasarkanperbandingansebuanilaistandartdenganbanwith yang tersedia Composite metic, berdasarkanhasilperhitungandari parameter-parameter yaitubandwith, delay, load, reliability.
KeuntunganRouting dinamisyaitu (Sofana, 2008):
a.    Lebihmudahdikelola, karenatidakbanyakmemerlukankonfigurasi manual.
b.    Dapatberadaptasiterhadapperubahankondisi internetwork.Route ditentukanberdasarkaninformasidarirouter lain.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYqvMrL7GK_iZ7Rq15xovuITSi0G03qtLKyCjc7hCowO7uNF4cHQJpq3E6cSbQKHVXhle1HMWsaSxeWNUwoZMDMrtg_QJob45yIGskBEyXiUlMctnky_d9B7cp-0vE-m7r8EwfDAM3itB4/s640/adit5.JPG
Gambar 3.3 Dynamic Routing
Untuk mengaktifkan protokol dynamic routing RIP, secara umum yang perlu dikerjakan adalah:
a.       Tentukan routing protokol (RIP)
b.      Tentukan network-id tanpa disertai subnet mask
Konfigurasi IP dan subnet mask ditentukan pada masing-masing network device masing-masing. Dynamic routing menggunakan mekanisme broadcast dan unicast untuk komunikasi dengan yang lainnya.
Routing dinamis menggunakan protocol untuk berbagi informasi kepada router tentangganya, tentang perubahan topology atau lainnya yang mungkin terjadi. Ada dua tugas yang dilakukan oleh ruter yang menggunakan ruting dinamis:
a.       Penjelajahan jaringan
b.      Mengupdate dan memperbarui tabel ruting
Penjelajahan jaringan dilakukan oleh ruter untuk berbagi informasi ruting dengan ruter tetangganya yang menggunakan protocol ruting yang sama. Dengan ini maka jika dalam satu bagian di remote jaringan mengalami perubahan topology jaringan maka akan di update atau dipelajari oleh ruter tetangganya sehingga akan dapat ditentukan jalur terbaik yang dapat diakses.
Kemudian baru setelah dilakukan penjelajahan jaringan dan ditemukan perubahan untuk di share maka akan dilakukan update ke tabel ruting yang ada. Biasanya ada interval waktu untuk mengirimkan signal update secara rutin.
Sehingga kelebihan dari dynamic routing ini lebih bagus dari static ruting jika diterapkan pada skala jaringan yang besar karena tidak diperlukan setting manual untuk tabel ruting, karena secara otomatis akan melakukan update dan perbaikan tabel ruting sendiri.
F.      Tabel Routing
Table routing adalah table yang memuat seluruh informasi IP address dari interfaces router yang lain sehingga router yang satu dengan router lainnya bisa berkomunikasi. Routing table hanya memberikan informasi sedang routing algoritma yang menganalisa dan mengatur routing table.
Intinya, router hanya tahu cara menghubungkan nertwork atau subnet yang terubung langsung dengan router tersebut. Router akan memberi rekomendasi jalur mana yang paling tepat untuk melewatkan paket data yang dikirim ke alamat tertentu sesuai dengan informasi yang terdapat pada tabel routing sehingga pada saat paket data telah dikirimkan atau diarahkan maka router akan melakukan pemeriksaan yang terdapat pada tabel routing dan router akan menentukan jalur mana yang paling sesuai dengan informasi yang ada.
Informasi yang terdapat pada tabel routing dapat diperoleh secara static routing melalui perantara administrator dengan cara mengisi tabel routing secara manual ataupun secara dynamic routing menggunakan protokol routing, dimana setiap router yang berhubungan akan saling bertukar informasi routing agar dapat mengetahui alamat tujuan dan memelihara tabel routing.
Ada 2 item yang harus dimasukan oleh tabel routing untuk mengirim paket data, diantaranya:
1.      Destination Address merupakan sebuah alamat pada jaringan yang dapat dijangkau oleh router
2.      Pointer to the Destination merupakan penunjuk yang akan memberitahukan bahwa jaringan atau network yang dituju dapat terhubung dengan router.
Router akan menyesuaikan informasi yang terdapat pada tabel routing sebelum mengirimkan ke alamat tujuan sehingga tidak ada yang namanya salah sasaran dalam mengirimkan paket data. Berikut adalah urutan pada tabel routing untuk menyesuaikan alamat tujuan:
1.      Host Address
2.      Subnet
3.      Group of Subnet
4.      Major Network Number
5.      Group of Major Network Numbers
6.      Default Address
Jika data yang dikirimkan oleh pengirim ke alamat atau jaringan yang dituju tidak sesuai dengan entri diatas maka paket data yang telah dikirimkan oleh pengirim akan dibuang dan pengirim data akan diberikan pesan oleh router bahwa data yang dikirim telah di drop karena ketidaksesuain dan terjadi kesalahan pengalamatan pada address source pengirim. Tabel Routing pada umumnya berisi informasi tentang:
1.      Destination Address (localhost, localnet, local IP).
2.      Netmask, yaitu masking pada destination.
3.      Gateway, yaitu IP perantara menuju ke destination.
4.      Interface, yaitu hardware yang menuju ke destination.
5.      Metric, jumlah langkah routing (hop).
6.      Flags, yaitu status routing.
Berikut adalah beberapa flags dari tabel routing beserta keterangannya :



Flags
Fungsi
U
Route sedang dipakai
G
Memerlukan gateway
C
Cloning
f
Entry routing manual
d
Entry routing otomatis
c
Entry manual sedang dipakai

Tabel 3.1 Flag pada Tabel Routing
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9B2Twtwdc2rcn5XshM-OZM5a5eAPikecKFjuA66IAYriiAh15pVPcj-lnIDLc2vs3h8w9ea6xDrPruWt47EjYDIYWCS5Piwn_9MOPSKnktdfMusX2rHklMgwMlvFtBVObGjHhE6TQ3EzL/s400/a.PNG
Gambar 3.4 Contoh Tabel Routing
G.    Algoritma Routing
Algoritma routing adalah bagian algoritma dari perangkat lunak network layer yang bertanggung jawab untuk menentukan jalur mana yang menjadi jalur transmisi paket. Jika subnet tersebut menggunakan datagram secara internal, keputusan ini harus selalu dibuat setiap kali paket datang. Tetapi jika subnet tersebut menggunakan rangkaian virtual secara internal, keputusan routing ini hanya diambil pada waktu penetapan rangkaian virtual yang baru, sesudah itu paket data tinggal mengikuti rute yang telah ditetapkan sebelumnya. Setiap algoritma routing memiliki sifat-sifat seperti kebenaran, kesederhanaan, kekokohan, kestabilan, kewajaran dan keoptimalitas. Algoritma routing harus dapat menyesuaikan diri atau bertahan terhadap perubahan-perubahan dalam topologi dan lalu lintas data.
Algoritma routing dapat dibagi menjadi dua kelas, yaitu:
1.      Algoritma nonadaptive tidak mendasarkan keputusan routing pada keadaan lalu lintas data dan topologi jaringan saat ini. Pemilihan jalur komunikasi yang digunakan antarmesin pada algoritma iniditentukan dari awal dan ditanamkan ke router pada saat jaringan diaktifkan. Algoritma routing ini disebut juga static routing.
2.      Algoritma adaptive menentukan jalur komunikasi berdasar kondisi jaringan saat ini, seperti topologi yang digunakan dan juga kondisilalu lintas data. Algoritma adaptive (dynamic routing) memperoleh informasi untuk proses routing secara lokal, dari router terdekat atau dari semua router yang ada dijaringan.Dua hal yang penting yang menguntungkan dari adaptive routing adalah :
a.       Strategi routing adaptif dapat meningkatkan performance seperti apa yang keinginan user
b.      Strategi adaptif dapat membantu kendali lalulintas. Akan tetapi, strategi ini dapat menimbul-kan beberapa akibat, misalnya :
1)      Proses pengambilan keputusan untuk menetap-kan rute menjadi sangat rumit akibatnya beban pemrosesan pada jaringan meningkat.
2)      Pada kebanyakan kasus, strategi adaptif tergantung pada informasi status yang dikumpulkan pada satu tempat tetapi digunakan di tempat lain. Akibatnya beban lalu lintas meningkat.
3)      Strategi adaptif bisa memunculkan masalah seperti kemacetan apabila reaksi yang terjadi terlampau cepat, atau menjadi tidak relevan apabila reaksi sangat lambat.
Ada beberapa jenis algoritma dalam proses routing, yakni:
1.      Distance Vector
Routing update terjadi secara periodik atau ketika topologi jaringan mengalami perubahan. Adalah hal yang sangat penting untuk routing protokol untuk meng-update table routing. Algoritma distance vector dijalankan di setiap router untuk mengirimkan informasi isi table routingnya ke router-router tetangganya. Table routing tersebut juga berisi informasi mengenai total cost jalur. Total cost jalur ditentukan oleh metric dan alamat logic dari router pertama pada jalur tiap-tiap jaringan dalam table routing.
Distance Vektor adalah sebuah alogaritma dalam menentukan IP pada proses routing. Algoritma ini cara kerjanya dengan membentuk tabel routing di jaringan adalah dengan cara setiap router memberikan informasi mengenai keadaan jaringan yang diketahui router tersebut kepada router-router tetangganya setiap selang waktu tertentu. Informasi keadaan jaringan tersebut adalah dalam bentuk distance-vector (vektor jarak), yaitu jumlah hop yang diperlukan untuk mencapai suatu jaringan. Router tetangga tersebut menyimpan dan mengolah informasi keadaan jaringan yang diterimanya dan juga me-nyampaikan informasi yang dimilikinya ke router- router tetangga yang lain. Hal ini terus berlangsung sampai seluruh router di jaringan mengetahui keadaan jaringan.
Contoh penggunaan algoritma distance-vector, Pada proses pengiriman datagram selalu menggunakan tabel routing. Datagram dapat dikirim langsung ke host tujuan atau harus melalui host lain terlebih dahulu tergantung pada tabel routing. Tabel routing terdiri dari entri-entri rute dan setiap entri rute paling tidak terdiri atas IP address, tanda untuk menunjukkan routing langsung atau tidak langsung, alamat router dan nomor interface. Semua router di jaringan baru dinyalakan. Pada saat ini semua router tidak memiliki informasi distance-vector kecuali pada dirinya sendiri. Informasi vektor jarak tersebut disimpan dalam bentuk tabel routing.
Dalam pembuatan tabel routing prosesnya ialah:
a.       Tabel routing yang dimiliki masing-masing router akan berisi alamat jaringan yang terhubung langsung dengan router tersebut.
b.      Secara periodik masing-masing router saling bertukar informasi sehingga isi tabel routing terisi lengkap (converged)
c.       Jika terjadi perubahan topologi jaringan, maka router akan segera mengupdate informasi routing.
d.      Proses update tiap-tiap router dilakukan secara bertahap.
e.       Jika letak router jauh, maka dalam proses penerimaan informasi tentang perubahan jaringan akan lama pada suatu lokasi.
f.       Terjadi masalah routing-loop akan menghabiskan Bandwith.
Pada dasarnya macam-macam routing protokol yang menggunakan distance vektor ialah RIP.
a.       Distance vector routing loop
Routing loop dapat terjadi pada saat ketidak konsistenan table routing. Contoh berikut ini menggambarkan kejadian tersebut :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEipRJO4cGuh0DSq9eB9WrKYDjqWfVIeZxwS0HIwmCX3VO1mLau8B-fyhNmcMMsU43YxQ1Ra84duH6Hn5KlEnbheX4v1S8xMm9qzIEJxPWrG8Lk0Hf6uV1J6ST47VZIs4V1X9sr97TBQyUQU/s320/9%231.bmp
Gambar 3.5 Routing Loop
1)      Sebelum jaringan 1 putus, semua router memiliki table routing yang benar. Dalam hal ini jaringan dikatakan konvergen. Untuk router C, menuju ke jaringan 1 melalui router B dan jarak dari router C ke jaringan 1 adalah 3.
2)      Ketika jaringan 1 putus, router E mengirimkan update ke router A. router A menghentikan routing paket ke jaringan 1, tapi router B, C dan D tetap meneruskan routing karena mereka tidak diberi informasi bahwa jaringan 1 putus. Ketika router A mengirimkan update, router B dan D menghentikan routing ke jaringan 1. Router C masih belum menerima update. Untuk router C, jaringan 1 masih dapat dicapai melalui router B.
3)      Sekarang router C mengirimkan update secara periodic ke router D, yang menunjukkan jalur ke jaringan 1 lewat router B. Router D mengubah isi table routingnya dan mengirimkan informasi ke router A. Router A mengirimkan informasi ke router B dan E dan proses berlangsung terus. Paket-paket yang ditujukan ke jaringan 1 sekarang akan mengalami loop dari router C ke B ke A ke D dan kembali lagi ke C.
b.      Pendefinisian maximum count
Update invalid jaringan 1 akan meneruskan loop sampai beberapa proses lain berhenti looping. Kondisi ini disebut dengan count to infinity, paket-paket looping terjadi dalam jaringan. Tanpa memberikan counter untuk menghentikan proses, hop count dari distance vector akan meningkatkan waktu paket melalui jaringan. Hal ini akan menyebabkan informasi yang tidakbenar dalam table routing sehinggan routing loop terjadi. Algoritma distance vector memiliki kemampuan untuk selt-correcting, tapi masalah routing loop dapat menyebabkan count to infinity. Untuk mencegah masalah ini, protokol distance vector mendefinisikan infinity ini sebagai maximum number. Nomor ini menunjukkan metric, dimana batas hop count maksimumnya. Dengan metode seperti ini, routing protokol mengijinkan routing loop terus sampai metric mencapai batas maksimum. Nilai maksimum batas hop count pada distance vector defaultnya adalah 15 sehingga paket akan dibuang kalai hop count lebih dari 15 dan dianggap jaringan unrechable.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqOMvc5ZWqSxIcmxVOO51CzIUdJo07hkQD-0qBjLfbt-brvM3tfpAROtbbCSMubl-T2h_LG5_l5AHjJZ49Kc6FF4EAQmdHsLtGS-Z94xGs9IFVeax_W7Za7X_TWkLNHoKew9yWEYkhNVE_/s320/9%232--.bmp
Gambar 3.6 Masalah Counting to Infinity
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZ6SFLq8s_qMt8LVK5_OMwImv4cZlRnz7C9kppKajM0bNO0KKhxcrDtX8ga5vrQEHkSSXawxAqUdj006gBl6xjJXX8YHVcQQoXSA6-KXi39vFhLbnN3NIkv3j7yCEdrPEuWRAA3UXw8gjg/s320/9%233.bmp
Gambar 3.7 Solusi Mendefinisikan Nilai Maksimum
c.       Kelebihan Distance Vector
1)      Algoritma ini mengakumulasi jarak jaringan sehingga dapat digunakan untuk memperbaiki database informasi mengenai topologi jaringan.
2)      Router yang menerapkan distance vector dapat menentukan jalur terbaik untuk menuju ke jaringan tujuan berdasarkan informasi yang diterima dari tetangganya.
d.      Kerugian Distance Vector
1)      Membutuhkan waktu yang relative lama untuk mencapai convergence (update dikirim dengan interval waktu tertentu).
2)      Router melakukan kalkulasi routing table nya sebelum mem-forward perubahan tabelnya
3)      Rentan terjadinya routing loop
4)      Kebutuhan bandwidth bisa sangat besar untuk WAN atau environment LAN yang kompleks.
Meskipun protokol distance vector mampu mempertahankan tabel routing, mereka memiliki tiga masalah. Yang pertama adalah bahwa sistem update periodik dapat membuat proses update sangat lambat. Masalah kedua adalah bahwa update periodik dapat membuat sejumlah besar jaringan trafficmuch waktu yang tidak perlu sebagai topologi jaringan jarang harus berubah. Yang terakhir, dan mungkin lebih signifikan, masalahnya adalah bahwa karena router hanya tahu tentang hop berikutnya dalam perjalanan itu, informasi yang tidak benar dapat diperbanyak antara router, menciptakan routing loop.
Dua strategi yang digunakan untuk memerangi masalah terakhir. Satu, split horizon, bekerja dengan router mencegah dari iklan rute kembali ke router lain dari yang telah dipelajari. Yang lain, racun reverse (disebut juga split horizon dengan reverse racun), menyatakan bahwa rute yang diiklankan kembali pada interface dari mana ia belajar, tetapi bahwa ia memiliki dari metrik 16. Ingatlah bahwa metrik 16 adalah dianggap sebagai tujuan tercapai.
2.      Link State
Pada Prinsipnya Setiap router harus kenal semua router dalam satu autonomous system. Semua Router saling bertukar infomasi, Setiap router menghitung jarak terpendek untuk mencapai setiap router. Sebuah link-state routing protocol adalah salah satu dari dua kelas utama protokol routing packet switching yang digunakan dalam jaringan untuk komunikasi komputer. Link-state protokol dilakukan oleh setiap switching node dalam jaringan (node yaitu yang dipersiapkan untuk meneruskan paket-paket; di Internet, ini disebut router).
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEii4kHdhJBgGONBqIhJyfJ1xF8WUd6khvovBrIAHRbn6gR9LBIhrHuoAwQLXfUIwNolUblga2bYmWLXcbcQF3C8zASKjbHHcd8JdQmAH-wUGEdMAa5li7z-lInpmoiGgTMzdpm8aj5Jy2U-/s320/8%231--.bmp
Gambar 3.8 Node pada Link State Protokol
a.       Setiap jalur ada metric, yang menunjukkan biaya
b.      Semakin kecil biaya semakin bagus
c.       Setiap router akan membuat tree router tujuan berdasarkan biaya yang ada
Tahap-tahap Link-state:
a.       Setiap router memperkenalkan diri, dengan mengirimkan paket hallo
b.      Setiap router akan tahu tetangga berdasarkan paket hallo beserta biaya, dimasukkan database
c.       Setiap router mengirimkan basis datanya ke tetangganya dalam paket LSARouter yang menerima paket LSA harus meneruskan ke sel. tetangga sebelahnya
d.      Paket LSA dimasukkan database jika infonya lebih baru
e.       Awalnya terjadi flooding karena setiap router jika ada update data akan mengirimkan. Sampai convergen
f.       Selanjutnya setiap router menghitung jarak terpendek ke router yang lain dengan Shortest Path First, dan terbentuklah tree
g.      Dimungkinkan untuk mencapai Router yang sama, antar router punya tree yang berbeda.
Protokol routing link-state dikenal juga sebagai protokol shortest path first dan dibangun atas algorithma shortest path first Edsger Dijkstra’s.
Protokol routing link-stater IP adalah :
a.       Open Shortest Path First (OSPF)
b.      Intermediate System-to Intermediat System (IS-IS)
Pada TCP / IP jaringan, link yang paling umum digunakan negara routing protokol Open Shortest Path First (OSPF). On IPX networks. Di jaringan IPX, NetWare Link State Protocol (NLSP) digunakan. Tabel vektor jarak dan protokol link state digunakan dengan setiap protokol jaringan.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhoMU9FbiWc4wRd31JVDg4phYRystACRQsL_B66hglBFYcYEwbZ1byXxY-6fH8MSVANTDPRVd2Xb-WAnl6TGR3JN2QbivnHCsWVCUhOImNgtG_ZIi99Tu_tfA1Q_ubFtBalSIeGKFYEGr6t/s1600/8%232.bmp
Gambar 3.9 Routing Protokol
Protokol routing link-state lebih mirip sebuah peta jalan karena mereka membuat sebuah peta topologi dari sebuah jaringan dan setiap router menggunakan peta ini untuk menentukan jalur terpendek ke setiap jaringan. Sama halnya saat kita mengacu pada sebuah peta untuk menemukan rute ke kota lain, router-router link-state menggunakan sebuah peta untuk menentukan jalur yang paling diinginkan untuk mencapat tujuan lain.
Router yang menjalankan sebuah protokol routing link-state mengirim informasi tentang status link-nya ke router lain dalam wilayah routing. Status dari link ini mengacu pada jaringan yang terhubung langsung pada-nya dan termasuk informasi tentang jenis jaringan dan router-router tetangga pada jaringan tersebut, karena itu dinamakan protokol routing link-state.



Kelebihan Algoritma Link-State
a.       Algortima link-state memperbaiki pengetahuan dari jarak router dan bagaimana mereka inter-koneksi.
b.      Algoritma ini memperbaiki informasi database dari informasi topologi.
Kekurangan Algoritma Link State
a.       Router-router yang menggunakan protokol link-state membutuhkan memori lebih dan proses data yang lebih daripada router-router yang menggunakan protokol distance vector.
3.      Routing Terpusat
http://javaneze2land.files.wordpress.com/2010/10/rcc.png
Gambar 3.10 Routing Terpusat
a.       Cara Kerja
Bila digunakan routing terpusat, pada suatu tempat di dalam jaringan akan ada RCC(Routing Control Center). Secara berkala, setiap IMP mengirimkan informasi status ke RCC(misalnya, daftar tetangga/IMP(layer jaringan) lain yang berdekatan yang sedang bekerja, panjang antrian pada saat itu, jumlah lalulintas yang diproses perjalur sejak laporan terakhir, dan sebagainya). RCC tersebut mengumpulkan semua informasi ini,dan kemudian setelah mengetahui informasi tersebut terhadap jaringan secara keseluruhan, ia akan menghitung rute optimal dari setiap IMP ke setiap IMP yang lain.
b.      Kelebihan
1)      Mempunyai informasi lengkap, karena bisa membuat keputusan yang sempurna.
2)      Dapat mengurangi beban IMP-IMP dalam melakukan komputasi routing.
c.       Kekurangan
1)      Jika subnetnya akan menyesuaikan diri dengan lalu lintas yang berubah, maka kalkulasi routing harus dijalankan secara wajar. Untuk jaringan yang besar, kalkulasi tersebut akan memerlukan waktu yang lama, meskipun pada CPU yang besar.
2)      Daya tembus RCC tersebut, jika ia berhenti(tidak berfungsi) karena kegagalan jalur, maka subnet akan menghadapi masalah.
4.      Routing Tersiolasi
http://javaneze2land.files.wordpress.com/2010/10/terisolasi1.png
Gambar 3.11 Routing Terisolasi
a.       Cara Kerja
IMP-IMP membuat keputusan routing berdasarkan pada informasi yang mereka kumpulkan sendiri, mereka tidak menukarkan informasi routing per detik dengan IMP-IMP yang lain. Meskipun demikian, mereka mencoba mengadaptasi perubahan dalam topologi dan lalulintas.



b.      Kelebihan
MP diperbolehkan memilih lintasan yang ekuivalen mana saja. Ia bisa menentukan salah satu lintasan tersebut secara random atau menggunakan nilai biaya  yang jalur awalnya saat itu paling murah.
c.       Kekurangan
Karena IMP-IMP hanya mencatat perubahan untuk yang lebih baik, maka apabila jalur berhenti /muatannya terlalu banyak. Akibatnya IMP-IMP secara berkala harus melupakan segala sesuatu yang mereka ketahui dan harus kembali lagi dari awal.
5.      Routing Optimal
http://javaneze2land.files.wordpress.com/2010/10/optimal.png
Gambar 3.12 Routing Optimal
a.       Cara Kerja
Jika IMP J berada pada lintasan optimal dari IMP I ke IMP K, maka lintasan optimal dari J ke K juga berada pada rute yang sama. Dimisalkan rute I ke J tersebut sebagai r1 dan rute J ke K sebagai r2, maka ia bisa dirangkaiakan dengan r1 untuk meningkatkan rute dai I ke K. Hal ini berarti r1r2 adalah optimal.
b.      Kelebihan
Memiliki rute alternative bila terjadi gangguan.



c.       Kekurangan
Ketika tak ada IMP yang upstream dari sambungan, maka ia akan melakukan kontak dengan IMP manapun yang berada pada cabang tree.
H.    Routing Protocol
Dalam sebuah rangkaian yang besar dan kompleks, router mungkin mempunyai banyak pilihan jalan yang boleh digunakan untuk menghantar data ke tujuannya. Tugas router di sini adalah untuk memilih cara atau jalan terbaik dan optimum dari maklumat yang dihasilkan melalui proses pertukaran maklumat antara router tersebut dan yang lain. Prosedur untuk memilih "route" yang terbaik ini dipanggil "routing protocol". "Routing table" boleh dibina oleh router untuk memudahkan data transmisikan ketujuannya. Bagaimanakah routing table dibina? Ada dua cara pertama melalui definisi yang ditetapkan sendiri oleh pengguna router melalui "static routing" atau kedua melalui dynamic routing protocol di mana routing table dibina secara dinamik oleh routing protocol seperti RIP,OSPF, dan sebagainya.
I.       Macam-Macam Routing Protocol
Ada berbagai macam protokol routing, yakni sebagai berikut:
1.      RIP
a.       Pengertian RIP
Routing Informasi Protocol (RIP) adalah dinamis routing protokol yang digunakan di dalam dan luas wilayah jaringan. Karena itu ia diklasifikasikan sebagai interior gateway protocol (IGP) dengan jarak-vector routing algorithm. Ia pertama kali didefinisikan dalam RFC 1058 (1988). Protokol telah telah diperpanjang beberapa kali, sehingga RIP versi 2 (RFC 2453). Kedua versi masih digunakan hari ini, namun demikian, mereka dianggap oleh obsoleted teknis teknik lebih maju, seperti Terselesaikan shortest Path First (OSPF) dan OSI protokol IS-IS. RIP juga telah diadaptasi untuk digunakan di IPv6 jaringan, yang dikenal sebagai standar RIPng (RIP generasi), diterbitkan dalam RFC 2080 (1997).
RIP menggunakan protokol UDP pada port 520 untuk mengirimkan informasi routing antar router. RIP menghitung routing terbaik berdasarkan perhitungan HOP. RIP membutuhkan waktu untuk melakukan converge. RIP membutuhkan power CPU yang rendah dan memory yang kecil daripada protokol yang lainnya.
1)      Merupakan protocol routing yang digunakan secara luas di Internet.
2)      Memanfaatkan broadcast address untuk distribusi informasi routing.
3)      Menentukan rute terbaik dengan “hop count” terkecil.
4)      Update routing dilakukan secara terus menerus.

b.      Sejarah RIP
RIP (Routing Information Protocol) ini lahir dikarenakan RIP merupakan  bagian utama dari Protokol Routing IGP (Interior Gateway Protocol) yang berfungsi menangani perutean dalam suatu sistem autonomous pada jaringan TCP/IP. Sistem autonomous adalah suatu sistem jaringan internet yang berada dalam satu kendali administrasi dan teknis.
c.       Karakteristik RIP
1)      Menggunakan algoritma distance-vector (Bellman Ford).
2)      Dapat menyebabkan routing loop.
3)      Diameter jaringan terbatas.
4)      Lambat mengetahui perubahan jaringan.
5)      Menggunakan metrik tunggal.

d.      Keterbatasan RIP
1)      Metric: Hop Count
RIP menghitung routing terbaik berdasarkan hop count dimana belum tentu hop count yang rendah menggunakan protokol LAN yang bagus, dan bisa saja RIP memilih jalur jaringan yang lambat.
2)      Hop Count Limit
RIP tidak dapat mengatur hop lebih dari 15. hal ini digunakan untuk mencegah loop pada jaringan.
3)      Classful Routing Only
RIP menggunakan classful routing ( /8, /16, /24 ). RIP tidak dapat mengatur classless routing.
e.       Cara Kerja RIP
1)      Host mendengar pada alamat broadcast jika ada update routing dari gateway.
2)      Host akan memeriksa terlebih dahulu routing table lokal jika menerima update routing .
3)      Jika rute belum ada, informasi segera dimasukkan ke routing table .
4)      Jika rute sudah ada, metric yang terkecil akan diambil sebagai acuan.
5)      Rute melalui suatu gateway akan dihapus jika tidak ada update dari gateway tersebut dalam waktu tertentu.
6)      Khusus untuk gateway, RIP akan mengirimkan update routing pada alamat broadcast di setiap network yang terhubung

f.       Macam-macam RIP
1)      RIPv1
Menggunakan classful routing. Pembaruan routing periodik tidak membawa subnet informasi, dukungan kurang untuk subnet mask panjang variabel  (VLSM). Keterbatasan ini tidak memungkinkan untuk memiliki ukuran yang berbeda subnet yang sama dalam kelas jaringan . Dengan kata lain, semua subnet dalam jaringan kelas harus memiliki ukuran yang sama. Juga tidak ada dukungan untuk otentikasi router, membuat RIP rentan terhadap berbagai versi RIP attacks.RIP versi 1 hanya ada jumlah hop 16 (0-15). Jika ada lebih dari 16 hop antara dua router itu gagal untuk mengirim paket data ke alamat tujuan.
2)      RIPv2
Karena kekurangan dari spesifikasi asli RIP, maka RIP versi 2 (RIPv2) di ciptakan,kemampuan yang di miliki untuk membawa informasi subnet, sehingga mendukung classless inter-domain routing (CIDR). Untuk menjaga kompatibilitas ke belakang, jumlah hop limit 15 tetap. RIPv2 memiliki fasilitas untuk sepenuhnya interoperate dengan spesifikasi awal jika semua protokol bidang Harus Zero dalam pesan RIPv1 yang benar ditentukan. Selain itu, fitur beralih kompatibilitas berbutir interoperabilitas memungkinkan penyesuaian saja. Dalam upaya untuk menghindari beban yang tidak perlu di host yang tidak berpartisipasi dalam routing, multicastRIPv2 tabel routing seluruh untuk semua router berdekatan di alamat 224.0.0.9, sebagai lawan RIPv1 yang menggunakan siaran.Pengalamatan unicast masih diperbolehkan untuk aplikasi khusus.
3)      RIPng
RIPng (RIP generasi berikutnya) adalah perluasan dari RIPv2 untuk mendukung IP6, generasi berikutnya Internet Protocol. Perbedaan utama antara RIPv2 dan RIPng adalah:
a)      Dukungan dari jaringan IPv6.
b)      Meskipun RIPv2 dukungan otentikasi RIPv1 update, RIPng tidak. router IPv6 adalah, pada saat itu, seharusnya menggunakan IPsec untuk otentikasi.
c)      RIPv2 memungkinkan melampirkan tag sewenang-wenang untuk rute, RIPng tidak.
d)     Mengkodekan RIPv2-hop berikutnya ke setiap entri rute, RIPng membutuhkan pengkodean khusus dari hop berikutnya untuk satu set entri rute.
g.      Perbedaan dan Persamaan RIPv1 dan RIPv2
1)      Perbedaan RIPv1 dan RIPv2
a)      RIPv1
·         Rip Versi 1 merupakan Classfull Distance Vector
·         Tidak mendukung subnet yang tidak berhubungan
·         Tidak mendukung VLSM
·         Tidak mengirimkan subnet mask pada saat update routing table
·         Routing Table selalu dibroadcast

b)      RIPv2
·         Rip Versi 2 mendukung Classless Distance Vectoryang merupakan pengembangan dari Rip versi 1
·         Mendukung VLSM
·         Mengirimkan subnet mask pada saat update routing table
·         Routing update dilakukan secara mulicast
·         Penggunaan Otentikasi
2)      Persamaan RIPv1 dan RIPv2
a)      Menggunakan timer untuk mencegah Routing Loop
b)      Menggunakan Split Horizon atau dengan Split Horizon Reserve
c)      Menggunakan Triger Update
d)     Maksimal hop sebanyak 15




2.      IGRP
IGRP merupakan suatu penjaluran jarak antara vektor protokol, bahwa masing-masing penjaluran bertugas untuk mengirimkan semua atau sebagian dari isi table penjaluran dalam penjaluran pesan untuk memperbaharui pada waktu tertentu untuk masing-masing penjaluran.
Penjaluran memilih alur yang terbaik antara sumber dan tujuan. Untuk menyediakan fleksibilitas tambahan, IGRP mengijinkan untuk melakukan penjaluran multipath. Bentuk garis equal bandwidth dapat menjalankan arus lalu lintas dalam round robin, dengan melakukan peralihan secara otomatis kepada garis kedua jika sampai garis kesatu turun.
Isi dari informasi routing adalah:
a.       Identifikasi tujuan baru,
b.      Mempelajari apabila terjadi kegagalan.
IGRP mengirimkan update routing setiap interval 90 detik. Update ini advertise semua jaringan dalam AS. Kunci desain jaringan IGRP adalah:
a.       Secara otomatis dapat menangani topologi yang kompleks.
b.      Kemampuan ke segmen dengan bandwidth dan delay yang berbeda.
c.       Skalabilitas, untuk fungsi jaringan yang besar.
Secara default, IGRP menggunakan bandwidth dan delay sebagai metric. Untuk konfigurasi tambahan, IGRP dapat dikonfigurasi menggunakan kombinasi semua varibel atau yang disebut dengan Composite Metric. Variabel-variabel itu misalnya: bandwidth, delay, load, reliability.
a.       Operasi IGRP
Masing-masing penjaluran secara rutin mengirimkan masing-masing jaringan lokal kepada suatu pesan yang berisi salinan tabel penjaluran dari tabel lainnya. Pesan ini berisi tentang biaya-biaya dan jaringan yang akan dicapai untuk menjangkau masing-masing jaringan tersebut. Penerima pesan penjaluran dapat menjangkau semua jaringan didalam pesan sepanjang penjaluran yang bisa digunakan untuk mengirimkan pesan.
b.      Tujuan IGRP
1)      Penjaluran stabil dijaringan kompleks sangat besar dan tidaka ada pengulangan penjaluran.
2)      Overhead rendah, IGRP sendiri tidak menggunakan bandwidth yang diperlukan untuk tugasnya.
3)      Pemisahan lalu lintas antar beberapa rute paralel.
4)      Kemampuan untuk menangani berbagai jenis layanan dengan informasi tunggal.
5)      Mempertimbangkan menghitung laju kesalahan dan tingkat lalu lintas pada alur yang berbeda.
6)      Penjaluran stabil dijaringan kompleks sangat besar dan tidaka ada pengulangan penjaluran
7)      Overhead rendah, IGRP sendiri tidak menggunakan bandwidth yang diperlukan untuk tugasnya.

c.       Perubahan IGRP
Kemudian setelah melalui proses pembaharuan IGRP kemudian menjadi EIGRP (Enhanced IGRP), persamaannya adalah IGRP dan EIGRP sama-sama kompatibel dan antara router-router yang menjalankan EIGRP dan IGRP dengan autonomous system yang sama akan langsung otomatis terdistribusi. Selain itu EIGRP juga akan memberikan tagging external route untuk setiap route yang berasal dari:
1)      Routing protocol non EIGRP.
2)      Routing protocol IGRP dengan AS number yang sama.

3.      EIGRP
EIGRP (Enhanched Interior Gateway Routing Protocol) adalah routing protocol yang hanya diadopsi oleh router cisco atau sering disebut sebagai proprietary protocol pada cisco, dimana EIGRP ini hanya bisa digunakan sesama router cisco. EIGRP menggunakan formula berbasis bandwidth dan delay untuk menghitung metric yang sesuai dengan suatu rute. EIGRP melakukan konvergensi secara tepat ketika menghindari loop. EIGRP tidak melakukan perhitungan-perhitungan rute seperti yang dilakukan oleh protocol link state. Hal ini menjadikan EIGRP tidak membutuhkan desain ekstra, sehingga hanya memerlukan lebih sedikit memori dan proses dibandingkan protocol link state.
a.       Pendahuluan
Konvergensi EIGRP lebih cepat dibandingkan dengan protocol distance vector. Hal ini terutama disebabkan karena EIGRP tidak memerlukan fitur loopavoidance yang pada kenyataannya menyebabkan konvergensi protocol distance vector melambat. Hanya dengan mengirim sebagian dari routing update (setelah seluruh informasi routing dipertukarkan). EIGRP mengurangi pembebanan di jaringan. Salah satu kelemahan utama EIGRP adalah protocol Cisco-propritary, sehingga jika diterapkan pada jaringan multivendor diperlukan suatu fungsi yang disebut route redistribution. Fungsi ini akan menangani proses pertukaran rute router di antara dua protocol link state (OSPF dan EIGRP). EIGRP sering disebut juga hybriddistance- vector routing protocol, karena EIGRP ini terdapat dua tipe routing protocol  yang digunakan, yaitu distance vector dan link state. Dalam perhitungan untuk menentukan jalur manakah yang terpendek, EIGRP menggunaklan algoritma DUAL (Diffusing Update Algorithm) dalam menentukannya.
EIGRP mempunyai 3 tabel dalam menyimpan informasi jaringannya:
1)      Neighbor table
Di table ini menyimpan list tentang router router tetangganya. Setiap ada router baru yang dipasang, address dan interface langsung dicatat pada table ini.
2)      Topology table
Tabel ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan dari routing table dalam suatu autonomous system (AS). DUAL mengambil informasi dari table tetangga dan table topologi untuk melakukan kalkulasi lowest cost router to each destination.
3)      Routing table
The best routes ke tujuan. Informasi tersebuit diambil table topologi.
EIGRP akan mengirimkan hello packet untuk mengetahui apakah router-router tetangganya masih hidup atau mati. Pengiriman hello packet tersebut bersifat simultan, dalam hello packet tersebut mempunyai hold time, bila dalam jangka waktu hold time router tetangga tidak membalas, maka router tersebut dianggap mati. Hello pac ket dikirim secara multicast ke IP address 224.0.0.10.
Internal Route : Route-route yang berasal dari dalam suatu autonomous system dari router-router yang menggunakan routing protocol EIGRP, yang menjadi anggota dari autonomous system adalah yang mempunyai AND dari EIGRP yang sama dan mempunyai autonomous system yang sama juga. AND internal route adalah 90.
External Route : Route-route yang muncul dari luar autonomous system, baik redistribution secara manual maupun otomatis.
EIGRP memiliki beberapa type paket yaitu sebagai berikut:
1)      Hello : untuk maintenance, mencari neigbour router
2)      Acknowledgment : hello packet yang data fieldnya 0
3)      Uptade : paket yang digunakan untuk memberikan perubahan NT
4)      Query : paket yang dikirim oleh router untuk meminta informasi ke router lain mengenai suatu route/NT
5)      Reply : balasan dari query paket
b.      Teknologi EIGRP
EIGRP menggunakan 4 teknologi kunci yang berkombinasi untuk membedakan EIGRP dengan protokol routing yang lainnya:  neighbor discovery/recovery, reliable transport protocol (RTP), DUAL finitestate machine, dan protocol-dependent modules.
1)      Neighbor discovery/recovery
Menggunakan paket hello antar neighbor. teknologi ini memungkinkan router untuk dapat mengenali setiap neighbor pada network yang terhubung langsung secara dinamik. Router juga harus mengetahui jika ada salah satu neighbor yang mengalami kegagalan dan tidak dapat dijangkau lagi (unreachable). Proses ini dapat diwujudkan dengan pengiriman paket hello yang kecil secara periodik. Selama router menerima paket hello dari router neighbor, maka router akan mengasumsikan bahwa router neighbor berfungsi dengan normal dan keduanya dapat bertukar informasi routing.
2)      Reliable Transport Protocol (RTP)
Pengiriman paket yang terjamin dan terurut kepada semua neighbor. Bertanggung jawab atas pengiriman paket-paket kepada neighbor yang terjamin dan terurut. RTP mendukung transmisi campuran antara paket multicast dan unicast. Untuk tujuan efisiensi, hanya paket EIGRP tertentu yang dikirim menggunakan teknologi RTP.
3)      DUAL finite-state machine
Memilih jalur dengan cost paling rendah dan bebas looping untuk mencapai destination. mewujudkan proses penentuan untuk semua komputasi route. DUAL melacak semua route yang di advertise oleh setiap neighbor dan menggunakan metric untuk menentukan jalur paling effisien dan bebas looping ke semua network tujuan.
4)      Protocol-dependent module (PDM)
EIGRP dapat mendukung IP, AppleTalk, dan Novell NetWare. Setiap protokol disediakan modul EIGRP tersendiri dan beroperasi tanpa saling mempengaruhi satu sama lain. bertanggung jawab untuk keperluan layer network protokol-protokol tertentu. EIGRP mendukung IP, AppleTalk, dan Novell NetWare; setiap protokol tersebut telah disediakan module EIGRP nya masing-masing dan satu sama lain beroperasi secara independent. Module IP-EIGRP misalnya, bertanggung jawab untuk pengiriman dan penerimaan paket-paket EIGRP yang telah di enkapsulasi dalam IP.
c.       Karakteristik EIGRP
EIGRP mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1)      Menggunakan protokol routing enhanced distance vector
2)      Menggunakan cost load balancing yang tidak sama
3)      Menggunakan algoritma kombinasi antara distance vector dan link-state
4)      Menggunakan Diffusing Update Algorithm (DUAL) untuk menghitung jalur terpendek.


d.      Fitur EIGRP
Kelebihan utama yang membedakan EIGRP dari protokol routing lainnya adalah EIGRP termasuk satu-satunya protokol routing yang menawarkan fitur backup route, dimana jika terjadi perubahan pada network, EIGRP tidak harus melakukan kalkulasi ulang untuk menentukan route terbaik karena bisa langsung menggunakan backup route. Kalkulasi ulang route terbaik dilakukan jika backup route juga mengalami kegagalan. Berikut adalah fitur-fitur yang dimiliki EIGRP:
1)      Termasuk protokol routing distance vector tingkat lanjut (Advanced distance vector).
2)      Waktu convergence yang cepat.
3)      Mendukung VLSM dan subnet-subnet yang discontiguous (tidak bersebelahan/berurutan)
4)      Partial updates, Tidak seperti RIP yang selalu mengirimkan keseluruhan tabel routing dalam pesan Update, EIGRP menggunakan partial updates atau triggered update yang berarti hanya mengirimkan update jika terjadi perubahan pada network (mis: ada network yang down)
5)      Mendukung multiple protokol network
6)      Desain network yang flexible.
7)      Multicast dan unicast, EIGRP saling berkomunikasi dengan tetangga (neighbor) nya secara multicast (224.0.0.10) dan tidak membroadcastnya.
8)      Manual summarization, EIGRP dapat melakukan summarization dimana saja.
9)      Menjamin 100% topologi routing yang bebas looping.
10)  Mudah dikonfigurasi untuk WAN dan LAN.
11)  Load balancing via jalur dengan cost equal dan unequal, yang berarti EIGRP dapat menggunakan 2 link atau lebih ke suatu network destination dengan koneksi bandwidth (cost metric) yang berbeda, dan melakukan load sharing pada link-link tersebut dengan beban yang sesuai yang dimiliki oleh link masing-masing, dengan begini pemakaian bandwidth pada setiap link menjadi lebih efektif, karena link dengan bandwidth yang lebih kecil tetap digunakan dan dengan beban yang sepadan juga.
EIGRP mengkombinasikan kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh protokol routing link-state dan distance vector. Tetapi pada dasarnya EIGRP adalah protokol distance vector karena router-router yang menjalankan EIGRP tidak mengetahui road map/ topologi network secara menyeluruh seperti pada protokol link-state.
EIGRP mudah dikonfigurasi seperti pendahulunya (IGRP) dan dapat diadaptasikan dengan variasi topologi network. Penambahan fitur-fitur protokol link-state seperti neighbor discovery membuat EIGRP menjadi protokol distance vector tingkat lanjut.
EIGRP menggunakan algoritma DUAL (Diffusing Update Algorithm) sebagai mesin utama yang menjalankan lingkungan EIGRP, DUAL dapat diperbandingkan dengan algoritma SPF Dijkstra pada OSPF.
EIGRP memiliki fitur-fitur utama sebagai berikut.
1)      Partial updates: EIGRP tidak mengirimkan update secara periodik seperti yang dilakukan oleh RIP, tetapi EIGRP mengirimkan update hanya jika terjadi perubahan route/metric (triggered update). Update yang dikirimkan hanya berisi informasi tentang route yang mengalami perubahan saja. Pengiriman pesan update ini juga hanya ditujukan sebatas pada router-router yang membutuhkan informasi perubahan tersebut saja. Hasilnya EIGRP menghabiskan bandwidth yang lebih sedikit daripada IGRP. Hal ini juga membedakan EIGRP dengan protokol link-state yang mengirimkan update kepada semua router dalam satu area.
2)      Multiple network-layer protocol support: EIGRP mendukung protokol IP, AppleTalk, dan Novell NetWare IPX dengan memanfaatkan module-module yang tidak bergantung pada protokol tertentu.
Fitur EIGRP lain yang patut diperhatikan adalah sebagai berikut:
1)      Koneksi dengan semua jenis data link dan topologi tanpa memerlukan konfigurasi lebih lanjut, protokol routing lain seperti OSPF, menggunakan konfigurasi yang berbeda untuk protokol layer 2 (Data Link) yang berbeda, misalnya Ethernet dan Frame Relay. EIGRP beroperasi dengan efektif pada lingkungan LAN dan WAN. Dukungan WAN untuk link point-to-point dan topologi nonbroadcast multiaccess (NBMA) merupakan standar EIGRP.
2)      Metric yang canggih: EIGRP menggunakan algoritma yang sama dengan IGRP untuk menghitung metric tetapi menggambarkan nilai-nilai dalam format 32-bit. EIGRP mendukung load balancing untuk metric yang tidak seimbang (unequal), yang memungkinkan engineer untuk mendistribusikan traffik dalam network dengan lebih baik.
3)      Multicast and unicast: EIGRP menggunakan multicast dan unicast sebagai ganti broadcast. Address multicast yang digunakan adalah 224.0.0.10.

e.       Cara Kerja
EIGRP akan mengirimkan hello packet utk mengetahui apakah router-router tetangganya masih hidup ataukah mati. Pengiriman hello packet tersebut bersifat simultant, dalam hello packet tersebut mempunyai hold time, bila dalam jangka waktu hold time router tetangga tidak membalas, maka router tersebut akan dianggap mati. Biasanya hold time itu 3x waktunya hello packet, hello packet defaultnya 15 second. Lalu DUAL akan meng-kalkulasi ulang untuk path-pathnya. Hello packet dikirim secara multicast ke IP Address 224.0.0.10.
1)      Memilih jalur/route untuk mencapai suatu network dengan ongkos paling rendah, dan bebas looping.
2)      AD (advertised distance), menggambarkan seberapa jauh sebuah network dari neighbor, merupakan ongkos (metric) antara router next-hop dengan network destination.
3)      FD (feasible distance), menggambarkan seberapa jauh sebuah network dari router, merupakan ongkos (metric) antara router dengan router next-hop ditambah dengan AD dari router next-hop.
4)      Ongkos paling rendah = FD paling rendah.
5)      Successor, adalah jalur utama untuk mencapai suatu network (route terbaik), merupakan router next-hop dengan Ongkos paling rendah dan jalur bebas looping.
6)      Feasible Successor, adalah jalur backup dari successor (AD dari feasible successor harus lebih kecil daripada FD dari successor)
4.      IGMP
IGMP (Internet Group Protocol Management) merupakan salah satu protokol jaringan dalam protokol TCP/IP yang bekerja pada layer network digunakan untuk menginformasikan router-routerIP tentang group-group jaringan multicast. Apabila sebuah router mengetahui bahwa terdapat beberapa host dalam jaringan terhubung secara lokal yang tergabung ke dalam group multicast tertentu, router akan menyebarkan informasi dengan menggunakan protokol IGMP kepada router lainnya dalam sebuah internetwork sehingga pesan multicast diteruskan ke router yang sesuai. IGMP kemudian digunaka untuk memelihara keanggotaan group multicast di dalam subnet lokal untuk sebuah alamat ip multicast.
a.       Versi IGMP
1)      IGMPv1
Hanya mendukung dua jenis pesan IGMP.
a)      Host membership report (laporan keanggotaan sebuah host)
Host akan mengirim pesan dengan jenis untuk menginformasikan router lokal bahwa host tersebut hendak menerima lalu lintas IP multicast yang ditujukan ke alamat group multicast tertentu.
b)      Host membership query(permintaan keanggotaan sebuah host)
Router mengirim pesan dengan jenis ini untuk memberi informasi kepada segmen jaringan lokal tertentu untuk menentukan apa ada host dalam segmen yang sedang mendengarkan terhadap lalu lintas multicast atau tidak
2)      IGMPv2
Mendukung tiga jenis pesan IGMP
a)      Leave group
Digunakan host untuk menginformasikan sebuah router bahwa host tersebut merupakan anggota terakhir yang akan meninggalkan group multicast sehingga router mengetahui bahwa router terserbut tidak perlu lagi menruskan traffic multicast IP ke subnet yang bersangkutan



b)      Group specific query
Seperti pesan IGMPv1 host membership query, keculai jenis ini akan melakukan pengecekan keanggotaan di dalam sebuah group multicast tertentu.
c)      Multicast querier selection
Pesan yang mengijinkan sebuah router untuk dipilih untuk mengeluarkan pesan IGMPv1 host membership query kepada sebuah segmen jaringan tertentu.
3)      IGMPv3
Mengijinkan host untuk menerapkan daftar dari jalur mana saja yang ingin mereka terima dari jalur host-host LAN yang terhalang pada router Mengijinkan host-host. Mengijinkan host untuk memblock paket-paket dari sumber yang mengirimkan trafik yang tidak diinginkan
b.      Prinsip Kerja
1)      Host-host mengirimkan pesan menuji router kepada pelanggan dan juga ditujukan kepada bukan pelanggan yang berasal dari kelompok multicast.(Group didefinisikan sebagai alamat multicast)
2)      Router router akan memeriksa yang manakah dari kelompok multicast yang which multicast groups of interest to which hosts
3)      IGMPv1: host bergabung dalam suatu group, router-router tersebut digunakan pewaktu untuk yang bukan anggota pelanggan



Format pesan permintaan keanggotaan
Gambar 3.13 Membership Query Message
c.       DVMRP (Distance Vector Multicast Routing Protocol)
DVMRP adalah multicast routing protokol yang menyediakan mekanisme yang efisien untuk koneksi data yang dikirim ke group dalam suat jaringan internet. Protokol ini mengirim dua informasi ke router lain secara periodik (jarak hop berikutnya, metrik hop berikutnya ; tujuan hop berikutnya yang akan ditempuh)
Distance vector secara periodic mengirimkan tabel routing ke router yang terdekat. Ketika router mengalami putus koneksi (down) , router distance vector akan mempelajari perubahan jalur atau tabel tersebut masih ada pada jalur link tersebut sampai pada waktu tertentu. Jika waktu yang diperlukan untuk menunggu respon dari router yang menerima kiriman tabel routing melebihi waktu yang telah ditentukan maka router itu akan dihapus pada tabel routing router tersebut. Router yang terdekat akan mengirimkan informasi perubahan dari jalur melalui broadcast. Waktu yang diperlukan untuk semua router didalam mengubah tabel routing dinamakan konvergen. Konvergen didalam distance vector meliputi :
1)      Setiap router menerima informasi routing yang baru.
2)      Setiap router mengupdate table routing.
3)      Setiap router mengupdate metric tabel routing dengan informasinya sendiri  (menambah hop).
4)      Setiap router membroadcast semua informasi ke router yang terdekat. 

5.      OSPF
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSouKzFUlH-uQsqXwq72A2ETTkzmH3z70C4p9Dng09MOl3n1WYIFZTgGmsO-V2_cIrF3Y30gwyB6M8gG_TABV9RW2otZJsQNW1QYiqZtwC7F8OSTk54gwVExuC0bk-kbcVRIbZP9_FMsU/s1600/OSPF.jpg
Gambar 3.14 OSPF
Yang menyebabkan OSPF menjadi terkenal adalah karena routing protokol ini notabene adalah yang paling cocok digunakan dalam jaringan lokal berskala sedang hingga enterprise. Misalnya di kantor-kantor yang menggunakan lebih dari 50 komputer beserta perangkat-perangkat lainnya, atau di perusahaan dengan banyak cabang dengan banyak klien komputer, perusahaan multinasional dengan banyak cabang di luar negeri, dan banyak lagi. Mengapa dikatakan paling cocok? Karena OSPF memiliki tingkat skalabilitas, reliabilitas, dan kompatibilitas yang tinggi. Mengapa demikian? Nanti akan dibahas satu per satu di bawah.
Selain paling cocok, kemampuan routing protokol ini juga cukup hebat dengan disertai banyak fitur pengaturan. Sebuah routing protokol dapat dikatakan memiliki kemampuan hebat selain dapat mendistribusikan informasi routing dengan baik juga harus dapat dengan mudah diatur sesuai kebutuhan penggunanya. OSPF memiliki semua ini dengan berbagai pernak-pernik pengaturan dan fasilitas di dalamnya.
OSPF memang sangat banyak penggunanya karena fitur dan kemampuan yang cukup hebat khususnya untuk jaringan internal sebuah organisasi atau perusahaan. Dibandingkan dengan RIP dan IGRP, yang sama-sama merupakan routing protokol jenis IGP (Interior Gateway Protocol), OSPF lebih powerful, skalabel, fleksibel, dan lebih kaya akan fitur.
a.       Pengertian OSPF
OSPF merupakan sebuah routing protokol berjenis IGP yang hanya dapat bekerja dalam jaringan internal suatu ogranisasi atau perusahaan. Jaringan internal maksudnya adalah jaringan di mana Anda masih memiliki hak untuk menggunakan, mengatur, dan memodifikasinya. Atau dengan kata lain, Anda masih memiliki hak administrasi terhadap jaringan tersebut. Jika Anda sudah tidak memiliki hak untuk menggunakan dan mengaturnya, maka jaringan tersebut dapat dikategorikan sebagai jaringan eksternal.
Selain itu, OSPF juga merupakan routing protokol yang berstandar terbuka. Maksudnya adalah routing protokol ini bukan ciptaan dari vendor manapun. Dengan demikian, siapapun dapat menggunakannya, perangkat manapun dapat kompatibel dengannya, dan di manapun routing protokol ini dapat diimplementasikan.
OSPF merupakan routing protokol yang menggunakan konsep hirarki routing, artinya OSPF membagi-bagi jaringan menjadi beberapa tingkatan. Tingkatan-tingkatan ini diwujudkan dengan menggunakan sistem pengelompokan area. Dengan menggunakan konsep hirarki routing ini sistem penyebaran informasinya menjadi lebih teratur dan tersegmentasi, tidak menyebar ke sana ke mari dengan sembarangan.
Efek dari keteraturan distribusi routing ini adalah jaringan yang penggunaan bandwidth-nya lebih efisien, lebih cepat mencapai konvergensi, dan lebih presisi dalam menentukan rute-rute terbaik menuju ke sebuah lokasi. OSPF merupakan salah satu routing protocol yang selalu berusaha untuk bekerja demikian.
Teknologi yang digunakan oleh routing protokol ini adalah teknologi link-state yang memang didesain untuk bekerja dengan sangat efisien dalam proses pengiriman update informasi rute. Hal ini membuat routing protokol OSPF menjadi sangat cocok untuk terus dikembangkan menjadi network berskala besar. Pengguna OSPF biasanya adalah para administrator jaringan berskala sedang sampai besar. Jaringan dengan jumlah router lebih dari sepuluh buah, dengan banyak lokasi-lokasi remote yang perlu juga dijangkau dari pusat, dengan jumlah pengguna jaringan lebih dari lima ratus perangkat komputer, mungkin sudah layak menggunakan routing protocol ini.
b.      Bagaimana OSPF Membentuk Hubungan dengan Router Lain?
Untuk memulai semua aktivitas OSPF dalam menjalankan pertukaran informasi routing, hal pertama yang harus dilakukannya adalah membentuk sebuah komunikasi dengan para router lain. Router lain yang berhubungan langsung atau yang berada di dalam satu jaringan dengan router OSPF tersebut disebut dengan neighbour router atau router tetangga.
Langkah pertama yang harus dilakukan sebuah router OSPF adalah harus membentuk hubungan dengan neighbour router. Router OSPF mempunyai sebuah mekanisme untuk dapat menemukan router tetangganya dan dapat membuka hubungan. Mekanisme tersebut disebut dengan istilah Hello protocol.
Dalam membentuk hubungan dengan tetangganya, router OSPF akan mengirimkan sebuah paket berukuran kecil secara periodik ke dalam jaringan atau ke sebuah perangkat yang terhubung langsung dengannya. Paket kecil tersebut dinamai dengan istilah Hello packet. Pada kondisi standar, Hello packet dikirimkan berkala setiap 10 detik sekali (dalam media broadcast multiaccess) dan 30 detik sekali dalam media Point-to-Point.
Hello packet berisikan informasi seputar pernak-pernik yang ada pada router pengirim. Hello packet pada umumnya dikirim dengan menggunakan multicast address untuk menuju ke semua router yang menjalankan OSPF (IP multicast 224.0.0.5). Semua router yang menjalankan OSPF pasti akan mendengarkan protokol hello ini dan juga akan mengirimkan hello packet-nya secara berkala. Cara kerja dari Hello protocol dan pembentukan neighbour router terdiri dari beberapa jenis, tergantung dari jenis media di mana router OSPF berjalan.
c.       Cara Kerja OSPF
OSPF Bekerja pada Media Apa Saja? Seperti telah dijelaskan pada posting sebelumnya (OSPF - Pengenalan OSPF), OSPF harus membentuk hubungan dulu dengan router tetangganya untuk dapat saling berkomunikasi seputar informasi routing. Untuk membentuk sebuah hubungan dengan router tetangganya, OSPF mengandalkan Hello protocol. Namun uniknya cara kerja Hello protocol pada OSPF berbeda-beda pada setiap jenis media. Ada beberapa jenis media yang dapat meneruskan informasi OSPF, masing-masing memiliki karakteristik sendiri, sehingga OSPF pun bekerja mengikuti karakteristik mereka. Media tersebut adalah sebagai berikut:
1)      Broadcast Multiaccess
Media jenis ini adalah media yang banyak terdapat dalam jaringan lokal atau LAN seperti misalnya ethernet, FDDI, dan token ring. Dalam kondisi media seperti ini, OSPF akan mengirimkan traffic multicast dalam pencarian router-router neighbour-nya. Namun ada yang unik dalam proses pada media ini, yaitu akan terpilih dua buah router yang berfungsi sebagai Designated Router (DR) dan Backup Designated Router (BDR). Apa itu DR dan BDR akan dibahas berikutnya.
2)      Point-to-Point
Teknologi Point-to-Point digunakan pada kondisi di mana hanya ada satu router lain yang terkoneksi langsung dengan sebuah perangkat router. Contoh dari teknologi ini misalnya link serial. Dalam kondisi Point-to-Point ini, router OSPF tidak perlu membuat Designated Router dan Back-up-nya karena hanya ada satu router yang perlu dijadikan sebagai neighbour. Dalam proses pencarian neighbour ini, router OSPF juga akan melakukan pengiriman Hello packet dan pesan-pesan lainnya menggunakan alamat multicast bernama AllSPFRouters 224.0.0.5.
3)      Point-to-Multipoint
Media jenis ini adalah media yang memiliki satu interface yang menghubungkannya dengan banyak tujuan. Jaringan-jaringan yang ada di bawahnya dianggap sebagai serangkaian jaringan Point-to-Point yang saling terkoneksi langsung ke perangkat utamanya. Pesan-pesan routing protocol OSPF akan direplikasikan ke seluruh jaringan Point-to-Point tersebut. Pada jaringan jenis ini, traffic OSPF juga dikirimkan menggunakan alamat IP multicast. Tetapi yang membedakannya dengan media berjenis broadcast multi-access adalah tidak adanya pemilihan Designated dan Backup Designated Router karena sifatnya yang tidak meneruskan broadcast.



4)      Nonbroadcast Multiaccess (NBMA)
Media berjenis Nonbroadcast multi-access ini secara fisik merupakan sebuah serial line biasa yang sering ditemui pada media jenis Point-to-Point. Namun secara faktanya, media ini dapat menyediakan koneksi ke banyak tujuan, tidak hanya ke satu titik saja. Contoh dari media ini adalah X.25 dan frame relay yang sudah sangat terkenal dalam menyediakan solusi bagi kantor-kantor yang terpencar lokasinya. Di dalam penggunaan media ini pun dikenal dua jenis penggunaan, yaitu jaringan partial mesh dan fully mesh. OSPF melihat media jenis ini sebagai media broadcast multiaccess.
Namun pada kenyataannya, media ini tidak bisa meneruskan broadcast ke titik-titik yang ada di dalamnya. Maka dari itu untuk penerapan OSPF dalam media ini, dibutuhkan konfigurasi DR dan BDR yang dilakukan secara manual. Setelah DR dan BDR terpilih, router DR akan mengenerate LSA untuk seluruh jaringan. Dalam media jenis ini yang menjadi DR dan BDR adalah router yang memiliki koneksi langsung ke seluruh router tetangganya. Semua traffic yang dikirimkan dari router-router neighbour akan direplikasikan oleh DR dan BDR untuk masing-masing router dan dikirim dengan menggunakan alamat unicast atau seperti layaknya proses OSPF pada media Point-to-Point.
d.      Bagaimana OSPF Terjadi
Secara garis besar, proses yang dilakukan routing protokol OSPF mulai dari awal hingga dapat saling bertukar informasi ada lima langkah. Berikut ini adalah langkah-langkahnya:
1)      Membentuk Adjacency Router
Adjacency router arti harafiahnya adalah router yang bersebelahan atau yang terdekat. Jadi proses pertama dari router OSPF ini adalah menghubungkan diri dan saling berkomunikasi dengan para router terdekat atau neighbour router. Untuk dapat membuka komunikasi, Hello protocol akan bekerja dengan mengirimkan Hello packet.
Misalkan ada dua buah router, Router A dan B yang saling berkomunikasi OSPF. Ketika OSPF kali pertama bekerja, maka kedua router tersebut akan saling mengirimkan Hello packet dengan alamat multicast sebagai tujuannya. Di dalam Hello packet terdapat sebuah field yang berisi Neighbour ID. Misalkan router B menerima Hello packet lebih dahulu dari router A. Maka Router B akan mengirimkan kembali Hello packet-nya dengan disertai ID dari Router A.
Ketika router A menerima hello packet yang berisikan ID dari dirinya sendiri, maka Router A akan menganggap Router B adalah adjacent router dan mengirimkan kembali hello packet yang telah berisi ID Router B ke Router B. Dengan demikian Router B juga akan segera menganggap Router A sebagai adjacent routernya. Sampai di sini adjacency router telah terbentuk dan siap melakukan pertukaran informasi routing.
Contoh pembentukan adjacency di atas hanya terjadi pada proses OSPF yang berlangsung pada media Point-to-Point. Namun, prosesnya akan lain lagi jika OSPF berlangsung pada media broadcast multiaccess seperti pada jaringan ethernet. Karena media broadcast akan meneruskan paket-paket hello ke seluruh router yang ada dalam jaringan, maka adjacency router-nya tidak hanya satu. Proses pembentukan adjacency akan terus berulang sampai semua router yang ada di dalam jaringan tersebut menjadi adjacent router.
Namun apa yang akan terjadi jika semua router menjadi adjacent router? Tentu komunikasi OSPF akan meramaikan jaringan. Bandwidth jaringan Anda menjadi tidak efisien terpakai karena jatah untuk data yang sesungguhnya ingin lewat di dalamnya akan berkurang. Untuk itu pada jaringan broadcast multiaccess akan terjadi lagi sebuah proses pemilihan router yang menjabat sebagai “juru bicara” bagi router-router lainnya. Router juru bicara ini sering disebut dengan istilah Designated Router. Selain router juru bicara, disediakan juga back-up untuk router juru bicara ini. Router ini disebut dengan istilah Backup Designated Router. Langkah berikutnya adalah proses pemilihan DR dan BDR, jika memang diperlukan.
2)      Memilih DR dan BDR (jika diperlukan)
Dalam jaringan broadcast multiaccess, DR dan BDR sangatlah diperlukan. DR dan BDR akan menjadi pusat komunikasi seputar informasi OSPF dalam jaringan tersebut. Semua paket pesan yang ada dalam proses OSPF akan disebarkan oleh DR dan BDR. Maka itu, pemilihan DR dan BDR menjadi proses yang sangat kritikal. Sesuai dengan namanya, BDR merupakan “shadow” dari DR. Artinya BDR tidak akan digunakan sampai masalah terjadi pada router DR. Ketika router DR bermasalah, maka posisi juru bicara akan langsung diambil oleh router BDR. Sehingga perpindahan posisi juru bicara akan berlangsung dengan smooth.
Proses pemilihan DR/BDR tidak lepas dari peran penting Hello packet. Di dalam Hello packet ada sebuah field berisikan ID dan nilai Priority dari sebuah router. Semua router yang ada dalam jaringan broadcast multi-access akan menerima semua Hello dari semua router yang ada dalam jaringan tersebut pada saat kali pertama OSPF berjalan. Router dengan nilai Priority tertinggi akan menang dalam pemilihan dan langsung menjadi DR. Router dengan nilai Priority di urutan kedua akan dipilih menjadi BDR. Status DR dan BDR ini tidak akan berubah sampai salah satunya tidak dapat berfungsi baik, meskipun ada router lain yang baru bergabung dalam jaringan dengan nilai Priority-nya lebih tinggi.
Secara default, semua router OSPF akan memiliki nilai Priority 1. Range Priority ini adalah mulai dari 0 hingga 255. Nilai 0 akan menjamin router tersebut tidak akan menjadi DR atau BDR, sedangkan nilai 255 menjamin sebuah router pasti akan menjadi DR. Router ID biasanya akan menjadi sebuah “tie breaker” jika nilai Priority-nya sama. Jika dua buah router memiliki nilai Priority yang sama, maka yang menjadi DR dan BDR adalah router dengan nilai router ID tertinggi dalam jaringan.
Setelah DR dan BDR terpilih, langkah selanjutnya adalah mengumpulkan seluruh informasi jalur dalam jaringan.
3)      Mengumpulkan State-state dalam Jaringan
Setelah terbentuk hubungan antarrouter-router OSPF, kini saatnya untuk bertukar informasi mengenai state-state dan jalur-jalur yang ada dalam jaringan. Pada jaringan yang menggunakan media broadcast multiaccess, DR-lah yang akan melayani setiap router yang ingin bertukar informasi OSPF dengannya. DR akan memulai lebih dulu proses pengiriman ini. Namun yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah, siapakah yang memulai lebih dulu pengiriman data link-state OSPF tersebut pada jaringan Point-to-Point?
Untuk itu, ada sebuah fase yang menangani siapa yang lebih dulu melakukan pengiriman. Fase ini akan memilih siapa yang akan menjadi master dan siapa yang menjadi slave dalam proses pengiriman.
Router yang menjadi master akan melakukan pengiriman lebih dahulu, sedangkan router slave akan mendengarkan lebih dulu. Fase ini disebut dengan istilah Exstart State. Router master dan slave dipilih berdasarkan router ID tertinggi dari salah satu router. Ketika sebuah router mengirimkan Hello packet, router ID masing-masing juga dikirimkan ke router neighbour.
Setelah membandingkan dengan miliknya dan ternyata lebih rendah, maka router tersebut akan segera terpilih menjadi master dan melakukan pengiriman lebih dulu ke router slave. Setelah fase Exstart lewat, maka router akan memasuki fase Exchange. Pada fase ini kedua buah router akan saling mengirimkan Database Description Packet. Isi paket ini adalah ringkasan status untuk seluruh media yang ada dalam jaringan. Jika router penerimanya belum memiliki informasi yang ada dalam paket Database Description, maka router pengirim akan masuk dalam fase loading state. Fase loading state merupakan fase di mana sebuah router mulai mengirimkan informasi state secara lengkap ke router tetangganya.
Setelah loading state selesai, maka router-router yang tergabung dalam OSPF akan memiliki informasi state yang lengkap dan penuh dalam database statenya. Fase ini disebut dengan istilah Full state. Sampai fase ini proses awal OSPF sudah selesai, namun database state tidak bisa digunakan untuk proses forwarding data. Maka dari itu, router akan memasuki langkah selanjutnya, yaitu memilih rute-rute terbaik menuju ke suatu lokasi yang ada dalam database state tersebut.
4)      Memilih Rute Terbaik untuk Digunakan
Setelah informasi seluruh jaringan berada dalam database, maka kini saatnya untuk memilih rute terbaik untuk dimasukkan ke dalam routing table. Jika sebuah rute telah masuk ke dalam routing table, maka rute tersebut akan terus digunakan. Untuk memilih rute-rute terbaik, parameter yang digunakan oleh OSPF adalah Cost. Metrik Cost biasanya akan menggambarkan seberapa dekat dan cepatnya sebuah rute. Nilai Cost didapat dari perhitungan dengan rumus: Cost of the link = 108 /Bandwidth
Router OSPF akan menghitung semua cost yang ada dan akan menjalankan algoritma Shortest Path First untuk memilih rute terbaiknya. Setelah selesai, maka rute tersebut langsung dimasukkan dalam routing table dan siap digunakan untuk forwarding data.
5)      Menjaga Informasi Routing Tetap Upto-date
Ketika sebuah rute sudah masuk ke dalam routing table, router tersebut harus juga me-maintain state database-nya. Hal ini bertujuan kalau ada sebuah rute yang sudah tidak valid, maka router harus tahu dan tidak boleh lagi menggunakannya.
Ketika ada perubahan link-state dalam jaringan, OSPF router akan melakukan flooding terhadap perubahan ini. Tujuannya adalah agar seluruh router dalam jaringan mengetahui perubahan tersebut.
Sampai di sini semua proses OSPF akan terus berulang-ulang. Mekanisme seperti ini membuat informasi rute-rute yang ada dalam jaringan terdistribusi dengan baik, terpilih dengan baik dan dapat digunakan dengan baik pula.
6.      BGP
Border Gateway Protocol (BGP) merupakan salah satu jenis routing protokol yang digunakan untuk koneksi antar Autonomous System (AS), dan salah satu jenis routing protokol yang banyak digunakan di ISP besar (Telkomsel) ataupun perbankan. BGP termasuk dalam kategori routing protokol jenis Exterior Gateway Protokol (EGP).
Dengan adanya EGP, router dapat melakukan pertukaran rute dari dan ke luar jaringan lokal Auotonomous System (AS). BGP mempunyai skalabilitas yang tinggi karena dapat melayani pertukaran routing pada beberapa organisasi besar. Oleh karena itu BGP dikenal dengan routing protokol yang sangat rumit dan kompleks.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-edDTf7B87HSyxwFn8iPqdLNj2DxbySXPaQoUGjdhLUwLGCS7dnIXSm0LThy2syImEUu0mJ8PsAO6kuqm_bFclwDyge0tTZGMkPXNg5jDeR3W_CsE_15OhPVqgacmei4HfreyR-eDQZxR/s320/bgp.gif
Gambar 3.15 BGP
a.       Karakteristik BGP
Menggunakan algoritma routing distance vektor.Algoritma routing distance vector secara periodik menyalin table routing dari router ke router. Perubahan table routing di update antar router yang saling berhubungan pada saat terjadi perubahan topologi. Digunakan antara ISP dengan ISP dan client-client. Digunakan untuk merutekan trafik internet antar autonomous system. BGP adalah Path Vector routing protocol.Dalam proses menentukan rute-rute terbaiknya selalu mengacu kepada path yang terbaik dan terpilih yang didapatnya dari router BGP yang lainnya. Router BGP membangun dan menjaga koneksi antar-peer menggunakan port nomor 179. Koneksi antar-peer dijaga dengan menggunakan sinyal keepalive secara periodik. Metrik (atribut) untuk menentukan rute terbaik sangat kompleks dan dapat dimodifikasi dengan fleksibel. BGP memiliki routing table sendiri yang biasanya memuat prefiks-prefiks routing yang diterimanya dari router BGP lain.
b.      Mengapa BGP?
BGP memiliki kemampuan untuk mengontrol dan mengatur trafik-trafik dari sumber berbeda di dalam network multi-home (tersambung ke lebih dari 1 ISP/Internet Service Provider). Tujuan utama BGP adalah untuk memperkenalkan kepada publik di luar network (upsteram provider atau peer) tentang rute atau porsi spasi address yang dimiliki dengan “meminta izin” membawa data ke suatu spasi address tujuan (meng-advertise). Salah satu kelemahan yang mungkin dihadapi oleh BGP routing adalah ia mempublikasikan rute yang tidak diketahui bagaimana cara mencapainya. Ini dinamakan black-holing, yaitu melakukan advertise, atau meminta izin untuk membawa data, tetapi beberapa bagian spasi address adalah milik orang lain, akibatnya proses advertise malah menyulitkan.
c.       Internet tanpa BGP
Kemungkinan yang harus ditempuh tanpa melibatkan BGP ke provider:
1)      Harus membuat rute default ke upstream provider, dan semua paket non-lokal diantarkan melalui interface yang ditetapkan oleh rute tersebut.
2)      Provider akan menerapkan rute-rute statis ke network kita, dan mendistribusi ulang rute tersebut melalui IGP mereka. Dari IGP, selanjutnya bisa juga diredistribusikan ke BGP.
3)      Dengan BGP, provider akan memberi kita semua rute yang mereka miliki, dan berusaha “mendengarkan” setiap announcement rute-rute yang kita miliki untuk kemudian meredistribusikannya ke peer-peer atau customer tujuan.

d.      Hubungan BGP Neighbor
Arisitektur Internet sebenarnya tersusun atas AS-AS yang saling terkoneksi. Router yang berkomunikasi langsung melalui BGP dikenal sebagai BGP speaker. Beberapa BGP speaker dapat ditempatkan pada AS yang sama atau AS yang berbeda. Dalam masing-masing AS ini, BGP speaker berkomunikasi satu sama lain untuk melakukan pertukaran informasi reachabilitas network berdasarkan set-set policy yang dibangun dalam AS-AS.
e.       Beberapa Versi BGP
1)      BGP versi 1
a)      Ukuran message 8 – 1024 byte.
b)      Terdapat 8 bit field Direction yang menandkan arah yang diambil oleh informasi routing.
c)      Lima kemungkinan field Direction: Up, Down, Horizontal, EGP-derived information, Incomplete
2)      BGP versi 2
a)      Ukuran message 19 – 4096 byte.
b)      Menghilangkan konsep up, down, dan horizontal di antara AS-AS
c)      Menambahkan konsep path-attribute.
3)      BGP versi 3
a)      Ukuran message 19 – 4096 byte
b)      Mengklarifikasi prosedur pendistribusian rute-rute BGP di antara speaker-speaker dalam sebuah AS.
c)      Meningkatkan restriksi terhadap penggunaan path attribute Next-hop
4)      BGP versi 4
a)      Ukuran message 19 – 4096 byte.
b)      Path atribute AS telah dimodifikasi sehingga set AS-AS dapat digambarkan sebagaimana AS individual.
c)      Inter-AS Metric path attribute telah didefinisikan ulang sebagai Multi-Exit Discriminator path attribute.
d)     Local preference path attribute ditambahkan.
e)      Aggregator path attribute ditambahkan.
f)       Dukungan untuk CIDR (Classless Inter Domain Routing)

f.       Ringkasan Operasi BGP
Saat sebuah router BGP baru dibangun, peer-peer BGP dengan sendirinya melakukan pertukaran tabel routing yang mereka miliki, setelah itu peer-peer mengirim notifikasi atau pemberitauan berkaitan dengan perubahan yang terjadi pada tabel routing. Update message memberi informasi peer BGP hanya untuk satu path. Bila perubahan yang timbul mempengaruhi banyak path, maka multiupdate, message perlu dikirim.
Setelah BGP menghimpun update-update routingnya dari beragam AS, protokol akan membuat keputusan untuk mengambil path spesifik untuk masing-masing rute tujuan. Biasanya hanya satu path yang dibutuhkan untuk mencapai satu tujuan. BGP menggunakan atribut path (path attribute) yang dilepas kepadanya melalui update message agar bisa menentukan satu path terbaik bagi setiap tujuan.
Ada dua bentuk sistem koneksi transport protocol yang penting dimengerti. Mereka saling bertukar pesan (message) untuk membuka dan mengkonfirmasi parameter-parameter koneksi. Alur data awal yang dihasilkan tidak lain berupa keseluruhan tabel routing BGP, yang selanjutnya beberapa update penambahan dikirim sebagai perubahan pada tabel routing. BGP dalam hal ini tidak menuntut refresh secara periodik atas keseluruhan tabel routing. Oleh karena itu, BGP speaker harus memelihara versi terkini keseluruhan tabel routing BGP dari semua peer-nya selama durasi koneksi tertentu.
Pesan KeepAlive dikirim secara periodik untuk memastikan kelancaran koneksi. Pesan Notification dikirim untuk merespon adanya error atau kondisi-kondisi khusus yang terjadi. Jika sebuah koneksi menemukan sebuah error, pesan Notification segera dikirim dan koneksi pun ditutup.
g.      Perangkat Hardware & Software untuk Komunikasi BGP
Perlengkapan yang dibutuhkan adalah router komersial seperti Cisco router dan Bay router atau klon-klon PC yang menjalankan Linux, BSD, atau varian Unix lainnya dibantu dengan program yang dinamakan gated untuk memanage BGP.
h.      eBGP vs iBGP
BGP mensupport dua tipe pertukaran informasi routing:
1)      Pertukaran di antara AS-AS yang berbeda (external BGP atau eBGP)
2)      Pertukaran dalam satu AS tunggal (internal BGP atau iBGP)
Sebuah sistem BGP berbagi informasi reachabilitas network dengan sistem-sitem BGP berdekatan lainnya yang dikenal dengan neighbor atau peer. Sistem BGP tersusun atas grup-grup (groups). Dalam sebuah grup BGP internal, semua peer anggota grup (internal peer) berada dalam AS yang sama. Grup internal menggunakan rute-rute dari IGP untuk memutuskan penyampaian atau forwarding address-adress. Mereka juga menyebarkan rute-rute eksternal di antara router-router internal lain yang menjalankan BGP internal, menghitung next hop dengan mengambil hop BGP yang diterima dengan rute, lalu memutuskannya menggunakan informasi yang diperoleh dari salah satu IGP.
eBGP dan iBGP saling berbagi protokol level dasar yang sama untuk bertukar rute dan juga berbagi algoritma. Namun eBGP digunakan untuk bertukar rute di antara AS yang berbeda, sedang iBGP digunakan untuk bertukar rute di antara AS yang sama. Dalam faktanya, iBGP termasuk salah satu “interior routing protocol” yang dapat digunakan untuk melakukan routing aktif dalam sebuah network.
Perbedaan utama eBGP dan iBGP adalah bahwa eBGP tidak bosan-bosannya mencoba meng-advertise setiap rute BGP yang diketahui ke semua orang sehingga mungkin harus digunakan filter untuk menghentikannya. Sedang iBGP pada dasarnya cukup sulit bekerja karena iBGP tidak meredistribusi rute-rute. Speaker iBGP dalam lingkungan network harus melakukan peer dengan semua speaker iBGP lain untuk membuatnya dapat bekerja (routing mesh).
i.        AS Number (ASN)
ASN merupakan nomor unik yang mengidentifikasikan AS-AS. Nomor ini diatur oleh ARIN (Autonomous Number from The American Registry for Internet Numbers). Kondisi yang harus dipenuhi untuk mendapatkan nomor AS:
1)      Unique Routing Policy
2)      Multi-homed Site

j.        AS-Path
Setiap kali sebuah rute disebarkan melalui BGP, ia akan diberi ‘perangko’ dengan sebuah nomor AS (AS number) dari router yang menyelenggarakannya. Rute ini bergerak dari satu AS ke AS lain sehingga membentuk sebuah alur atau path (AS-Path). Kegunaan AS-Path:
1)      Memberikan penelusuran diagnostik terhadap routing dalam sebuah network.
2)      Merupakan salah satu nomor metric yang menetapkan bagimana rute-rute yang “didengar” melalui BGP dimasukkan ke dalam tabel routing IP.
3)      Memungkinkan untuk melakukan routing policy, misalkan ketika kita ingin mengambil rute tertentu.
k.      BGP Message
1)      Open: untuk membuat koneksi BGP di antara 2 sistem BGP
2)      Update: untuk melakukan pertukaran informasi reachabilitas network.
3)      KeepAlive: untuk menetapkan apakah sebuah link atau host fail atau tidak lagi eksis.
l.        Notification: dikirim ketika kondisi error terdeteksi; menyebabkan sesi BGP dan koneksi TCP di antara sistem-sistem BGP akan ditutup.



BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Pengertian Router adalah perangkat jaringan yang berfungsi untuk menghubungkan beberapa jaringan atau network, baik jaringan yang menggunakan teknologi sama atau yang berbeda, misalnya menghubungkan jaringan topologi Bus, topologi Star atau topologi Ring. Routing adalah proses bagaimana router melewatkan paket ke jaringan yang dituju. Routing protokol adalah komunikasi yang digunakan antar router-router. Routing protokol mengijinkan satu router untuk sharing informasi dengan router-router lain berdasarkan jaringan yang ia ketahui dan jalur terbaik ke jaringan tersebut. Algoritma routing dapat diklasifikasikan sebagai satu dari dua kategori, distance vector atau link-state.
B.     Saran
Routing sangat vital peranannya dalam menunjang kestabilan jaringan. Routing merupakan proses menentukan rute terbaik untuk setiap transfer paket atau data pada jaringan. Pemilihan jenis routing yang harus ditentukan berdasarkan cakupan jaringannya.
Kepada pembaca makalah ini kami harapkan kritikkan dan saran, guna untuk meningkatkan kualitas makalah serupa kedepannya.Semoga makalah ini dapat menambah wawasan bagi para pembaca makalah ini, semoga kedepannya makalah ini dapat lebih baik lagi. Kita anak bangsa mulailah belajar dari hal kecil agar tidak gagap teknologi. Sekian terima kasih.



DAFTAR PUSTAKA
Anggara, Arhie., 2013., Makalah Router. http://arhieana.blogspot.com/2013/03/makalah-router.html. Diakses tanggal 20 Maret 2014.
Anonymous., 2010., Jurnal Algoritma Routing. http://javaneze2land.wordpress.com/2010/10/22/jurnal-algoritma-routing/. Diakses tanggal 20 Maret 2014.
Anonymous., 2011., Jenis-jenis Routing. http://kepuyuh.wordpress.com/2011/04/07/static-routing-dan-dynamic-routing/. Diakses tanggal 21 Maret 2014.
Anonymous., 2012., Pengertian, Kelemahan dan Kelebihan Static Routing. http://tutorial-mj.blogspot.com/2012/12/pengertian-kelemahan-dan-kelebihan.html. Diakses tanggal 21 Maret 2014.
Anonymous., 2013., Algoritma Routing. http://aa12650204236.wordpress.com/2013/12/30/algoritma-routing/. Diakses tanggal 20 Maret 2014.
Anonymous., 2013., OSPF. http://mari-belajari-lmu-komputer.blogspot.com/2013/01/ospf.html. Diakses tanggal 21 Maret 2014.
Anonymous., 2013., Penjabaran Router Lengkap. http://big-abq-things.blogspot.com/2013/12/penjabaran-router-lengkap.html. Diakses tanggal 20 Maret 2014.
Aonymous., 2013., Sekilas Teori Dynamic Routing. http://myconfigure.blogspot.com/2013/11/sekilas-teori-dynamic-routing.html. Diakses tanggal 21 Maret 2014.
Cambodiani, Yunarsiasti., 2013., Retrieved from EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol).
Kholik, Burhanuddin., 2013., RIP Versi 2. http://burhanudinkholik.blogspot.com/2013/05/rip-versi-2.html. Diakses tanggal 21 Maret 2014.
Nugraha, Aldino Septa ., 2009., Pengertian RIP (Routing Information Protocol). http://alditob2000.wordpress.com/2009/12/16/pengertian-rip-routing-information-protocol/. Diakses tanggal 21 Maret 2014
Nugraha, Firman Setya., 2013 ., Protokol IGMP. Retrieved form http://ilmukomputer.org/wp-content/uploads/2013/02/Protocol-IGMP.pdf.
SanTekno., 2013., BGP (Border Gateway Protocol). http://santekno.blogspot.com/2013/01/bgp-border-gateway-protocol.html. Diakses tanggal 21 Maret 2014.
Teguh, Firman., 2013., Tabel Routing. http://indopiece.blogspot.com/2013/05/tabel-routing.html. Diakses tanggal 20 Maret 2014.
Wayne, James., 2009., Latar Belakang Perlunya Sebuah Router. http://foruminspirasi.wordpress.com/2009/12/16/latar-belakang-perlunya-sebuah-router/. Diakses tangal 20 Maret 2014.

Yuli., 2010., Link State Routing. http://yuli-octa28.blogspot.com/2010/05/link-state-routing.html. Diakses tanggal 20 Maret 2014.

1 komentar:

  1. 1xbet korean - Legalbet
    1xbet korean. 1xbet korean 1xbet. 1xbet. 1xbet. 1xbet. งานออนไลน์ 1xbet. 1xbet. 1xbet. 1xbet. 1xbet. 1xbet. 1xbet. 1xbet. 1xbet. deccasino 1xbet. 1xbet. 1xbet. 1xbet.

    BalasHapus