MAKALAH
JARINGAN
INTERNET
“ROUTING”
NOVA INDAH LESTARI’E
1329040033
PTIK 01
FAKULTAS
TEKNIK
UNIVERSITAS
NEGERI MAKASSAR
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan
Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada
waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai Routing.
Dalam
penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak serta merujuk pada literatur
internet, tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu, kami mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari
Tuhan Yang Maha Esa.
Kami
menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh
karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang
dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan
untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir
kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.
Makassar, 9 April 2015
NOVA INDAH LESTARI’E
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR
ISI .................................................................................................. iii
BAB I
PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................ 2
A. Pengertian Router ................................................................................ 2
B. Fungsi Router ...................................................................................... 3
C. Keuntungan dan Kerugian Router ...................................................... 4
D. Routing ................................................................................................ 5
E. Kategori Routing ................................................................................. 6
F. Tabel Routing ...................................................................................... 10
G. Algoritma Routing ............................................................................... 12
H. Routing Protocol ................................................................................. 24
I. Macam-Macam Routing Protocol ........................................................ 24
BAB III
PENUTUP ........................................................................................ 60
A. Kesimpulan .......................................................................................... 60
B. Saran ................................................................................................... 60
DAFTAR
PUSTAKA ..................................................................................... 61
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Routing
adalah suatu protokol yang digunakan untuk mendapatkan rute dari satu jaringan
ke jaringan yang lain. Rute ini disebut
dengan route dan informasi route secara dinamis dapat diberikan ke router yang
lain ataupun dapat diberikan secara statis ke router lain.
Konsep
dasar dari routing adalah bahwa router meneruskan paket-paket IP berdasarkan
pada IP address tujuan yang ada dalam header IP paket. Dia mencocokkan IP
address tujuan dengan routing table dengan harapan menemukan kecocokan entri;
suatu entri yang menyatakan kepada router ke mana paket selanjutnya harus
diteruskan. Jika tidak ada kecocokan entri yang ada dalam routing table, dan
tidak ada default route, maka router tersebut akan membuang paket tersebut.
Untuk itu adalah sangat penting untuk mempunyai isian routing table yang tepat
dan benar.
Agar
isian pada tabel routing tepat dan benar, maka perlu bantuan dari adminstrator
untuk mengisikannya, oleh karena itu routing static adalah pilihan tepat untuk
membangun sebuah jaringan, terutama untuk jaringan berskala kecil. Untuk
penerapan routing pada jaringan berskala besar dapat menggunakan routing
dinamis.
B.
Rumusan Masalah
Dalam makalah ini, saya
membuat beberapa rumusan masalah yang akan terdeskripsikan dalam makalah ini,
yakni:
1.
Apa pengertian router dan
routing.
2.
Apa saja fungsi serta
kelebihan dan kekurangan router.
3.
Bagaimana tabel routing.
4.
Apa saja algoritma yang
dipakai dalam proses routing.
5.
Apa saja macam-macam protokol
routing.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Router
Router adalah sebuah alat yang mengirimkan
paket data melalui sebuah jaringan atau Internet menuju tujuannya, melalui
sebuah proses yang dikenal sebagai routing. Proses routing terjadi pada lapisan
3 (Lapisan jaringan seperti Internet Protocol) dari stack protokol tujuh-lapis
OSI.Router berfungsi sebagai penghubung antar dua atau lebih jaringan untuk
meneruskan data dari satu jaringan ke jaringan lainnya. Router berbeda dengan
switch. Switch merupakan penghubung beberapa alat untuk membentuk suatu Local
Area Network (LAN).
Sebagai ilustrasi perbedaan fungsi dari router
dan switch merupakan suatu jalanan, dan router merupakan penghubung antar
jalan. Masing-masing rumah berada pada jalan yang memiliki alamat dalam suatu
urutan tertentu. Dengan cara yang sama, switch menghubungkan berbagai macam
alat, dimana masing-masing alat memiliki alamat IP sendiri pada sebuah LAN.
Router dapat digunakan untuk menghubungkan
banyak jaringan kecil ke sebuah jaringan yang lebih besar, yang disebut dengan
internetwork, atau untuk membagi sebuah jaringan besar ke dalam beberapa
subnetwork untuk meningkatkan kinerja
dan juga mempermudah manajemennya. Router juga kadang digunakan untuk
mengoneksikan dua buah jaringan yang menggunakan media yang berbeda (seperti
halnya router wireless yang pada umumnya selain ia dapat menghubungkan komputer
dengan menggunakan radio, ia juga mendukung penghubungan komputer dengan kabel
UTP), atau berbeda arsitektur jaringan, seperti halnya dari Ethernet ke Token
Ring.
Gambar 3.1 Simbol Router
B. Fungsi Router
1.
Router berfungsi utama
sebagai penghubung antar dua atau lebih jaringan untuk meneruskan data dari
satu jaringan ke jaringan lainnya. Perbedaannya dengan Switch adalah kalau
switch merupakan penghubung beberapa alat untuk membentuk suatu Local Area
Network (LAN). Sedangkan router dapat menghubungkan berbagai LAN dengan
masing-masing kelas berbeda.
2.
Router menstranmisikan
informasi dari satu jaringan ke jaringan lain yang sistem kerjanya mirip dengan
BRIDGE. Bridge bekerja pada layer dua, multiport bridge disebut Switch router
bekerja pada layer ketiga. Pada layer 2 data hanya diforward begitu saja,
terjadi error detection tapi belum bisa mengorksi error. Sedangkan pada layer 3
data selain diforward juga terjadi proses routig untuk menentukan jalur
tercepat, dah bisa melakukan koreksi data yang rusak
3.
Digunakan juga untuk
menghubungkan LAN ke sebuah layanan telekomunikasi seperti halnya
telekomunikasi leased line atau Digital Subscriber Line (DSL). Router digunakan
untuk menghubungkan LAN ke sebuah koneksi leased line seperti T1, atau T3,
sering disebut sebagai access server.
4.
Digunakan untuk menghubungkan
jaringan lokal ke sebuah koneksi DSL disebut juga dengan DSL router.
Router-router jenis tersebut umumnya memiliki fungsi firewall untuk melakukan
penapisan paket berdasarkan alamat sumber dan alamat tujuan paket tersebut,
meski beberapa router tidak memilikinya. Router yang memiliki fitur penapisan
paket disebut juga dengan packet-filtering router. Fungsi router umumnya
memblokir lalu lintas data yang dipancarkan secara broadcast sehingga dapat
mencegah adanya broadcast storm yang mampu memperlambat kinerja jaringan.
C. Keuntungan dan Kerugian Router
1.
Keuntungan menggunakan router
pada jaringan adalah :
a.
Isolasi trafik broadcast.
Kemampuan ini memperkecil beban jaringan karena trafik jenis ini dapat
diisolasikan pada sebuah LAN saja.
b.
Fleksibilitas. Router dapat
digunakan pada topologi jaringan apapun dan tidak peka terhadap masalah
kelambatan waktu.
c.
Pengaturan prioritas. Router
dapat mengimplementasikan mekanisme pengaturan prioritas antar protokol.
d.
Pengaturan konfigurasi.
Router umumnya dapat lebih dikonfigurasi daripada bridge.
e.
Isolasi masalah. Router
membentuk penghalang antar LAN dan memungkinkan masalah yang terjadi diisolasi
pada LAN tersebut.
f.
Pemilihan jalur. Router
umumnya lebih cerdas daripada bridge dan dapat menentukan jalur optimal antar
dua sistem.
2.
Kerugian Menggunakan Router :
a.
Tergantung pada protokol.
Router yang beroperasi pada lapisan network OSI hanya mampu meneruskan trafik
yang sesuai dengan protokol yang diimplementasikan.
b.
Biaya. Router umumnya lebih
kompleks daripada bridge dan lebih mahal. Overhead pemrosesan pada router lebih
besar sehingga throughput yang dihasilkan dapat lebih rendah daripada bridge.
c.
Pengalokasian alamat. Dalam
internetwork yang menggunakan router, memindahkan sebuah mesin dari LAN yang
satu ke LAN yang lain berarti mengubah alamat jaringan pada sistem itu.
d.
Sistem tak terjangkau.
Penggunaan routing table statik menyebabkan beberapa sistem dapat terjangkau
oleh sistem lain.
D. Routing
Routing adalah proses menentukan rute dari host
asal ke host tujuan (Lin dkk., 2011). Routing merupakan proses memindahkan data
dari satu network ke network lain dengan cara mem-forward paket data via
gateway. Routing menentukan kemana datagram akan dikirim agar mencapai tujuan
yang diinginkan (Sofana, 2008). Informasi yang dibutuhkan router dalam
melakukan routing yaitu:
1.
Alamat tujuan/ destination
address
2.
Mengenal sumber informasi
3.
Menemukan rute
4.
Pemilihan rute
5.
Menjaga informasi routing
Sebuah router mempelajari informasi routing
dari mana sumber dan tujuannya yang kemudian ditempatkan pada tabel routing.
Router akan berpatokan pada tabel ini, untuk memberitahu port yang akan
digunakan untuk meneruskan paket ke alamat tujuan. Ada dua cara untuk memberitahu
router bagaimana cara meneruskan paket ke jaringan yang tidak terhubung
langsung (not directly connected) di badan router.
Routing merupakan proses dimana sesuatu dibawa
dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Contoh riil sesuau yang membutuhkan routing
adalah surat, panggilan telepon, perjalanan kereta api, dan lain sebagainya.
Pada suatu jaringan router adalah perangkat yang digunakan untuk membuat jalur
trafik jaringan.Untuk dapat melakukan pembuatan jalur, suatu router, atau
entitas apapun yan membangun routing, melakukan beberapa langkah berikut:
1.
Mengetahui alamat tujuan
2.
Mengenali sumber-sumber
informasi
3.
Menentukan rute-rute
4.
Memilih jalur atau rute
5.
Memelihara dan memverifikasi
informasi routing
Pada suatu sistem jaringan komputer, router
mempelajari informasi routing dari sumber-sumber routing-nya yang terletak di
dalam tabel routing (routing table). Router akan berpedoman pada tabel ini
untuk menyatakan port mana yang digunakan mem-forward paket-paket yang
ditujukan kepadanya.
E. Kategori Routing
Routing terdiri dari dua kategori, yaitu static
routing dan dynamic routing. Perbedaan keduanya adalah pada proses yang
dilakukannya dalam mengelola table forwarding.
1.
Static Routing
Static route adalah rute-rute ke host atau jaringan tujuan yang
dimasukkan secara manual oleh administrator jaringan ke routing table suatu
router. Static route mendefinisikan alamat IP hop router berikutnya dan
antarmuka lokal yang digunakan untuk mem-forward paket tujuan tertentu (hop
router berikutnya).Static route memiliki keunggulan untuk menghemat bandwith
jaringan karena static route tidak membangkitkan trafik route update untuk
memberikan informasi perubahan rute yang berlaku ke router-router lain. Tetapi,
penggunaan static route cenderung memberikan informasi perubahan rute yang
berlaku ke router-router lain. Tetapi, penggunaan static route cenderung
membutuhkan waktu ekstra dalam manajemen jaringan. Hal ini disebabkan karena
administrator harus secara manual melakukan update route table ketika terjadi
perubahan konfigurasi jaringan.
Gambar 3.2 Static Routing
a.
Pentingnya Rute Statik
Rute Statik menjadi sangat penting jika
software IOC Cisco tidak bisa membentuk sebuah rute ke tujuan tertentu. Rute
Statik juga sangat berguna untuk membuat “gateway” untuk semua paket yang tidak
bisa di”routing” (default route).
b.
Keuntungan Static Route
1)
Static route lebih aman
dibanding dynamic route,
2)
Static route kebal dari
segala usaha hacker melakukan configure router untuk tujuan membajak traffic,
3)
Processor lebih ringan, dan
4)
Menghemat bandwith yang
dipakai karena tidak ada pertukaran data table antar router.
c.
Kelemahan Rute Statik
1)
Administrasinya cukup rumit
dibanding dynamic routing jika terdiri dari banyak router yang perlu dikonfigur
secara manual,
2)
Rentan terhadap kesalahan
saat entry data static route dengan cara manual,
3)
Jika jaringan besar maka
mekanisme ini akan sangat tidak efisien karena harus dilakukan pada setiap
router,
4)
Apabila ada perubahan atau
penambahan sumber daya di dalam jaringan maka table routing juga harus segera
diubah secara manual, dan
5)
Informasi dari tiap router
harus diketahui oleh administrator.
Routing static ini memiliki kelemahan, yaitu
jika salah satu jalur routing-nya terputus maka router tidak bisa mencari
alternatif jalan baru untuk meneruskan paket data yang dikirim untuk mengatasi
hal ini, maka digunakan Dynamic Routing.
2.
Dynamic Routing
Dynamic routing adalah proses pengisian data routing padarouting table
secaraotomatis. Apabilajaringanmemilikilebihdarisatukemungkinanruteuntuktujuan
yang samamakaperludigunakan dynamic routing.
Protokolrouting mengaturrouter-router sehinggadapatberkomunikasisatudengan yang
laindanmemberikaninformasirouting yang
dapatmengubahisi forwarding table, tergantungkeadaanjaringannya. Sehinggarouter-router dapatmengetahuikeadaanjaringan yang
terakhirdanmampumeneruskan datagram.
Untukmempresentasikanarah Dynamic routing mengunakannilai metric yang didalamnyaterdapat
parameter-parameter untukmenghasilkannilai metric tersebut. Parameter yang
dapatdigunakanuntukmenghasilkansebuhnilai metric adalah:
a. Hop
count,
berdasarkanbanyaknyarouter yang
dilewati
b. Ticks, berdasarkanwaktu yang diperlukan
c. Cost, berdasarkanperbandingansebuanilaistandartdenganbanwith
yang tersedia Composite metic, berdasarkanhasilperhitungandari
parameter-parameter yaitubandwith,
delay, load, reliability.
KeuntunganRouting dinamisyaitu
(Sofana, 2008):
a. Lebihmudahdikelola, karenatidakbanyakmemerlukankonfigurasi
manual.
b. Dapatberadaptasiterhadapperubahankondisi
internetwork.Route ditentukanberdasarkaninformasidarirouter lain.
Gambar 3.3
Dynamic Routing
Untuk
mengaktifkan protokol dynamic routing RIP,
secara umum yang perlu dikerjakan adalah:
a. Tentukan
routing protokol (RIP)
b. Tentukan
network-id tanpa disertai subnet mask
Konfigurasi
IP dan subnet mask ditentukan pada masing-masing network device masing-masing. Dynamic routing menggunakan mekanisme
broadcast dan unicast untuk komunikasi dengan yang lainnya.
Routing
dinamis menggunakan protocol untuk berbagi informasi kepada router
tentangganya, tentang perubahan topology atau lainnya yang mungkin terjadi. Ada
dua tugas yang dilakukan oleh ruter yang menggunakan ruting dinamis:
a. Penjelajahan
jaringan
b. Mengupdate
dan memperbarui tabel ruting
Penjelajahan
jaringan dilakukan oleh ruter untuk berbagi informasi ruting dengan ruter
tetangganya yang menggunakan protocol ruting yang sama. Dengan ini maka jika
dalam satu bagian di remote jaringan mengalami perubahan topology jaringan maka
akan di update atau dipelajari oleh ruter tetangganya sehingga akan dapat
ditentukan jalur terbaik yang dapat diakses.
Kemudian
baru setelah dilakukan penjelajahan jaringan dan ditemukan perubahan untuk di
share maka akan dilakukan update ke tabel ruting yang ada. Biasanya ada
interval waktu untuk mengirimkan signal update secara rutin.
Sehingga
kelebihan dari dynamic routing ini lebih bagus dari static ruting jika
diterapkan pada skala jaringan yang besar karena tidak diperlukan setting
manual untuk tabel ruting, karena secara otomatis akan melakukan update dan
perbaikan tabel ruting sendiri.
F. Tabel Routing
Table routing adalah table yang memuat seluruh
informasi IP address dari interfaces router yang lain sehingga router yang satu
dengan router lainnya bisa berkomunikasi. Routing table hanya memberikan
informasi sedang routing algoritma yang menganalisa dan mengatur routing table.
Intinya, router hanya tahu cara menghubungkan
nertwork atau subnet yang terubung langsung dengan router tersebut. Router akan
memberi rekomendasi jalur mana yang paling tepat untuk melewatkan paket data
yang dikirim ke alamat tertentu sesuai dengan informasi yang terdapat pada
tabel routing sehingga pada saat paket data telah dikirimkan atau diarahkan
maka router akan melakukan pemeriksaan yang terdapat pada tabel routing dan
router akan menentukan jalur mana yang paling sesuai dengan informasi yang ada.
Informasi yang terdapat pada tabel routing
dapat diperoleh secara static routing melalui perantara administrator dengan
cara mengisi tabel routing secara manual ataupun secara dynamic routing
menggunakan protokol routing, dimana setiap router yang berhubungan akan saling
bertukar informasi routing agar dapat mengetahui alamat tujuan dan memelihara
tabel routing.
Ada 2 item yang harus dimasukan oleh tabel
routing untuk mengirim paket data, diantaranya:
1.
Destination Address merupakan
sebuah alamat pada jaringan yang dapat dijangkau oleh router
2.
Pointer to the Destination
merupakan penunjuk yang akan memberitahukan bahwa jaringan atau network yang
dituju dapat terhubung dengan router.
Router akan menyesuaikan informasi yang
terdapat pada tabel routing sebelum mengirimkan ke alamat tujuan sehingga tidak
ada yang namanya salah sasaran dalam mengirimkan paket data. Berikut adalah
urutan pada tabel routing untuk menyesuaikan alamat tujuan:
1.
Host Address
2.
Subnet
3.
Group of Subnet
4.
Major Network Number
5.
Group of Major Network
Numbers
6.
Default Address
Jika data yang dikirimkan oleh pengirim ke alamat
atau jaringan yang dituju tidak sesuai dengan entri diatas maka paket data yang
telah dikirimkan oleh pengirim akan dibuang dan pengirim data akan diberikan
pesan oleh router bahwa data yang dikirim telah di drop karena ketidaksesuain
dan terjadi kesalahan pengalamatan pada address source pengirim. Tabel Routing
pada umumnya berisi informasi tentang:
1.
Destination Address
(localhost, localnet, local IP).
2.
Netmask, yaitu masking pada
destination.
3.
Gateway, yaitu IP perantara
menuju ke destination.
4.
Interface, yaitu hardware
yang menuju ke destination.
5.
Metric, jumlah langkah
routing (hop).
6.
Flags, yaitu status routing.
Berikut adalah beberapa flags dari tabel routing beserta
keterangannya :
Flags
|
Fungsi
|
U
|
Route
sedang dipakai
|
G
|
Memerlukan
gateway
|
C
|
Cloning
|
f
|
Entry
routing manual
|
d
|
Entry
routing otomatis
|
c
|
Entry
manual sedang dipakai
|
Tabel 3.1 Flag pada Tabel Routing
Gambar 3.4 Contoh Tabel Routing
G. Algoritma Routing
Algoritma
routing adalah bagian algoritma dari perangkat lunak network layer yang
bertanggung jawab untuk menentukan jalur mana yang menjadi jalur transmisi
paket. Jika subnet tersebut menggunakan datagram secara internal, keputusan ini
harus selalu dibuat setiap kali paket datang. Tetapi jika subnet tersebut
menggunakan rangkaian virtual secara internal, keputusan routing ini hanya
diambil pada waktu penetapan rangkaian virtual yang baru, sesudah itu paket
data tinggal mengikuti rute yang telah ditetapkan sebelumnya. Setiap algoritma
routing memiliki sifat-sifat seperti kebenaran, kesederhanaan, kekokohan,
kestabilan, kewajaran dan keoptimalitas. Algoritma routing harus dapat
menyesuaikan diri atau bertahan terhadap perubahan-perubahan dalam topologi dan
lalu lintas data.
Algoritma
routing dapat dibagi menjadi dua kelas, yaitu:
1. Algoritma
nonadaptive tidak mendasarkan keputusan routing pada keadaan lalu lintas data
dan topologi jaringan saat ini. Pemilihan jalur komunikasi yang digunakan
antarmesin pada algoritma iniditentukan dari awal dan ditanamkan ke router pada
saat jaringan diaktifkan. Algoritma routing ini disebut juga static routing.
2. Algoritma
adaptive menentukan jalur komunikasi berdasar kondisi jaringan saat ini,
seperti topologi yang digunakan dan juga kondisilalu lintas data. Algoritma
adaptive (dynamic routing) memperoleh informasi untuk proses routing secara
lokal, dari router terdekat atau dari semua router yang ada dijaringan.Dua hal
yang penting yang menguntungkan dari adaptive routing adalah :
a. Strategi
routing adaptif dapat meningkatkan performance seperti apa yang keinginan user
b. Strategi
adaptif dapat membantu kendali lalulintas. Akan tetapi, strategi ini dapat
menimbul-kan beberapa akibat, misalnya :
1) Proses
pengambilan keputusan untuk menetap-kan rute menjadi sangat rumit akibatnya
beban pemrosesan pada jaringan meningkat.
2) Pada
kebanyakan kasus, strategi adaptif tergantung pada informasi status yang
dikumpulkan pada satu tempat tetapi digunakan di tempat lain. Akibatnya beban
lalu lintas meningkat.
3) Strategi
adaptif bisa memunculkan masalah seperti kemacetan apabila reaksi yang terjadi
terlampau cepat, atau menjadi tidak relevan apabila reaksi sangat lambat.
Ada
beberapa jenis algoritma dalam proses routing, yakni:
1. Distance
Vector
Routing
update terjadi secara periodik atau ketika topologi jaringan mengalami
perubahan. Adalah hal yang sangat penting untuk routing protokol untuk
meng-update table routing. Algoritma distance vector dijalankan di setiap
router untuk mengirimkan informasi isi table routingnya ke router-router
tetangganya. Table routing tersebut juga berisi informasi mengenai total cost
jalur. Total cost jalur ditentukan oleh metric dan alamat logic dari router
pertama pada jalur tiap-tiap jaringan dalam table routing.
Distance
Vektor adalah sebuah alogaritma dalam menentukan IP pada proses routing.
Algoritma ini cara kerjanya dengan membentuk tabel routing di jaringan adalah
dengan cara setiap router memberikan informasi mengenai keadaan jaringan yang
diketahui router tersebut kepada router-router tetangganya setiap selang waktu
tertentu. Informasi keadaan jaringan tersebut adalah dalam bentuk
distance-vector (vektor jarak), yaitu jumlah hop yang diperlukan untuk mencapai
suatu jaringan. Router tetangga tersebut menyimpan dan mengolah informasi
keadaan jaringan yang diterimanya dan juga me-nyampaikan informasi yang
dimilikinya ke router- router tetangga yang lain. Hal ini terus berlangsung
sampai seluruh router di jaringan mengetahui keadaan jaringan.
Contoh
penggunaan algoritma distance-vector, Pada proses pengiriman datagram selalu
menggunakan tabel routing. Datagram dapat dikirim langsung ke host tujuan atau
harus melalui host lain terlebih dahulu tergantung pada tabel routing. Tabel
routing terdiri dari entri-entri rute dan setiap entri rute paling tidak
terdiri atas IP address, tanda untuk menunjukkan routing langsung atau tidak
langsung, alamat router dan nomor interface. Semua router di jaringan baru
dinyalakan. Pada saat ini semua router tidak memiliki informasi distance-vector
kecuali pada dirinya sendiri. Informasi vektor jarak tersebut disimpan dalam
bentuk tabel routing.
Dalam
pembuatan tabel routing prosesnya ialah:
a. Tabel
routing yang dimiliki masing-masing router akan berisi alamat jaringan yang
terhubung langsung dengan router tersebut.
b. Secara
periodik masing-masing router saling bertukar informasi sehingga isi tabel
routing terisi lengkap (converged)
c. Jika
terjadi perubahan topologi jaringan, maka router akan segera mengupdate
informasi routing.
d. Proses
update tiap-tiap router dilakukan secara bertahap.
e. Jika
letak router jauh, maka dalam proses penerimaan informasi tentang perubahan
jaringan akan lama pada suatu lokasi.
f. Terjadi
masalah routing-loop akan menghabiskan Bandwith.
Pada
dasarnya macam-macam routing protokol yang menggunakan distance vektor ialah
RIP.
a. Distance
vector routing loop
Routing
loop dapat terjadi pada saat ketidak konsistenan table routing. Contoh berikut
ini menggambarkan kejadian tersebut :
Gambar 3.5 Routing
Loop
1) Sebelum
jaringan 1 putus, semua router memiliki table routing yang benar. Dalam hal ini
jaringan dikatakan konvergen. Untuk router C, menuju ke jaringan 1 melalui
router B dan jarak dari router C ke jaringan 1 adalah 3.
2) Ketika
jaringan 1 putus, router E mengirimkan update ke router A. router A
menghentikan routing paket ke jaringan 1, tapi router B, C dan D tetap
meneruskan routing karena mereka tidak diberi informasi bahwa jaringan 1 putus.
Ketika router A mengirimkan update, router B dan D menghentikan routing ke
jaringan 1. Router C masih belum menerima update. Untuk router C, jaringan 1
masih dapat dicapai melalui router B.
3) Sekarang
router C mengirimkan update secara periodic ke router D, yang menunjukkan jalur
ke jaringan 1 lewat router B. Router D mengubah isi table routingnya dan mengirimkan
informasi ke router A. Router A mengirimkan informasi ke router B dan E dan
proses berlangsung terus. Paket-paket yang ditujukan ke jaringan 1 sekarang
akan mengalami loop dari router C ke B ke A ke D dan kembali lagi ke C.
b. Pendefinisian
maximum count
Update
invalid jaringan 1 akan meneruskan loop sampai beberapa proses lain berhenti
looping. Kondisi ini disebut dengan count to infinity, paket-paket looping
terjadi dalam jaringan. Tanpa memberikan counter untuk menghentikan proses, hop
count dari distance vector akan meningkatkan waktu paket melalui jaringan. Hal
ini akan menyebabkan informasi yang tidakbenar dalam table routing sehinggan
routing loop terjadi. Algoritma distance vector memiliki kemampuan untuk
selt-correcting, tapi masalah routing loop dapat menyebabkan count to infinity.
Untuk mencegah masalah ini, protokol distance vector mendefinisikan infinity
ini sebagai maximum number. Nomor ini menunjukkan metric, dimana batas hop
count maksimumnya. Dengan metode seperti ini, routing protokol mengijinkan
routing loop terus sampai metric mencapai batas maksimum. Nilai maksimum batas
hop count pada distance vector defaultnya adalah 15 sehingga paket akan dibuang
kalai hop count lebih dari 15 dan dianggap jaringan unrechable.
Gambar 3.6 Masalah
Counting to Infinity
Gambar 3.7 Solusi
Mendefinisikan Nilai Maksimum
c. Kelebihan
Distance Vector
1) Algoritma
ini mengakumulasi jarak jaringan sehingga dapat digunakan untuk memperbaiki
database informasi mengenai topologi jaringan.
2) Router
yang menerapkan distance vector dapat menentukan jalur terbaik untuk menuju ke
jaringan tujuan berdasarkan informasi yang diterima dari tetangganya.
d. Kerugian
Distance Vector
1) Membutuhkan
waktu yang relative lama untuk mencapai convergence (update dikirim dengan
interval waktu tertentu).
2) Router
melakukan kalkulasi routing table nya sebelum mem-forward perubahan tabelnya
3) Rentan
terjadinya routing loop
4) Kebutuhan
bandwidth bisa sangat besar untuk WAN atau environment LAN yang kompleks.
Meskipun
protokol distance vector mampu mempertahankan tabel routing, mereka memiliki
tiga masalah. Yang pertama adalah bahwa sistem update periodik dapat membuat
proses update sangat lambat. Masalah kedua adalah bahwa update periodik dapat
membuat sejumlah besar jaringan trafficmuch waktu yang tidak perlu sebagai
topologi jaringan jarang harus berubah. Yang terakhir, dan mungkin lebih
signifikan, masalahnya adalah bahwa karena router hanya tahu tentang hop
berikutnya dalam perjalanan itu, informasi yang tidak benar dapat diperbanyak
antara router, menciptakan routing loop.
Dua
strategi yang digunakan untuk memerangi masalah terakhir. Satu, split horizon,
bekerja dengan router mencegah dari iklan rute kembali ke router lain dari yang
telah dipelajari. Yang lain, racun reverse (disebut juga split horizon dengan
reverse racun), menyatakan bahwa rute yang diiklankan kembali pada interface
dari mana ia belajar, tetapi bahwa ia memiliki dari metrik 16. Ingatlah bahwa
metrik 16 adalah dianggap sebagai tujuan tercapai.
2. Link
State
Pada
Prinsipnya Setiap router harus kenal semua router dalam satu autonomous system.
Semua Router saling bertukar infomasi, Setiap router menghitung jarak terpendek
untuk mencapai setiap router. Sebuah link-state routing protocol adalah salah
satu dari dua kelas utama protokol routing packet switching yang digunakan
dalam jaringan untuk komunikasi komputer. Link-state protokol dilakukan oleh
setiap switching node dalam jaringan (node yaitu yang dipersiapkan untuk
meneruskan paket-paket; di Internet, ini disebut router).
Gambar 3.8 Node
pada Link State Protokol
a. Setiap
jalur ada metric, yang menunjukkan biaya
b. Semakin
kecil biaya semakin bagus
c. Setiap
router akan membuat tree router tujuan berdasarkan biaya yang ada
Tahap-tahap
Link-state:
a. Setiap
router memperkenalkan diri, dengan mengirimkan paket hallo
b. Setiap
router akan tahu tetangga berdasarkan paket hallo beserta biaya, dimasukkan
database
c. Setiap
router mengirimkan basis datanya ke tetangganya dalam paket LSARouter yang
menerima paket LSA harus meneruskan ke sel. tetangga sebelahnya
d. Paket
LSA dimasukkan database jika infonya lebih baru
e. Awalnya
terjadi flooding karena setiap router jika ada update data akan mengirimkan.
Sampai convergen
f. Selanjutnya
setiap router menghitung jarak terpendek ke router yang lain dengan Shortest
Path First, dan terbentuklah tree
g. Dimungkinkan
untuk mencapai Router yang sama, antar router punya tree yang berbeda.
Protokol
routing link-state dikenal juga sebagai protokol shortest path first dan
dibangun atas algorithma shortest path first Edsger Dijkstra’s.
Protokol
routing link-stater IP adalah :
a. Open
Shortest Path First (OSPF)
b. Intermediate
System-to Intermediat System (IS-IS)
Pada
TCP / IP jaringan, link yang paling umum digunakan negara routing protokol Open
Shortest Path First (OSPF). On IPX networks. Di jaringan IPX, NetWare Link
State Protocol (NLSP) digunakan. Tabel vektor jarak dan protokol link state
digunakan dengan setiap protokol jaringan.
Gambar 3.9 Routing
Protokol
Protokol
routing link-state lebih mirip sebuah peta jalan karena mereka membuat sebuah
peta topologi dari sebuah jaringan dan setiap router menggunakan peta ini untuk
menentukan jalur terpendek ke setiap jaringan. Sama halnya saat kita mengacu
pada sebuah peta untuk menemukan rute ke kota lain, router-router link-state
menggunakan sebuah peta untuk menentukan jalur yang paling diinginkan untuk
mencapat tujuan lain.
Router
yang menjalankan sebuah protokol routing link-state mengirim informasi tentang
status link-nya ke router lain dalam wilayah routing. Status dari link ini
mengacu pada jaringan yang terhubung langsung pada-nya dan termasuk informasi
tentang jenis jaringan dan router-router tetangga pada jaringan tersebut,
karena itu dinamakan protokol routing link-state.
Kelebihan
Algoritma Link-State
a. Algortima
link-state memperbaiki pengetahuan dari jarak router dan bagaimana mereka
inter-koneksi.
b. Algoritma
ini memperbaiki informasi database dari informasi topologi.
Kekurangan
Algoritma Link State
a. Router-router
yang menggunakan protokol link-state membutuhkan memori lebih dan proses data
yang lebih daripada router-router yang menggunakan protokol distance vector.
3. Routing
Terpusat
Gambar 3.10 Routing
Terpusat
a. Cara
Kerja
Bila
digunakan routing terpusat, pada suatu tempat di dalam jaringan akan ada
RCC(Routing Control Center). Secara berkala, setiap IMP mengirimkan informasi
status ke RCC(misalnya, daftar tetangga/IMP(layer jaringan) lain yang
berdekatan yang sedang bekerja, panjang antrian pada saat itu, jumlah
lalulintas yang diproses perjalur sejak laporan terakhir, dan sebagainya). RCC
tersebut mengumpulkan semua informasi ini,dan kemudian setelah mengetahui
informasi tersebut terhadap jaringan secara keseluruhan, ia akan menghitung
rute optimal dari setiap IMP ke setiap IMP yang lain.
b. Kelebihan
1) Mempunyai
informasi lengkap, karena bisa membuat keputusan yang sempurna.
2) Dapat
mengurangi beban IMP-IMP dalam melakukan komputasi routing.
c. Kekurangan
1) Jika
subnetnya akan menyesuaikan diri dengan lalu lintas yang berubah, maka
kalkulasi routing harus dijalankan secara wajar. Untuk jaringan yang besar,
kalkulasi tersebut akan memerlukan waktu yang lama, meskipun pada CPU yang
besar.
2) Daya
tembus RCC tersebut, jika ia berhenti(tidak berfungsi) karena kegagalan jalur,
maka subnet akan menghadapi masalah.
4. Routing
Tersiolasi
Gambar 3.11 Routing
Terisolasi
a. Cara
Kerja
IMP-IMP
membuat keputusan routing berdasarkan pada informasi yang mereka kumpulkan
sendiri, mereka tidak menukarkan informasi routing per detik dengan IMP-IMP
yang lain. Meskipun demikian, mereka mencoba mengadaptasi perubahan dalam
topologi dan lalulintas.
b. Kelebihan
MP
diperbolehkan memilih lintasan yang ekuivalen mana saja. Ia bisa menentukan
salah satu lintasan tersebut secara random atau menggunakan nilai biaya yang jalur awalnya saat itu paling murah.
c. Kekurangan
Karena
IMP-IMP hanya mencatat perubahan untuk yang lebih baik, maka apabila jalur
berhenti /muatannya terlalu banyak. Akibatnya IMP-IMP secara berkala harus
melupakan segala sesuatu yang mereka ketahui dan harus kembali lagi dari awal.
5. Routing
Optimal
Gambar 3.12 Routing
Optimal
a. Cara
Kerja
Jika
IMP J berada pada lintasan optimal dari IMP I ke IMP K, maka lintasan optimal
dari J ke K juga berada pada rute yang sama. Dimisalkan rute I ke J tersebut
sebagai r1 dan rute J ke K sebagai r2, maka ia bisa dirangkaiakan dengan r1
untuk meningkatkan rute dai I ke K. Hal ini berarti r1r2 adalah optimal.
b. Kelebihan
Memiliki
rute alternative bila terjadi gangguan.
c. Kekurangan
Ketika
tak ada IMP yang upstream dari sambungan, maka ia akan melakukan kontak dengan
IMP manapun yang berada pada cabang tree.
H. Routing Protocol
Dalam sebuah rangkaian yang besar dan kompleks,
router mungkin mempunyai banyak pilihan jalan yang boleh digunakan untuk
menghantar data ke tujuannya. Tugas router di sini adalah untuk memilih cara
atau jalan terbaik dan optimum dari maklumat yang dihasilkan melalui proses
pertukaran maklumat antara router tersebut dan yang lain. Prosedur untuk
memilih "route" yang terbaik ini dipanggil "routing
protocol". "Routing table" boleh dibina oleh router untuk
memudahkan data transmisikan ketujuannya. Bagaimanakah routing table dibina?
Ada dua cara pertama melalui definisi yang ditetapkan sendiri oleh pengguna
router melalui "static routing" atau kedua melalui dynamic routing
protocol di mana routing table dibina secara dinamik oleh routing protocol
seperti RIP,OSPF, dan sebagainya.
I. Macam-Macam Routing Protocol
Ada
berbagai macam protokol routing, yakni sebagai berikut:
1.
RIP
a.
Pengertian RIP
Routing Informasi Protocol (RIP) adalah dinamis
routing protokol yang digunakan di dalam dan luas wilayah jaringan. Karena itu
ia diklasifikasikan sebagai interior gateway protocol (IGP) dengan jarak-vector
routing algorithm. Ia pertama kali didefinisikan dalam RFC 1058 (1988).
Protokol telah telah diperpanjang beberapa kali, sehingga RIP versi 2 (RFC
2453). Kedua versi masih digunakan hari ini, namun demikian, mereka dianggap
oleh obsoleted teknis teknik lebih maju, seperti Terselesaikan shortest Path
First (OSPF) dan OSI protokol IS-IS. RIP juga telah diadaptasi untuk digunakan
di IPv6 jaringan, yang dikenal sebagai standar RIPng (RIP generasi),
diterbitkan dalam RFC 2080 (1997).
RIP menggunakan protokol UDP pada port 520
untuk mengirimkan informasi routing antar router. RIP menghitung routing
terbaik berdasarkan perhitungan HOP. RIP membutuhkan waktu untuk melakukan
converge. RIP membutuhkan power CPU yang rendah dan memory yang kecil daripada
protokol yang lainnya.
1)
Merupakan protocol routing
yang digunakan secara luas di Internet.
2)
Memanfaatkan broadcast
address untuk distribusi informasi routing.
3)
Menentukan rute terbaik
dengan “hop count” terkecil.
4)
Update routing dilakukan
secara terus menerus.
b.
Sejarah RIP
RIP (Routing Information Protocol) ini lahir
dikarenakan RIP merupakan bagian utama
dari Protokol Routing IGP (Interior Gateway Protocol) yang berfungsi menangani
perutean dalam suatu sistem autonomous pada jaringan TCP/IP. Sistem autonomous
adalah suatu sistem jaringan internet yang berada dalam satu kendali
administrasi dan teknis.
c.
Karakteristik RIP
1)
Menggunakan algoritma distance-vector
(Bellman Ford).
2)
Dapat menyebabkan routing
loop.
3)
Diameter jaringan terbatas.
4)
Lambat mengetahui perubahan
jaringan.
5)
Menggunakan metrik tunggal.
d.
Keterbatasan RIP
1)
Metric: Hop Count
RIP menghitung routing terbaik berdasarkan hop
count dimana belum tentu hop count yang rendah menggunakan protokol LAN yang
bagus, dan bisa saja RIP memilih jalur jaringan yang lambat.
2)
Hop Count Limit
RIP tidak dapat mengatur hop lebih dari 15. hal
ini digunakan untuk mencegah loop pada jaringan.
3)
Classful Routing Only
RIP menggunakan classful routing ( /8, /16, /24
). RIP tidak dapat mengatur classless routing.
e.
Cara Kerja RIP
1)
Host mendengar pada alamat
broadcast jika ada update routing dari gateway.
2)
Host akan memeriksa terlebih
dahulu routing table lokal jika menerima update routing .
3)
Jika rute belum ada,
informasi segera dimasukkan ke routing table .
4)
Jika rute sudah ada, metric
yang terkecil akan diambil sebagai acuan.
5)
Rute melalui suatu gateway
akan dihapus jika tidak ada update dari gateway tersebut dalam waktu tertentu.
6)
Khusus untuk gateway, RIP
akan mengirimkan update routing pada alamat broadcast di setiap network yang
terhubung
f.
Macam-macam RIP
1)
RIPv1
Menggunakan classful routing. Pembaruan routing
periodik tidak membawa subnet informasi, dukungan kurang untuk subnet mask
panjang variabel (VLSM). Keterbatasan
ini tidak memungkinkan untuk memiliki ukuran yang berbeda subnet yang sama
dalam kelas jaringan . Dengan kata lain, semua subnet dalam jaringan kelas
harus memiliki ukuran yang sama. Juga tidak ada dukungan untuk otentikasi
router, membuat RIP rentan terhadap berbagai versi RIP attacks.RIP versi 1
hanya ada jumlah hop 16 (0-15). Jika ada lebih dari 16 hop antara dua router
itu gagal untuk mengirim paket data ke alamat tujuan.
2)
RIPv2
Karena kekurangan dari spesifikasi asli RIP,
maka RIP versi 2 (RIPv2) di ciptakan,kemampuan yang di miliki untuk membawa
informasi subnet, sehingga mendukung classless inter-domain routing (CIDR).
Untuk menjaga kompatibilitas ke belakang, jumlah hop limit 15 tetap. RIPv2
memiliki fasilitas untuk sepenuhnya interoperate dengan spesifikasi awal jika
semua protokol bidang Harus Zero dalam pesan RIPv1 yang benar ditentukan. Selain
itu, fitur beralih kompatibilitas berbutir interoperabilitas memungkinkan
penyesuaian saja. Dalam upaya untuk menghindari beban yang tidak perlu di host
yang tidak berpartisipasi dalam routing, multicastRIPv2 tabel routing seluruh
untuk semua router berdekatan di alamat 224.0.0.9, sebagai lawan RIPv1 yang
menggunakan siaran.Pengalamatan unicast masih diperbolehkan untuk aplikasi
khusus.
3)
RIPng
RIPng (RIP generasi berikutnya) adalah
perluasan dari RIPv2 untuk mendukung IP6, generasi berikutnya Internet Protocol.
Perbedaan utama antara RIPv2 dan RIPng adalah:
a)
Dukungan dari jaringan IPv6.
b)
Meskipun RIPv2 dukungan
otentikasi RIPv1 update, RIPng tidak. router IPv6 adalah, pada saat itu,
seharusnya menggunakan IPsec untuk otentikasi.
c)
RIPv2 memungkinkan melampirkan
tag sewenang-wenang untuk rute, RIPng tidak.
d)
Mengkodekan RIPv2-hop
berikutnya ke setiap entri rute, RIPng membutuhkan pengkodean khusus dari hop
berikutnya untuk satu set entri rute.
g.
Perbedaan dan Persamaan RIPv1
dan RIPv2
1)
Perbedaan RIPv1 dan RIPv2
a)
RIPv1
·
Rip Versi 1 merupakan
Classfull Distance Vector
·
Tidak mendukung subnet yang
tidak berhubungan
·
Tidak mendukung VLSM
·
Tidak mengirimkan subnet mask
pada saat update routing table
·
Routing Table selalu
dibroadcast
b)
RIPv2
·
Rip Versi 2 mendukung
Classless Distance Vectoryang merupakan pengembangan dari Rip versi 1
·
Mendukung VLSM
·
Mengirimkan subnet mask pada
saat update routing table
·
Routing update dilakukan
secara mulicast
·
Penggunaan Otentikasi
2)
Persamaan RIPv1 dan RIPv2
a)
Menggunakan timer untuk
mencegah Routing Loop
b)
Menggunakan Split Horizon
atau dengan Split Horizon Reserve
c)
Menggunakan Triger Update
d)
Maksimal hop sebanyak 15
2.
IGRP
IGRP merupakan suatu penjaluran jarak antara vektor protokol, bahwa
masing-masing penjaluran bertugas untuk mengirimkan semua atau sebagian dari
isi table penjaluran dalam penjaluran pesan untuk memperbaharui pada waktu
tertentu untuk masing-masing penjaluran.
Penjaluran memilih alur yang terbaik antara sumber dan tujuan.
Untuk menyediakan fleksibilitas tambahan, IGRP mengijinkan untuk melakukan
penjaluran multipath. Bentuk garis equal bandwidth dapat menjalankan arus lalu
lintas dalam round robin, dengan melakukan peralihan secara otomatis kepada
garis kedua jika sampai garis kesatu turun.
Isi dari informasi routing adalah:
a.
Identifikasi tujuan baru,
b.
Mempelajari apabila terjadi
kegagalan.
IGRP mengirimkan update routing setiap interval 90 detik. Update
ini advertise semua jaringan dalam AS. Kunci desain jaringan IGRP adalah:
a.
Secara otomatis dapat
menangani topologi yang kompleks.
b.
Kemampuan ke segmen dengan
bandwidth dan delay yang berbeda.
c.
Skalabilitas, untuk fungsi
jaringan yang besar.
Secara default, IGRP menggunakan bandwidth dan delay sebagai
metric. Untuk konfigurasi tambahan, IGRP dapat dikonfigurasi menggunakan
kombinasi semua varibel atau yang disebut dengan Composite Metric.
Variabel-variabel itu misalnya: bandwidth, delay, load, reliability.
a.
Operasi IGRP
Masing-masing penjaluran secara rutin
mengirimkan masing-masing jaringan lokal kepada suatu pesan yang berisi salinan
tabel penjaluran dari tabel lainnya. Pesan ini berisi tentang biaya-biaya dan
jaringan yang akan dicapai untuk menjangkau masing-masing jaringan tersebut.
Penerima pesan penjaluran dapat menjangkau semua jaringan didalam pesan
sepanjang penjaluran yang bisa digunakan untuk mengirimkan pesan.
b.
Tujuan IGRP
1)
Penjaluran stabil dijaringan
kompleks sangat besar dan tidaka ada pengulangan penjaluran.
2)
Overhead rendah, IGRP sendiri
tidak menggunakan bandwidth yang diperlukan untuk tugasnya.
3)
Pemisahan lalu lintas antar
beberapa rute paralel.
4)
Kemampuan untuk menangani
berbagai jenis layanan dengan informasi tunggal.
5)
Mempertimbangkan menghitung
laju kesalahan dan tingkat lalu lintas pada alur yang berbeda.
6)
Penjaluran stabil dijaringan
kompleks sangat besar dan tidaka ada pengulangan penjaluran
7)
Overhead rendah, IGRP sendiri
tidak menggunakan bandwidth yang diperlukan untuk tugasnya.
c.
Perubahan IGRP
Kemudian setelah melalui proses pembaharuan
IGRP kemudian menjadi EIGRP (Enhanced IGRP), persamaannya adalah IGRP dan EIGRP
sama-sama kompatibel dan antara router-router yang menjalankan EIGRP dan IGRP
dengan autonomous system yang sama akan langsung otomatis terdistribusi. Selain
itu EIGRP juga akan memberikan tagging external route untuk setiap route yang
berasal dari:
1)
Routing protocol non EIGRP.
2)
Routing protocol IGRP dengan
AS number yang sama.
3.
EIGRP
EIGRP (Enhanched Interior Gateway Routing Protocol) adalah routing
protocol yang hanya diadopsi oleh router cisco atau sering disebut sebagai
proprietary protocol pada cisco, dimana EIGRP ini hanya bisa digunakan sesama
router cisco. EIGRP menggunakan formula berbasis bandwidth dan delay untuk
menghitung metric yang sesuai dengan suatu rute. EIGRP melakukan konvergensi
secara tepat ketika menghindari loop. EIGRP tidak melakukan perhitungan-perhitungan
rute seperti yang dilakukan oleh protocol link state. Hal ini menjadikan EIGRP
tidak membutuhkan desain ekstra, sehingga hanya memerlukan lebih sedikit memori
dan proses dibandingkan protocol link state.
a.
Pendahuluan
Konvergensi EIGRP lebih cepat dibandingkan
dengan protocol distance vector. Hal ini terutama disebabkan karena EIGRP tidak
memerlukan fitur loopavoidance yang pada kenyataannya menyebabkan konvergensi
protocol distance vector melambat. Hanya dengan mengirim sebagian dari routing
update (setelah seluruh informasi routing dipertukarkan). EIGRP mengurangi
pembebanan di jaringan. Salah satu kelemahan utama EIGRP adalah protocol
Cisco-propritary, sehingga jika diterapkan pada jaringan multivendor diperlukan
suatu fungsi yang disebut route redistribution. Fungsi ini akan menangani
proses pertukaran rute router di antara dua protocol link state (OSPF dan
EIGRP). EIGRP sering disebut juga hybriddistance- vector routing protocol,
karena EIGRP ini terdapat dua tipe routing protocol yang digunakan, yaitu distance vector dan
link state. Dalam perhitungan untuk menentukan jalur manakah yang terpendek,
EIGRP menggunaklan algoritma DUAL (Diffusing Update Algorithm) dalam
menentukannya.
EIGRP mempunyai 3 tabel dalam menyimpan
informasi jaringannya:
1)
Neighbor table
Di table ini menyimpan list tentang router
router tetangganya. Setiap ada router baru yang dipasang, address dan interface
langsung dicatat pada table ini.
2)
Topology table
Tabel ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan dari
routing table dalam suatu autonomous system (AS). DUAL mengambil informasi dari
table tetangga dan table topologi untuk melakukan kalkulasi lowest cost router
to each destination.
3)
Routing table
The best routes ke tujuan. Informasi tersebuit
diambil table topologi.
EIGRP akan mengirimkan hello packet untuk
mengetahui apakah router-router tetangganya masih hidup atau mati. Pengiriman
hello packet tersebut bersifat simultan, dalam hello packet tersebut mempunyai
hold time, bila dalam jangka waktu hold time router tetangga tidak membalas,
maka router tersebut dianggap mati. Hello pac ket dikirim secara multicast ke
IP address 224.0.0.10.
Internal Route : Route-route yang berasal dari
dalam suatu autonomous system dari router-router yang menggunakan routing
protocol EIGRP, yang menjadi anggota dari autonomous system adalah yang
mempunyai AND dari EIGRP yang sama dan mempunyai autonomous system yang sama
juga. AND internal route adalah 90.
External Route : Route-route yang muncul dari
luar autonomous system, baik redistribution secara manual maupun otomatis.
EIGRP memiliki beberapa type paket yaitu
sebagai berikut:
1)
Hello : untuk maintenance,
mencari neigbour router
2)
Acknowledgment : hello packet
yang data fieldnya 0
3)
Uptade : paket yang digunakan
untuk memberikan perubahan NT
4)
Query : paket yang dikirim
oleh router untuk meminta informasi ke router lain mengenai suatu route/NT
5)
Reply : balasan dari query
paket
b.
Teknologi EIGRP
EIGRP menggunakan 4 teknologi kunci yang
berkombinasi untuk membedakan EIGRP dengan protokol routing yang lainnya: neighbor discovery/recovery, reliable
transport protocol (RTP), DUAL finitestate machine, dan protocol-dependent
modules.
1)
Neighbor discovery/recovery
Menggunakan paket hello antar neighbor.
teknologi ini memungkinkan router untuk dapat mengenali setiap neighbor pada
network yang terhubung langsung secara dinamik. Router juga harus mengetahui
jika ada salah satu neighbor yang mengalami kegagalan dan tidak dapat dijangkau
lagi (unreachable). Proses ini dapat diwujudkan dengan pengiriman paket hello
yang kecil secara periodik. Selama router menerima paket hello dari router
neighbor, maka router akan mengasumsikan bahwa router neighbor berfungsi dengan
normal dan keduanya dapat bertukar informasi routing.
2)
Reliable Transport Protocol
(RTP)
Pengiriman paket yang terjamin dan terurut
kepada semua neighbor. Bertanggung jawab atas pengiriman paket-paket kepada
neighbor yang terjamin dan terurut. RTP mendukung transmisi campuran antara
paket multicast dan unicast. Untuk tujuan efisiensi, hanya paket EIGRP tertentu
yang dikirim menggunakan teknologi RTP.
3)
DUAL finite-state machine
Memilih jalur dengan cost paling rendah dan
bebas looping untuk mencapai destination. mewujudkan proses penentuan untuk
semua komputasi route. DUAL melacak semua route yang di advertise oleh setiap
neighbor dan menggunakan metric untuk menentukan jalur paling effisien dan
bebas looping ke semua network tujuan.
4)
Protocol-dependent module
(PDM)
EIGRP dapat mendukung IP, AppleTalk, dan Novell
NetWare. Setiap protokol disediakan modul EIGRP tersendiri dan beroperasi tanpa
saling mempengaruhi satu sama lain. bertanggung jawab untuk keperluan layer
network protokol-protokol tertentu. EIGRP mendukung IP, AppleTalk, dan Novell
NetWare; setiap protokol tersebut telah disediakan module EIGRP nya masing-masing
dan satu sama lain beroperasi secara independent. Module IP-EIGRP misalnya,
bertanggung jawab untuk pengiriman dan penerimaan paket-paket EIGRP yang telah
di enkapsulasi dalam IP.
c.
Karakteristik EIGRP
EIGRP mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1)
Menggunakan protokol routing
enhanced distance vector
2)
Menggunakan cost load
balancing yang tidak sama
3)
Menggunakan algoritma
kombinasi antara distance vector dan link-state
4)
Menggunakan Diffusing Update
Algorithm (DUAL) untuk menghitung jalur terpendek.
d.
Fitur EIGRP
Kelebihan utama yang membedakan EIGRP dari
protokol routing lainnya adalah EIGRP termasuk satu-satunya protokol routing
yang menawarkan fitur backup route, dimana jika terjadi perubahan pada network,
EIGRP tidak harus melakukan kalkulasi ulang untuk menentukan route terbaik
karena bisa langsung menggunakan backup route. Kalkulasi ulang route terbaik
dilakukan jika backup route juga mengalami kegagalan. Berikut adalah
fitur-fitur yang dimiliki EIGRP:
1)
Termasuk protokol routing
distance vector tingkat lanjut (Advanced distance vector).
2)
Waktu convergence yang cepat.
3)
Mendukung VLSM dan
subnet-subnet yang discontiguous (tidak bersebelahan/berurutan)
4)
Partial updates, Tidak
seperti RIP yang selalu mengirimkan keseluruhan tabel routing dalam pesan
Update, EIGRP menggunakan partial updates atau triggered update yang berarti
hanya mengirimkan update jika terjadi perubahan pada network (mis: ada network
yang down)
5)
Mendukung multiple protokol
network
6)
Desain network yang flexible.
7)
Multicast dan unicast, EIGRP
saling berkomunikasi dengan tetangga (neighbor) nya secara multicast
(224.0.0.10) dan tidak membroadcastnya.
8)
Manual summarization, EIGRP
dapat melakukan summarization dimana saja.
9)
Menjamin 100% topologi
routing yang bebas looping.
10) Mudah dikonfigurasi untuk WAN dan LAN.
11) Load balancing via jalur dengan cost equal dan unequal, yang
berarti EIGRP dapat menggunakan 2 link atau lebih ke suatu network destination
dengan koneksi bandwidth (cost metric) yang berbeda, dan melakukan load sharing
pada link-link tersebut dengan beban yang sesuai yang dimiliki oleh link
masing-masing, dengan begini pemakaian bandwidth pada setiap link menjadi lebih
efektif, karena link dengan bandwidth yang lebih kecil tetap digunakan dan
dengan beban yang sepadan juga.
EIGRP mengkombinasikan kelebihan-kelebihan yang
dimiliki oleh protokol routing link-state dan distance vector. Tetapi pada
dasarnya EIGRP adalah protokol distance vector karena router-router yang
menjalankan EIGRP tidak mengetahui road map/ topologi network secara menyeluruh
seperti pada protokol link-state.
EIGRP mudah dikonfigurasi seperti pendahulunya
(IGRP) dan dapat diadaptasikan dengan variasi topologi network. Penambahan
fitur-fitur protokol link-state seperti neighbor discovery membuat EIGRP
menjadi protokol distance vector tingkat lanjut.
EIGRP menggunakan algoritma DUAL (Diffusing
Update Algorithm) sebagai mesin utama yang menjalankan lingkungan EIGRP, DUAL
dapat diperbandingkan dengan algoritma SPF Dijkstra pada OSPF.
EIGRP memiliki fitur-fitur utama sebagai
berikut.
1)
Partial updates: EIGRP tidak
mengirimkan update secara periodik seperti yang dilakukan oleh RIP, tetapi
EIGRP mengirimkan update hanya jika terjadi perubahan route/metric (triggered
update). Update yang dikirimkan hanya berisi informasi tentang route yang
mengalami perubahan saja. Pengiriman pesan update ini juga hanya ditujukan
sebatas pada router-router yang membutuhkan informasi perubahan tersebut saja.
Hasilnya EIGRP menghabiskan bandwidth yang lebih sedikit daripada IGRP. Hal ini
juga membedakan EIGRP dengan protokol link-state yang mengirimkan update kepada
semua router dalam satu area.
2)
Multiple network-layer
protocol support: EIGRP mendukung protokol IP, AppleTalk, dan Novell NetWare
IPX dengan memanfaatkan module-module yang tidak bergantung pada protokol
tertentu.
Fitur EIGRP lain yang patut diperhatikan adalah
sebagai berikut:
1)
Koneksi dengan semua jenis
data link dan topologi tanpa memerlukan konfigurasi lebih lanjut, protokol
routing lain seperti OSPF, menggunakan konfigurasi yang berbeda untuk protokol
layer 2 (Data Link) yang berbeda, misalnya Ethernet dan Frame Relay. EIGRP
beroperasi dengan efektif pada lingkungan LAN dan WAN. Dukungan WAN untuk link
point-to-point dan topologi nonbroadcast multiaccess (NBMA) merupakan standar
EIGRP.
2)
Metric yang canggih: EIGRP
menggunakan algoritma yang sama dengan IGRP untuk menghitung metric tetapi
menggambarkan nilai-nilai dalam format 32-bit. EIGRP mendukung load balancing
untuk metric yang tidak seimbang (unequal), yang memungkinkan engineer untuk
mendistribusikan traffik dalam network dengan lebih baik.
3)
Multicast and unicast: EIGRP
menggunakan multicast dan unicast sebagai ganti broadcast. Address multicast
yang digunakan adalah 224.0.0.10.
e.
Cara Kerja
EIGRP akan mengirimkan hello packet utk
mengetahui apakah router-router tetangganya masih hidup ataukah mati.
Pengiriman hello packet tersebut bersifat simultant, dalam hello packet
tersebut mempunyai hold time, bila dalam jangka waktu hold time router tetangga
tidak membalas, maka router tersebut akan dianggap mati. Biasanya hold time itu
3x waktunya hello packet, hello packet defaultnya 15 second. Lalu DUAL akan
meng-kalkulasi ulang untuk path-pathnya. Hello packet dikirim secara multicast
ke IP Address 224.0.0.10.
1)
Memilih jalur/route untuk
mencapai suatu network dengan ongkos paling rendah, dan bebas looping.
2)
AD (advertised distance),
menggambarkan seberapa jauh sebuah network dari neighbor, merupakan ongkos
(metric) antara router next-hop dengan network destination.
3)
FD (feasible distance),
menggambarkan seberapa jauh sebuah network dari router, merupakan ongkos
(metric) antara router dengan router next-hop ditambah dengan AD dari router
next-hop.
4)
Ongkos paling rendah = FD
paling rendah.
5)
Successor, adalah jalur utama
untuk mencapai suatu network (route terbaik), merupakan router next-hop dengan
Ongkos paling rendah dan jalur bebas looping.
6)
Feasible Successor, adalah
jalur backup dari successor (AD dari feasible successor harus lebih kecil
daripada FD dari successor)
4.
IGMP
IGMP (Internet Group Protocol Management) merupakan salah satu
protokol jaringan dalam protokol TCP/IP yang bekerja pada layer network
digunakan untuk menginformasikan router-routerIP tentang group-group jaringan
multicast. Apabila sebuah router mengetahui bahwa terdapat beberapa host dalam
jaringan terhubung secara lokal yang tergabung ke dalam group multicast
tertentu, router akan menyebarkan informasi dengan menggunakan protokol IGMP
kepada router lainnya dalam sebuah internetwork sehingga pesan multicast
diteruskan ke router yang sesuai. IGMP kemudian digunaka untuk memelihara
keanggotaan group multicast di dalam subnet lokal untuk sebuah alamat ip
multicast.
a.
Versi IGMP
1)
IGMPv1
Hanya mendukung dua jenis pesan IGMP.
a)
Host membership report
(laporan keanggotaan sebuah host)
Host akan mengirim pesan dengan jenis untuk
menginformasikan router lokal bahwa host tersebut hendak menerima lalu lintas
IP multicast yang ditujukan ke alamat group multicast tertentu.
b)
Host membership
query(permintaan keanggotaan sebuah host)
Router mengirim pesan dengan jenis ini untuk
memberi informasi kepada segmen jaringan lokal tertentu untuk menentukan apa
ada host dalam segmen yang sedang mendengarkan terhadap lalu lintas multicast
atau tidak
2)
IGMPv2
Mendukung tiga jenis pesan IGMP
a)
Leave group
Digunakan host untuk menginformasikan sebuah
router bahwa host tersebut merupakan anggota terakhir yang akan meninggalkan
group multicast sehingga router mengetahui bahwa router terserbut tidak perlu
lagi menruskan traffic multicast IP ke subnet yang bersangkutan
b)
Group specific query
Seperti pesan IGMPv1 host membership query,
keculai jenis ini akan melakukan pengecekan keanggotaan di dalam sebuah group
multicast tertentu.
c)
Multicast querier selection
Pesan yang mengijinkan sebuah router untuk
dipilih untuk mengeluarkan pesan IGMPv1 host membership query kepada sebuah
segmen jaringan tertentu.
3)
IGMPv3
Mengijinkan host untuk menerapkan daftar dari
jalur mana saja yang ingin mereka terima dari jalur host-host LAN yang
terhalang pada router Mengijinkan host-host. Mengijinkan host untuk memblock
paket-paket dari sumber yang mengirimkan trafik yang tidak diinginkan
b.
Prinsip Kerja
1)
Host-host mengirimkan pesan
menuji router kepada pelanggan dan juga ditujukan kepada bukan pelanggan yang
berasal dari kelompok multicast.(Group didefinisikan sebagai alamat multicast)
2)
Router router akan memeriksa
yang manakah dari kelompok multicast yang which multicast groups of interest to
which hosts
3)
IGMPv1: host bergabung dalam
suatu group, router-router tersebut digunakan pewaktu untuk yang bukan anggota
pelanggan
Format pesan permintaan keanggotaan
Gambar 3.13 Membership Query Message
c.
DVMRP (Distance Vector
Multicast Routing Protocol)
DVMRP adalah multicast routing protokol yang
menyediakan mekanisme yang efisien untuk koneksi data yang dikirim ke group
dalam suat jaringan internet. Protokol ini mengirim dua informasi ke router
lain secara periodik (jarak hop berikutnya, metrik hop berikutnya ; tujuan hop
berikutnya yang akan ditempuh)
Distance vector secara periodic mengirimkan
tabel routing ke router yang terdekat. Ketika router mengalami putus koneksi
(down) , router distance vector akan mempelajari perubahan jalur atau tabel
tersebut masih ada pada jalur link tersebut sampai pada waktu tertentu. Jika
waktu yang diperlukan untuk menunggu respon dari router yang menerima kiriman
tabel routing melebihi waktu yang telah ditentukan maka router itu akan dihapus
pada tabel routing router tersebut. Router yang terdekat akan mengirimkan
informasi perubahan dari jalur melalui broadcast. Waktu yang diperlukan untuk
semua router didalam mengubah tabel routing dinamakan konvergen. Konvergen
didalam distance vector meliputi :
1)
Setiap router menerima
informasi routing yang baru.
2)
Setiap router mengupdate
table routing.
3)
Setiap router mengupdate
metric tabel routing dengan informasinya sendiri (menambah hop).
4)
Setiap router membroadcast
semua informasi ke router yang terdekat.
5.
OSPF
Gambar 3.14 OSPF
Yang menyebabkan OSPF menjadi terkenal adalah karena routing
protokol ini notabene adalah yang paling cocok digunakan dalam jaringan lokal
berskala sedang hingga enterprise. Misalnya di kantor-kantor yang menggunakan
lebih dari 50 komputer beserta perangkat-perangkat lainnya, atau di perusahaan
dengan banyak cabang dengan banyak klien komputer, perusahaan multinasional
dengan banyak cabang di luar negeri, dan banyak lagi. Mengapa dikatakan paling
cocok? Karena OSPF memiliki tingkat skalabilitas, reliabilitas, dan
kompatibilitas yang tinggi. Mengapa demikian? Nanti akan dibahas satu per satu
di bawah.
Selain paling cocok, kemampuan routing protokol ini juga cukup
hebat dengan disertai banyak fitur pengaturan. Sebuah routing protokol dapat
dikatakan memiliki kemampuan hebat selain dapat mendistribusikan informasi
routing dengan baik juga harus dapat dengan mudah diatur sesuai kebutuhan
penggunanya. OSPF memiliki semua ini dengan berbagai pernak-pernik pengaturan
dan fasilitas di dalamnya.
OSPF memang sangat banyak penggunanya karena fitur dan kemampuan
yang cukup hebat khususnya untuk jaringan internal sebuah organisasi atau
perusahaan. Dibandingkan dengan RIP dan IGRP, yang sama-sama merupakan routing
protokol jenis IGP (Interior Gateway Protocol), OSPF lebih powerful, skalabel,
fleksibel, dan lebih kaya akan fitur.
a.
Pengertian OSPF
OSPF merupakan sebuah routing protokol berjenis
IGP yang hanya dapat bekerja dalam jaringan internal suatu ogranisasi atau
perusahaan. Jaringan internal maksudnya adalah jaringan di mana Anda masih
memiliki hak untuk menggunakan, mengatur, dan memodifikasinya. Atau dengan kata
lain, Anda masih memiliki hak administrasi terhadap jaringan tersebut. Jika
Anda sudah tidak memiliki hak untuk menggunakan dan mengaturnya, maka jaringan
tersebut dapat dikategorikan sebagai jaringan eksternal.
Selain itu, OSPF juga merupakan routing
protokol yang berstandar terbuka. Maksudnya adalah routing protokol ini bukan
ciptaan dari vendor manapun. Dengan demikian, siapapun dapat menggunakannya,
perangkat manapun dapat kompatibel dengannya, dan di manapun routing protokol
ini dapat diimplementasikan.
OSPF merupakan routing protokol yang
menggunakan konsep hirarki routing, artinya OSPF membagi-bagi jaringan menjadi
beberapa tingkatan. Tingkatan-tingkatan ini diwujudkan dengan menggunakan
sistem pengelompokan area. Dengan menggunakan konsep hirarki routing ini sistem
penyebaran informasinya menjadi lebih teratur dan tersegmentasi, tidak menyebar
ke sana ke mari dengan sembarangan.
Efek dari keteraturan distribusi routing ini
adalah jaringan yang penggunaan bandwidth-nya lebih efisien, lebih cepat
mencapai konvergensi, dan lebih presisi dalam menentukan rute-rute terbaik
menuju ke sebuah lokasi. OSPF merupakan salah satu routing protocol yang selalu
berusaha untuk bekerja demikian.
Teknologi yang digunakan oleh routing protokol
ini adalah teknologi link-state yang memang didesain untuk bekerja dengan
sangat efisien dalam proses pengiriman update informasi rute. Hal ini membuat
routing protokol OSPF menjadi sangat cocok untuk terus dikembangkan menjadi
network berskala besar. Pengguna OSPF biasanya adalah para administrator
jaringan berskala sedang sampai besar. Jaringan dengan jumlah router lebih dari
sepuluh buah, dengan banyak lokasi-lokasi remote yang perlu juga dijangkau dari
pusat, dengan jumlah pengguna jaringan lebih dari lima ratus perangkat
komputer, mungkin sudah layak menggunakan routing protocol ini.
b.
Bagaimana OSPF Membentuk
Hubungan dengan Router Lain?
Untuk memulai semua aktivitas OSPF dalam
menjalankan pertukaran informasi routing, hal pertama yang harus dilakukannya
adalah membentuk sebuah komunikasi dengan para router lain. Router lain yang
berhubungan langsung atau yang berada di dalam satu jaringan dengan router OSPF
tersebut disebut dengan neighbour router atau router tetangga.
Langkah pertama yang harus dilakukan sebuah
router OSPF adalah harus membentuk hubungan dengan neighbour router. Router
OSPF mempunyai sebuah mekanisme untuk dapat menemukan router tetangganya dan
dapat membuka hubungan. Mekanisme tersebut disebut dengan istilah Hello
protocol.
Dalam membentuk hubungan dengan tetangganya,
router OSPF akan mengirimkan sebuah paket berukuran kecil secara periodik ke
dalam jaringan atau ke sebuah perangkat yang terhubung langsung dengannya.
Paket kecil tersebut dinamai dengan istilah Hello packet. Pada kondisi standar,
Hello packet dikirimkan berkala setiap 10 detik sekali (dalam media broadcast
multiaccess) dan 30 detik sekali dalam media Point-to-Point.
Hello packet berisikan informasi seputar
pernak-pernik yang ada pada router pengirim. Hello packet pada umumnya dikirim
dengan menggunakan multicast address untuk menuju ke semua router yang
menjalankan OSPF (IP multicast 224.0.0.5). Semua router yang menjalankan OSPF
pasti akan mendengarkan protokol hello ini dan juga akan mengirimkan hello
packet-nya secara berkala. Cara kerja dari Hello protocol dan pembentukan
neighbour router terdiri dari beberapa jenis, tergantung dari jenis media di
mana router OSPF berjalan.
c.
Cara Kerja OSPF
OSPF Bekerja pada Media Apa Saja? Seperti telah
dijelaskan pada posting sebelumnya (OSPF - Pengenalan OSPF), OSPF harus membentuk
hubungan dulu dengan router tetangganya untuk dapat saling berkomunikasi
seputar informasi routing. Untuk membentuk sebuah hubungan dengan router
tetangganya, OSPF mengandalkan Hello protocol. Namun uniknya cara kerja Hello
protocol pada OSPF berbeda-beda pada setiap jenis media. Ada beberapa jenis
media yang dapat meneruskan informasi OSPF, masing-masing memiliki
karakteristik sendiri, sehingga OSPF pun bekerja mengikuti karakteristik
mereka. Media tersebut adalah sebagai berikut:
1)
Broadcast Multiaccess
Media jenis ini adalah media yang banyak
terdapat dalam jaringan lokal atau LAN seperti misalnya ethernet, FDDI, dan
token ring. Dalam kondisi media seperti ini, OSPF akan mengirimkan traffic
multicast dalam pencarian router-router neighbour-nya. Namun ada yang unik
dalam proses pada media ini, yaitu akan terpilih dua buah router yang berfungsi
sebagai Designated Router (DR) dan Backup Designated Router (BDR). Apa itu DR
dan BDR akan dibahas berikutnya.
2)
Point-to-Point
Teknologi Point-to-Point digunakan pada kondisi
di mana hanya ada satu router lain yang terkoneksi langsung dengan sebuah
perangkat router. Contoh dari teknologi ini misalnya link serial. Dalam kondisi
Point-to-Point ini, router OSPF tidak perlu membuat Designated Router dan Back-up-nya
karena hanya ada satu router yang perlu dijadikan sebagai neighbour. Dalam
proses pencarian neighbour ini, router OSPF juga akan melakukan pengiriman
Hello packet dan pesan-pesan lainnya menggunakan alamat multicast bernama
AllSPFRouters 224.0.0.5.
3)
Point-to-Multipoint
Media jenis ini adalah media yang memiliki satu
interface yang menghubungkannya dengan banyak tujuan. Jaringan-jaringan yang
ada di bawahnya dianggap sebagai serangkaian jaringan Point-to-Point yang
saling terkoneksi langsung ke perangkat utamanya. Pesan-pesan routing protocol
OSPF akan direplikasikan ke seluruh jaringan Point-to-Point tersebut. Pada
jaringan jenis ini, traffic OSPF juga dikirimkan menggunakan alamat IP
multicast. Tetapi yang membedakannya dengan media berjenis broadcast multi-access
adalah tidak adanya pemilihan Designated dan Backup Designated Router karena
sifatnya yang tidak meneruskan broadcast.
4)
Nonbroadcast Multiaccess
(NBMA)
Media berjenis Nonbroadcast multi-access ini
secara fisik merupakan sebuah serial line biasa yang sering ditemui pada media
jenis Point-to-Point. Namun secara faktanya, media ini dapat menyediakan
koneksi ke banyak tujuan, tidak hanya ke satu titik saja. Contoh dari media ini
adalah X.25 dan frame relay yang sudah sangat terkenal dalam menyediakan solusi
bagi kantor-kantor yang terpencar lokasinya. Di dalam penggunaan media ini pun
dikenal dua jenis penggunaan, yaitu jaringan partial mesh dan fully mesh. OSPF
melihat media jenis ini sebagai media broadcast multiaccess.
Namun pada kenyataannya, media ini tidak bisa
meneruskan broadcast ke titik-titik yang ada di dalamnya. Maka dari itu untuk
penerapan OSPF dalam media ini, dibutuhkan konfigurasi DR dan BDR yang
dilakukan secara manual. Setelah DR dan BDR terpilih, router DR akan
mengenerate LSA untuk seluruh jaringan. Dalam media jenis ini yang menjadi DR
dan BDR adalah router yang memiliki koneksi langsung ke seluruh router
tetangganya. Semua traffic yang dikirimkan dari router-router neighbour akan
direplikasikan oleh DR dan BDR untuk masing-masing router dan dikirim dengan
menggunakan alamat unicast atau seperti layaknya proses OSPF pada media
Point-to-Point.
d.
Bagaimana OSPF Terjadi
Secara garis besar, proses yang dilakukan
routing protokol OSPF mulai dari awal hingga dapat saling bertukar informasi
ada lima langkah. Berikut ini adalah langkah-langkahnya:
1)
Membentuk Adjacency Router
Adjacency router arti harafiahnya adalah router
yang bersebelahan atau yang terdekat. Jadi proses pertama dari router OSPF ini
adalah menghubungkan diri dan saling berkomunikasi dengan para router terdekat
atau neighbour router. Untuk dapat membuka komunikasi, Hello protocol akan
bekerja dengan mengirimkan Hello packet.
Misalkan ada dua buah router, Router A dan B
yang saling berkomunikasi OSPF. Ketika OSPF kali pertama bekerja, maka kedua
router tersebut akan saling mengirimkan Hello packet dengan alamat multicast
sebagai tujuannya. Di dalam Hello packet terdapat sebuah field yang berisi
Neighbour ID. Misalkan router B menerima Hello packet lebih dahulu dari router
A. Maka Router B akan mengirimkan kembali Hello packet-nya dengan disertai ID
dari Router A.
Ketika router A menerima hello packet yang
berisikan ID dari dirinya sendiri, maka Router A akan menganggap Router B
adalah adjacent router dan mengirimkan kembali hello packet yang telah berisi
ID Router B ke Router B. Dengan demikian Router B juga akan segera menganggap
Router A sebagai adjacent routernya. Sampai di sini adjacency router telah
terbentuk dan siap melakukan pertukaran informasi routing.
Contoh pembentukan adjacency di atas hanya
terjadi pada proses OSPF yang berlangsung pada media Point-to-Point. Namun,
prosesnya akan lain lagi jika OSPF berlangsung pada media broadcast multiaccess
seperti pada jaringan ethernet. Karena media broadcast akan meneruskan paket-paket
hello ke seluruh router yang ada dalam jaringan, maka adjacency router-nya
tidak hanya satu. Proses pembentukan adjacency akan terus berulang sampai semua
router yang ada di dalam jaringan tersebut menjadi adjacent router.
Namun apa yang akan terjadi jika semua router
menjadi adjacent router? Tentu komunikasi OSPF akan meramaikan jaringan.
Bandwidth jaringan Anda menjadi tidak efisien terpakai karena jatah untuk data
yang sesungguhnya ingin lewat di dalamnya akan berkurang. Untuk itu pada
jaringan broadcast multiaccess akan terjadi lagi sebuah proses pemilihan router
yang menjabat sebagai “juru bicara” bagi router-router lainnya. Router juru
bicara ini sering disebut dengan istilah Designated Router. Selain router juru
bicara, disediakan juga back-up untuk router juru bicara ini. Router ini
disebut dengan istilah Backup Designated Router. Langkah berikutnya adalah
proses pemilihan DR dan BDR, jika memang diperlukan.
2)
Memilih DR dan BDR (jika
diperlukan)
Dalam jaringan broadcast multiaccess, DR dan
BDR sangatlah diperlukan. DR dan BDR akan menjadi pusat komunikasi seputar
informasi OSPF dalam jaringan tersebut. Semua paket pesan yang ada dalam proses
OSPF akan disebarkan oleh DR dan BDR. Maka itu, pemilihan DR dan BDR menjadi
proses yang sangat kritikal. Sesuai dengan namanya, BDR merupakan “shadow” dari
DR. Artinya BDR tidak akan digunakan sampai masalah terjadi pada router DR.
Ketika router DR bermasalah, maka posisi juru bicara akan langsung diambil oleh
router BDR. Sehingga perpindahan posisi juru bicara akan berlangsung dengan
smooth.
Proses pemilihan DR/BDR tidak lepas dari peran
penting Hello packet. Di dalam Hello packet ada sebuah field berisikan ID dan
nilai Priority dari sebuah router. Semua router yang ada dalam jaringan
broadcast multi-access akan menerima semua Hello dari semua router yang ada
dalam jaringan tersebut pada saat kali pertama OSPF berjalan. Router dengan
nilai Priority tertinggi akan menang dalam pemilihan dan langsung menjadi DR.
Router dengan nilai Priority di urutan kedua akan dipilih menjadi BDR. Status
DR dan BDR ini tidak akan berubah sampai salah satunya tidak dapat berfungsi
baik, meskipun ada router lain yang baru bergabung dalam jaringan dengan nilai
Priority-nya lebih tinggi.
Secara default, semua router OSPF akan memiliki
nilai Priority 1. Range Priority ini adalah mulai dari 0 hingga 255. Nilai 0
akan menjamin router tersebut tidak akan menjadi DR atau BDR, sedangkan nilai
255 menjamin sebuah router pasti akan menjadi DR. Router ID biasanya akan
menjadi sebuah “tie breaker” jika nilai Priority-nya sama. Jika dua buah router
memiliki nilai Priority yang sama, maka yang menjadi DR dan BDR adalah router
dengan nilai router ID tertinggi dalam jaringan.
Setelah DR dan BDR terpilih, langkah
selanjutnya adalah mengumpulkan seluruh informasi jalur dalam jaringan.
3)
Mengumpulkan State-state
dalam Jaringan
Setelah terbentuk hubungan antarrouter-router
OSPF, kini saatnya untuk bertukar informasi mengenai state-state dan
jalur-jalur yang ada dalam jaringan. Pada jaringan yang menggunakan media
broadcast multiaccess, DR-lah yang akan melayani setiap router yang ingin
bertukar informasi OSPF dengannya. DR akan memulai lebih dulu proses pengiriman
ini. Namun yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah, siapakah yang memulai
lebih dulu pengiriman data link-state OSPF tersebut pada jaringan
Point-to-Point?
Untuk itu, ada sebuah fase yang menangani siapa
yang lebih dulu melakukan pengiriman. Fase ini akan memilih siapa yang akan
menjadi master dan siapa yang menjadi slave dalam proses pengiriman.
Router yang menjadi master akan melakukan
pengiriman lebih dahulu, sedangkan router slave akan mendengarkan lebih dulu.
Fase ini disebut dengan istilah Exstart State. Router master dan slave dipilih
berdasarkan router ID tertinggi dari salah satu router. Ketika sebuah router
mengirimkan Hello packet, router ID masing-masing juga dikirimkan ke router
neighbour.
Setelah membandingkan dengan miliknya dan
ternyata lebih rendah, maka router tersebut akan segera terpilih menjadi master
dan melakukan pengiriman lebih dulu ke router slave. Setelah fase Exstart
lewat, maka router akan memasuki fase Exchange. Pada fase ini kedua buah router
akan saling mengirimkan Database Description Packet. Isi paket ini adalah
ringkasan status untuk seluruh media yang ada dalam jaringan. Jika router
penerimanya belum memiliki informasi yang ada dalam paket Database Description,
maka router pengirim akan masuk dalam fase loading state. Fase loading state
merupakan fase di mana sebuah router mulai mengirimkan informasi state secara
lengkap ke router tetangganya.
Setelah loading state selesai, maka
router-router yang tergabung dalam OSPF akan memiliki informasi state yang
lengkap dan penuh dalam database statenya. Fase ini disebut dengan istilah Full
state. Sampai fase ini proses awal OSPF sudah selesai, namun database state
tidak bisa digunakan untuk proses forwarding data. Maka dari itu, router akan
memasuki langkah selanjutnya, yaitu memilih rute-rute terbaik menuju ke suatu
lokasi yang ada dalam database state tersebut.
4)
Memilih Rute Terbaik untuk
Digunakan
Setelah informasi seluruh jaringan berada dalam
database, maka kini saatnya untuk memilih rute terbaik untuk dimasukkan ke
dalam routing table. Jika sebuah rute telah masuk ke dalam routing table, maka
rute tersebut akan terus digunakan. Untuk memilih rute-rute terbaik, parameter
yang digunakan oleh OSPF adalah Cost. Metrik Cost biasanya akan menggambarkan
seberapa dekat dan cepatnya sebuah rute. Nilai Cost didapat dari perhitungan
dengan rumus: Cost of the link = 108 /Bandwidth
Router OSPF akan menghitung semua cost yang ada
dan akan menjalankan algoritma Shortest Path First untuk memilih rute
terbaiknya. Setelah selesai, maka rute tersebut langsung dimasukkan dalam
routing table dan siap digunakan untuk forwarding data.
5)
Menjaga Informasi Routing
Tetap Upto-date
Ketika sebuah rute sudah masuk ke dalam routing
table, router tersebut harus juga me-maintain state database-nya. Hal ini
bertujuan kalau ada sebuah rute yang sudah tidak valid, maka router harus tahu
dan tidak boleh lagi menggunakannya.
Ketika ada perubahan link-state dalam jaringan,
OSPF router akan melakukan flooding terhadap perubahan ini. Tujuannya adalah
agar seluruh router dalam jaringan mengetahui perubahan tersebut.
Sampai di sini semua proses OSPF akan terus berulang-ulang.
Mekanisme seperti ini membuat informasi rute-rute yang ada dalam jaringan
terdistribusi dengan baik, terpilih dengan baik dan dapat digunakan dengan baik
pula.
6.
BGP
Border Gateway Protocol (BGP) merupakan salah satu jenis routing
protokol yang digunakan untuk koneksi antar Autonomous System (AS), dan salah
satu jenis routing protokol yang banyak digunakan di ISP besar (Telkomsel)
ataupun perbankan. BGP termasuk dalam kategori routing protokol jenis Exterior
Gateway Protokol (EGP).
Dengan adanya EGP, router dapat melakukan pertukaran rute dari dan
ke luar jaringan lokal Auotonomous System (AS). BGP mempunyai skalabilitas yang
tinggi karena dapat melayani pertukaran routing pada beberapa organisasi besar.
Oleh karena itu BGP dikenal dengan routing protokol yang sangat rumit dan
kompleks.
Gambar 3.15 BGP
a.
Karakteristik BGP
Menggunakan algoritma routing distance
vektor.Algoritma routing distance vector secara periodik menyalin table routing
dari router ke router. Perubahan table routing di update antar router yang
saling berhubungan pada saat terjadi perubahan topologi. Digunakan antara ISP
dengan ISP dan client-client. Digunakan untuk merutekan trafik internet antar
autonomous system. BGP adalah Path Vector routing protocol.Dalam proses
menentukan rute-rute terbaiknya selalu mengacu kepada path yang terbaik dan
terpilih yang didapatnya dari router BGP yang lainnya. Router BGP membangun dan
menjaga koneksi antar-peer menggunakan port nomor 179. Koneksi antar-peer
dijaga dengan menggunakan sinyal keepalive secara periodik. Metrik (atribut)
untuk menentukan rute terbaik sangat kompleks dan dapat dimodifikasi dengan
fleksibel. BGP memiliki routing table sendiri yang biasanya memuat
prefiks-prefiks routing yang diterimanya dari router BGP lain.
b.
Mengapa BGP?
BGP memiliki kemampuan untuk mengontrol dan
mengatur trafik-trafik dari sumber berbeda di dalam network multi-home
(tersambung ke lebih dari 1 ISP/Internet Service Provider). Tujuan utama BGP
adalah untuk memperkenalkan kepada publik di luar network (upsteram provider
atau peer) tentang rute atau porsi spasi address yang dimiliki dengan “meminta
izin” membawa data ke suatu spasi address tujuan (meng-advertise). Salah satu
kelemahan yang mungkin dihadapi oleh BGP routing adalah ia mempublikasikan rute
yang tidak diketahui bagaimana cara mencapainya. Ini dinamakan black-holing, yaitu
melakukan advertise, atau meminta izin untuk membawa data, tetapi beberapa
bagian spasi address adalah milik orang lain, akibatnya proses advertise malah
menyulitkan.
c.
Internet tanpa BGP
Kemungkinan yang harus ditempuh tanpa
melibatkan BGP ke provider:
1)
Harus membuat rute default ke
upstream provider, dan semua paket non-lokal diantarkan melalui interface yang
ditetapkan oleh rute tersebut.
2)
Provider akan menerapkan
rute-rute statis ke network kita, dan mendistribusi ulang rute tersebut melalui
IGP mereka. Dari IGP, selanjutnya bisa juga diredistribusikan ke BGP.
3)
Dengan BGP, provider akan
memberi kita semua rute yang mereka miliki, dan berusaha “mendengarkan” setiap
announcement rute-rute yang kita miliki untuk kemudian meredistribusikannya ke
peer-peer atau customer tujuan.
d.
Hubungan BGP Neighbor
Arisitektur Internet sebenarnya tersusun atas
AS-AS yang saling terkoneksi. Router yang berkomunikasi langsung melalui BGP
dikenal sebagai BGP speaker. Beberapa BGP speaker dapat ditempatkan pada AS
yang sama atau AS yang berbeda. Dalam masing-masing AS ini, BGP speaker
berkomunikasi satu sama lain untuk melakukan pertukaran informasi reachabilitas
network berdasarkan set-set policy yang dibangun dalam AS-AS.
e.
Beberapa Versi BGP
1)
BGP versi 1
a)
Ukuran message 8 – 1024 byte.
b)
Terdapat 8 bit field
Direction yang menandkan arah yang diambil oleh informasi routing.
c)
Lima kemungkinan field
Direction: Up, Down, Horizontal, EGP-derived information, Incomplete
2)
BGP versi 2
a)
Ukuran message 19 – 4096
byte.
b)
Menghilangkan konsep up, down,
dan horizontal di antara AS-AS
c)
Menambahkan konsep
path-attribute.
3)
BGP versi 3
a)
Ukuran message 19 – 4096 byte
b)
Mengklarifikasi prosedur
pendistribusian rute-rute BGP di antara speaker-speaker dalam sebuah AS.
c)
Meningkatkan restriksi
terhadap penggunaan path attribute Next-hop
4)
BGP versi 4
a)
Ukuran message 19 – 4096
byte.
b)
Path atribute AS telah
dimodifikasi sehingga set AS-AS dapat digambarkan sebagaimana AS individual.
c)
Inter-AS Metric path
attribute telah didefinisikan ulang sebagai Multi-Exit Discriminator path
attribute.
d)
Local preference path
attribute ditambahkan.
e)
Aggregator path attribute
ditambahkan.
f)
Dukungan untuk CIDR
(Classless Inter Domain Routing)
f.
Ringkasan Operasi BGP
Saat sebuah router BGP baru dibangun, peer-peer
BGP dengan sendirinya melakukan pertukaran tabel routing yang mereka miliki,
setelah itu peer-peer mengirim notifikasi atau pemberitauan berkaitan dengan
perubahan yang terjadi pada tabel routing. Update message memberi informasi
peer BGP hanya untuk satu path. Bila perubahan yang timbul mempengaruhi banyak
path, maka multiupdate, message perlu dikirim.
Setelah BGP menghimpun update-update routingnya
dari beragam AS, protokol akan membuat keputusan untuk mengambil path spesifik
untuk masing-masing rute tujuan. Biasanya hanya satu path yang dibutuhkan untuk
mencapai satu tujuan. BGP menggunakan atribut path (path attribute) yang
dilepas kepadanya melalui update message agar bisa menentukan satu path terbaik
bagi setiap tujuan.
Ada dua bentuk sistem koneksi transport
protocol yang penting dimengerti. Mereka saling bertukar pesan (message) untuk
membuka dan mengkonfirmasi parameter-parameter koneksi. Alur data awal yang
dihasilkan tidak lain berupa keseluruhan tabel routing BGP, yang selanjutnya
beberapa update penambahan dikirim sebagai perubahan pada tabel routing. BGP
dalam hal ini tidak menuntut refresh secara periodik atas keseluruhan tabel
routing. Oleh karena itu, BGP speaker harus memelihara versi terkini
keseluruhan tabel routing BGP dari semua peer-nya selama durasi koneksi
tertentu.
Pesan KeepAlive dikirim secara periodik untuk
memastikan kelancaran koneksi. Pesan Notification dikirim untuk merespon adanya
error atau kondisi-kondisi khusus yang terjadi. Jika sebuah koneksi menemukan
sebuah error, pesan Notification segera dikirim dan koneksi pun ditutup.
g.
Perangkat Hardware &
Software untuk Komunikasi BGP
Perlengkapan yang dibutuhkan adalah router
komersial seperti Cisco router dan Bay router atau klon-klon PC yang
menjalankan Linux, BSD, atau varian Unix lainnya dibantu dengan program yang
dinamakan gated untuk memanage BGP.
h.
eBGP vs iBGP
BGP mensupport dua tipe pertukaran informasi
routing:
1)
Pertukaran di antara AS-AS
yang berbeda (external BGP atau eBGP)
2)
Pertukaran dalam satu AS
tunggal (internal BGP atau iBGP)
Sebuah sistem BGP berbagi informasi
reachabilitas network dengan sistem-sitem BGP berdekatan lainnya yang dikenal
dengan neighbor atau peer. Sistem BGP tersusun atas grup-grup (groups). Dalam
sebuah grup BGP internal, semua peer anggota grup (internal peer) berada dalam
AS yang sama. Grup internal menggunakan rute-rute dari IGP untuk memutuskan
penyampaian atau forwarding address-adress. Mereka juga menyebarkan rute-rute
eksternal di antara router-router internal lain yang menjalankan BGP internal,
menghitung next hop dengan mengambil hop BGP yang diterima dengan rute, lalu
memutuskannya menggunakan informasi yang diperoleh dari salah satu IGP.
eBGP dan iBGP saling berbagi protokol level
dasar yang sama untuk bertukar rute dan juga berbagi algoritma. Namun eBGP
digunakan untuk bertukar rute di antara AS yang berbeda, sedang iBGP digunakan
untuk bertukar rute di antara AS yang sama. Dalam faktanya, iBGP termasuk salah
satu “interior routing protocol” yang dapat digunakan untuk melakukan routing
aktif dalam sebuah network.
Perbedaan utama eBGP dan iBGP adalah bahwa eBGP
tidak bosan-bosannya mencoba meng-advertise setiap rute BGP yang diketahui ke
semua orang sehingga mungkin harus digunakan filter untuk menghentikannya.
Sedang iBGP pada dasarnya cukup sulit bekerja karena iBGP tidak meredistribusi
rute-rute. Speaker iBGP dalam lingkungan network harus melakukan peer dengan
semua speaker iBGP lain untuk membuatnya dapat bekerja (routing mesh).
i.
AS Number (ASN)
ASN merupakan nomor unik yang
mengidentifikasikan AS-AS. Nomor ini diatur oleh ARIN (Autonomous Number from
The American Registry for Internet Numbers). Kondisi yang harus dipenuhi untuk
mendapatkan nomor AS:
1)
Unique Routing Policy
2)
Multi-homed Site
j.
AS-Path
Setiap kali sebuah rute disebarkan melalui BGP,
ia akan diberi ‘perangko’ dengan sebuah nomor AS (AS number) dari router yang
menyelenggarakannya. Rute ini bergerak dari satu AS ke AS lain sehingga
membentuk sebuah alur atau path (AS-Path). Kegunaan AS-Path:
1)
Memberikan penelusuran
diagnostik terhadap routing dalam sebuah network.
2)
Merupakan salah satu nomor
metric yang menetapkan bagimana rute-rute yang “didengar” melalui BGP
dimasukkan ke dalam tabel routing IP.
3)
Memungkinkan untuk melakukan
routing policy, misalkan ketika kita ingin mengambil rute tertentu.
k.
BGP Message
1)
Open: untuk membuat koneksi
BGP di antara 2 sistem BGP
2)
Update: untuk melakukan
pertukaran informasi reachabilitas network.
3)
KeepAlive: untuk menetapkan
apakah sebuah link atau host fail atau tidak lagi eksis.
l.
Notification: dikirim ketika
kondisi error terdeteksi; menyebabkan sesi BGP dan koneksi TCP di antara
sistem-sistem BGP akan ditutup.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pengertian Router adalah perangkat jaringan
yang berfungsi untuk menghubungkan beberapa jaringan atau network, baik
jaringan yang menggunakan teknologi sama atau yang berbeda, misalnya
menghubungkan jaringan topologi Bus, topologi Star atau topologi Ring. Routing
adalah proses bagaimana router melewatkan paket ke jaringan yang dituju.
Routing protokol adalah komunikasi yang digunakan antar router-router. Routing
protokol mengijinkan satu router untuk sharing informasi dengan router-router
lain berdasarkan jaringan yang ia ketahui dan jalur terbaik ke jaringan
tersebut. Algoritma routing dapat diklasifikasikan sebagai satu dari dua
kategori, distance vector atau link-state.
B.
Saran
Routing sangat vital peranannya dalam menunjang
kestabilan jaringan. Routing merupakan proses menentukan rute terbaik untuk
setiap transfer paket atau data pada jaringan. Pemilihan jenis routing yang
harus ditentukan berdasarkan cakupan jaringannya.
Kepada pembaca makalah ini kami harapkan
kritikkan dan saran, guna untuk meningkatkan kualitas makalah serupa
kedepannya.Semoga makalah ini dapat menambah wawasan bagi para pembaca makalah
ini, semoga kedepannya makalah ini dapat lebih baik lagi. Kita anak bangsa
mulailah belajar dari hal kecil agar tidak gagap teknologi. Sekian terima
kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Anggara, Arhie., 2013., Makalah Router.
http://arhieana.blogspot.com/2013/03/makalah-router.html. Diakses tanggal 20
Maret 2014.
Anonymous., 2010., Jurnal Algoritma Routing.
http://javaneze2land.wordpress.com/2010/10/22/jurnal-algoritma-routing/.
Diakses tanggal 20 Maret 2014.
Anonymous., 2011., Jenis-jenis Routing.
http://kepuyuh.wordpress.com/2011/04/07/static-routing-dan-dynamic-routing/.
Diakses tanggal 21 Maret 2014.
Anonymous., 2012., Pengertian, Kelemahan dan Kelebihan Static
Routing.
http://tutorial-mj.blogspot.com/2012/12/pengertian-kelemahan-dan-kelebihan.html.
Diakses tanggal 21 Maret 2014.
Anonymous., 2013., Algoritma Routing.
http://aa12650204236.wordpress.com/2013/12/30/algoritma-routing/. Diakses
tanggal 20 Maret 2014.
Anonymous., 2013., OSPF.
http://mari-belajari-lmu-komputer.blogspot.com/2013/01/ospf.html. Diakses
tanggal 21 Maret 2014.
Anonymous., 2013., Penjabaran Router Lengkap.
http://big-abq-things.blogspot.com/2013/12/penjabaran-router-lengkap.html.
Diakses tanggal 20 Maret 2014.
Aonymous., 2013., Sekilas Teori Dynamic Routing.
http://myconfigure.blogspot.com/2013/11/sekilas-teori-dynamic-routing.html.
Diakses tanggal 21 Maret 2014.
Cambodiani, Yunarsiasti., 2013., Retrieved from EIGRP (Enhanced
Interior Gateway Routing Protocol).
Kholik, Burhanuddin., 2013., RIP Versi 2.
http://burhanudinkholik.blogspot.com/2013/05/rip-versi-2.html. Diakses tanggal
21 Maret 2014.
Nugraha, Aldino Septa ., 2009., Pengertian RIP (Routing Information
Protocol).
http://alditob2000.wordpress.com/2009/12/16/pengertian-rip-routing-information-protocol/.
Diakses tanggal 21 Maret 2014
Nugraha, Firman Setya., 2013 ., Protokol IGMP. Retrieved form
http://ilmukomputer.org/wp-content/uploads/2013/02/Protocol-IGMP.pdf.
SanTekno., 2013., BGP (Border Gateway Protocol).
http://santekno.blogspot.com/2013/01/bgp-border-gateway-protocol.html. Diakses
tanggal 21 Maret 2014.
Teguh, Firman., 2013., Tabel Routing.
http://indopiece.blogspot.com/2013/05/tabel-routing.html. Diakses tanggal 20
Maret 2014.
Wayne, James., 2009., Latar Belakang Perlunya Sebuah Router.
http://foruminspirasi.wordpress.com/2009/12/16/latar-belakang-perlunya-sebuah-router/.
Diakses tangal 20 Maret 2014.
Yuli., 2010., Link State Routing.
http://yuli-octa28.blogspot.com/2010/05/link-state-routing.html. Diakses
tanggal 20 Maret 2014.
1xbet korean - Legalbet
BalasHapus1xbet korean. 1xbet korean 1xbet. 1xbet. 1xbet. 1xbet. งานออนไลน์ 1xbet. 1xbet. 1xbet. 1xbet. 1xbet. 1xbet. 1xbet. 1xbet. 1xbet. deccasino 1xbet. 1xbet. 1xbet. 1xbet.